Menteri Tjahjo: Deadline PerekamanE-KTP Bisa Mundur

Reporter

Senin, 29 Agustus 2016 16:36 WIB

Plt Ketua KPU Hadar Nafiz Gumay menyaksikan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, mencoba alat sistem biometrik E-KTP berfungsi sebagai sistem pengendalian keamanan paling tinggi terhadap pemalsuan, penggandaan, biodata penduduk, seusai penyerahan Daftar Penduduk Pemilih Potensial Pemilihan (DP4) dan daftar Agregat Kependudukan per Kecamatan (DAK2) dari Kemendagri kepada KPU, di Gedung Komisi Pemilihan Umum Jakarta, 14 Juli 2016. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumulo mengungkapkan bahwa tenggat perekaman data e-KTP, pada 30 September, tidak akan bersifat tetap. Dengan kata lain, tenggat itu masih bisa berubah tergantung kondisi.

"Sama seperti pemred (pemimpin redaksi) menugasi reporter, kalau pas deadline enggak selesai tulisannya, ya, mundur. Enggak masalah," ujar Tjahjo di kompleks Istana Kepresidenan, Senin, 29 Agustus 2016.

Sebagaimana diketahui, dalam beberapa pekan terakhir, soal batas waktu perekaman e-KTP pada 30 September nanti terus disosialisasi. Hal itu untuk melihat peluang menggunakan e-voting pada Pemilihan Umum 2019. Berdasarkan data sejauh ini, ada sekitar 22 juta penduduk yang belum merekam data e-KTP.

Tjahjo menjelaskan lagi bahwa deadline perekaman dibuat untuk mendorong antusiasme masyarakat saja. Pemikirannya, jika tidak didesak dengan deadline, masyarakat akan terus menunda melakukan perekaman e-KTP.

Baca: Rawan Disalahgunakan, Website Cek E-KTP Diblokir

Bekas Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu berkata strategi deadline tersebut sejauh ini berhasil. Antusiasme masyarakat terpantau besar karena sejak subuh sudah ada yang antre merekam data e-KTP.

Antusiasme tersebut, kata Tjahjo, selanjutnya juga akan direspons dengan mengintensifkan sosialisasi dan jemput bola perekaman e-KTP. Dengan begitu, antusiasme untuk segera merekam e-KTP itu juga terdukung.

"Seperti di Surabaya, Bu Risma menugasi petugas datang, jemput bola ke RT-RW. Enggak usah jauh-jauh, di Jakarta juga masih ada 200 ribu yang belum merekam," ucapnya.

Selain mengatakan deadline perekaman data e-KTP fleksibel, Tjahjo menyampaikan kabar bahwa blangko e-KTP habis itu tidak benar. Ia mengatakan saat ini masih tersedia 4,8 juta blangko.

"Kalau di kecamatan dan kelurahan tidak ada blangko, ya, seharusnya mereka yang proaktif datang ke Dukcapil (Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil). Masak Kemendagri (Kementerian Dalam Negeri) yang harus turun ke kelurahan? Kan ada gubernur, bupati, wali kota," ujarnya.

ISTMAN MP

Berita terkait

Pendaftaran IPDN Dibuka, Apa Saja Syarat dan Berkas Administrasinya?

8 hari lalu

Pendaftaran IPDN Dibuka, Apa Saja Syarat dan Berkas Administrasinya?

Institut Pemerintahan Dalam Negeri atau IPDN merupakan salah satu perguruan tinggi kedinasan yang banyak diminati selain STAN.

Baca Selengkapnya

Dukcapil DKI Jakarta Akan Nonaktifkan 92. 493 NIK Warga, Begini Cara Cek Status NIK Anda

11 hari lalu

Dukcapil DKI Jakarta Akan Nonaktifkan 92. 493 NIK Warga, Begini Cara Cek Status NIK Anda

Kepala Dinas Dukcapil DKI Jakarta mengajukan penonaktifan terhadap 92.493 NIK warga Jakarta ke Kemendagri pekan ini

Baca Selengkapnya

Irjen Kemendagri Minta Pemda Lakukan Operasi Pasar

49 hari lalu

Irjen Kemendagri Minta Pemda Lakukan Operasi Pasar

Tomsi Tohir berpesan kepada pemda jangan sampai hingga mendekati perayaan Idulfitri, harga komoditas, khususnya beras, belum terkendali

Baca Selengkapnya

AHY Beri Penghargaan untuk Dirjen Dukcapil

55 hari lalu

AHY Beri Penghargaan untuk Dirjen Dukcapil

Ditjen Dukcapil menyediakan database kependudukan dalam aplikasi komputerisasi kegiatan pertanahan.

Baca Selengkapnya

Mendagri Ingatkan Peran Dukcapil Sangat Penting untuk Bangsa

28 Februari 2024

Mendagri Ingatkan Peran Dukcapil Sangat Penting untuk Bangsa

Data kependudukan sangat berguna untuk membuat analisis yang detil dalam perencanaan pembangunan

Baca Selengkapnya

Pemda Diminta Koordinasi dengan Bulog Bantu Salurkan Beras SPHP

26 Februari 2024

Pemda Diminta Koordinasi dengan Bulog Bantu Salurkan Beras SPHP

Penyaluran beras SPHP dimaksimalkan sebanyak 200 ribu ton per bulan untuk periode Januari-Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Korupsi IPDN, Eks Pejabat Kemendagri Dudy Jocom Dituntut 5 Tahun

22 Februari 2024

Korupsi IPDN, Eks Pejabat Kemendagri Dudy Jocom Dituntut 5 Tahun

Dudy Jocom dituntut 5 tahun penjara dalam kasus korupsi pembangunan tiga kampus IPDN di Riau, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan

Baca Selengkapnya

Stafsus Mendagri Hoiruddin Hasibuan Dikukuhkan Jadi Guru Besar Unissula

7 Februari 2024

Stafsus Mendagri Hoiruddin Hasibuan Dikukuhkan Jadi Guru Besar Unissula

Guru besar memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan kualitas pengabdian kepada bangsa dan negara Indonesia

Baca Selengkapnya

Mahkamah Konstitusi Kabulkan Gugatan Masa Jabatan Kepala Daerah, Kuasa Hukum: Langsung Berlaku

23 Desember 2023

Mahkamah Konstitusi Kabulkan Gugatan Masa Jabatan Kepala Daerah, Kuasa Hukum: Langsung Berlaku

Mahkamah Konstitusi memutuskan kepala daerah yang terpilih pada 2018 dan dilantik pada 2019 tetap menjabat hingga 2024.

Baca Selengkapnya

Tidak Ikut RDP, DPR Anggap KPU Main-main

20 November 2023

Tidak Ikut RDP, DPR Anggap KPU Main-main

"Bisa terkesan ketidakhadiran ini, KPU tidak serius menghadapi Pemilu 2024. Ketidakseriusan itu ditampakkan pada hari ini," kata angota Komisi II DPR.

Baca Selengkapnya