Digempur Water Bombing, Titik Panas di Riau Teratasi  

Reporter

Selasa, 30 Agustus 2016 23:00 WIB

Api membakar pepohonan dan semak belukar ketika terjadi kebakaran lahan di Desa Kualu, Kampar, Riau, 14 Agustus 2016. Sejak sepekan terakhir titik panas (hot spot) di Provinsi Riau terus mengalami peningkatan. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menambah dua helikopter water bombing untuk menanggulangi kebakaran hutan dan lahan di Riau. Total ada lima helikopter water bombing yang dikerahkan BNPB, yang terdiri atas dua unit helikopter jenis MI-171, MI-8 Sikorsky S61, dan Bolcow 105.

Selain itu, ada dua pesawat air tractor water bombing dan satu pesawat CASA TNI AU untuk memnikin hujan buatan. “Satuan petugas (satgas) udara terus menggempur hotspot kebakaran hutan dan lahan dari udara dan menyemai awan-awan potensial yang menjadi hujan,” ujar Kepala BNPB Willem Rampangilei dalam keterangan tertulisnya pada Selasa, 30 Agustus 2016.

Willem mengatakan 800 kilogram garam dapur (NaCl) telah ditebarkan ke awan-awan potensial di ketinggian 9.500 kaki di atas daerah Pelawan, Siak, dan Pekanbaru. Total, ada 40 ton garam dapur digunakan untuk hujan buatan di Riau. Saat ini masih tersedia 9,5 ton garam dapur untuk hujan buatan.

Baca Juga: Satelit Deteksi 288 Titik Panas Kebakaran Hutan dan Lahan

Satgas darat dari TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni, Damkar, Basarnas, Masyarakat Peduli Api, dan relawan terus memadamkan api di darat. Willem berujar, untuk memperkuat satgas darat, telah datang bantuan dua Satuan Setingkat Kompi 200-300 personel dari Kodam I Bukit Barisan. “Mereka akan diperbantukan untuk memadamkan api dan menjaga wilayah-wilayah yang rawan dibakar,” katanya.

Setelah sejumlah upaya intensif dilakukan, Willem menuturkan hasil yang didapat signifikan. Hutan dan lahan yang terbakar di Tanah Putih dan Pujud Kabupaten Rokan Hilir telah padam. Secara umum, kebakaran berhasil dipadamkan. Ddari pengamatan visual, masih ditemukan asap yang sangat tipis keluar dari lahan bercampur uap air. “Udara secara umum cerah.”

Hasil serupa ditunjukkan pantauan satelit MODIS dari NASA pada Selasa sore, sekitar pukul 16.30 WIB, yang menyebutkan di Riau hanya terdeteksi satu hotspot. Kualitas udara juga berkisar mulai baik hingga sedang. “Sudah tidak ada kualitas udara yang tidak sehat seperti sebelumnya,” ujar Willem.

Simak: Deteksi Kebakaran Hutan, Sinar Mas Siapkan Menara Thermal

Jarak pandang di Pekanbaru 7 kilometer, Rengat 9 kilometer, Dumai 6 kilometer, dan Pelalawan 10 kilometer. Hujan juga dilaporkan terjadi di banyak tempat, yaitu Pekanbaru, Rengat, Bengkalis, Kampar, dan lainnya.

Meski demikian, BNPB tetap mengingatkan masyarakat waspada. Sebab, ancaman masih akan berlangsung hingga September. “Saya tetap arahkan agar jangan lengah. Tetap maksimalkan kekuatan untuk kegiatan patroli dan pengawasan serta pemadaman secara dini.”

GHOIDA RAHMAH

Berita terkait

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

6 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

14 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

39 hari lalu

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

42 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

43 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

43 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

44 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

Regulasi dinilai penting karena akan mempengaruhi perumusan program dan anggaran penanganan kebakaran.

Baca Selengkapnya

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

44 hari lalu

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

Saat banyak wilayah di Indonesia masih dilanda bencana banjir, pemerintah pusat telah menggelar rapat koordinasi khusus kebakaran hutan dan lahan.

Baca Selengkapnya

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

48 hari lalu

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

56 hari lalu

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya