Buruh Migran Indonesia Ini Akan Berpidato di Konferensi PBB

Reporter

Sabtu, 27 Agustus 2016 15:42 WIB

Enni Lestari. (dokumen pribadi)

TEMPO.CO, Malang - Seorang aktivis buruh migran asal Indonesia bernama Eni Lestari akan berpidato dalam sesi pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Migran dan Pengungsi (High Level Summit on Migrant’s and Refugees) ke-71 di kantor pusat PBB di New York, Amerika Serikat, pada 19 September 2016.

Koordinator Jaringan Buruh Migran Indonesia (JBMI) di Jakarta, Marjenab mengatakan, Eni Lestari adalah tenaga kerja wanita Indonesia yang bekerja di Hong Kong dan saat ini mengetuai International Migrant’s Aliance (IMA). Dia menjadi salah satu dari tiga pembicara kunci dalam pembukaan KTT PBB bulan depan. Dua pembicara lagi berasal dari Iran dan Belanda.

Eni akan berpidato di hadapan sekitar 1.900 hadirin, yang terdiri dari kepala negara, menteri, pemimpin PBB, masyarakat sipil, sektor swasta, organisasi internasional, dan akademisi.

“Dia akan memaparkan buruknya kondisi buruh migran dunia di depan masyarakat dunia. Eni takkan menyuarakan aspirasi buruh migran Indonesia saja, melainkan menyuarakan buruh migran sedunia di kantor pusat PBB di New York,” kata Marjenab kepada Tempo, Sabtu, 27 Agustus 2016.

Menurut Marjenab, tampilnya Eni di forum PBB menjadi kebanggaan bangsa Indonesia, sekaligus evaluasi bagi Pemerintah Indonesia untuk lebih serius memperhatikan dan bertindak nyata untuk melindungi, serta meningkatkan harkat dan martabat para pekerja Indonesia di luar negeri.

Eni mengaku sangat bersyukur bisa mewakili bisa tampil dalam KTT PBB. Perempuan kelahiran Kediri, Jawa Timur, ini mengaku sudah terlibat dalam gerakan masyarakat sipil dunia dalam tiga-empat tahun terakhir. Namun, keterlibatan Eni dalam gerakan advokasi buruh migran internasional dimulai sejak dia IMA—aliansi formal buruh migran yang lahir di Hong Kong pada 2008.

Saat ini IMA beranggotakan 120 organisasi buruh migran dari 19 negara di Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Melalui IMA, Eni dan kawan-kawan ingin mengoordinasikan gerakan buruh migran global yang antiimperialisme, sekaligus merespons fenomena migrasi yang semakin masif dan massal. Mereka ingin memperjuangkan hal-hal yang fundamental bagi buruh migran, seperti hak untuk tinggal, hak untuk bekerja, dan bahkan hak untuk berpindah-pindah pekerjaan.

“Target jangka panjangnya memperjuangkan, memperkuat, dan mengangkat hak-hak dan suara buruh migran pada tingkatan global, semisal melobi PBB dan ILO (Organisasi Buruh Internasional bentukan PBB). Alhamdulillah, kerja keras kami mulai menampakkan hasilnya September nanti,” kata Eni kepada Tempo.

Perempuan yang usianya hampir 40 tahun ini sangat bersyukur. Konferensi nanti, kata dia, merupakan wujud aksi nyata pertama PBB untuk merancang sikap bersama yang lebih baik dalam menyikapi krisis migran dan pengungsi yang sedang berlangsung di dunia. Keterbukaan PBB menerima pembicara yang berasal dari buruh migran juga sebuah kemajuan karena selama ini suara buruh migran selalu diwakili oleh pihak yang bukan buruh migran.

“Buruh migran bisa menjelaskan persoalan yang dialami langsung dan juga solusi konkret yang diinginkan,” ujar perempuan yang menjadi tenaga kerja wanita di Hong Kong sejak 1999 itu.

Menurut Eni, IMA mulai melobi PBB untuk memasukkan isu migran dan pengungsi sejak tiga-empat tahun terakhir jelang berakhirnya Tujuan Pembangunan Milenium atau Millennium Development Goals (MDGs), yakni Deklarasi Milenium yang ditandatangani kepala negara dan perwakilan dari 189 negara PBB dan mulai dijalankan pada September 2000. Namun, MDGs yang diakhiri PBB pada 2015 sama sekali tidak memasukkan isu migran.

IMA terus melobi PBB untuk memasukkan isu migran ke tujuan pembangunan global kelanjutan MDGs, yakni tujuan pembangunan global kelaTujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs), yang dicanangkan pada 17 September 2015—bersamaan dengan penutupan MDGs.

Usaha IMA pun berhasil: isu migran masuk dalam dokumen 17 tujuan SDGs. Tujuh belas tujuan ini terbagi menjadi 169 target dan sekitar 300 indikator kesuksesan SDGs. Ukuran atau indikator SDGs disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing negara.

Sekadar tambahan, selain memimpin IMA, Eni Lestari juga menjadi pengurus JBMI, koordinator Persatuan Buruh Migran Indonesia Tolak Overcharging (PILAR), juru bicara Asian Migrant’s Coordinating Body (AMCB), serta aktif menyuarakan persoalan dan tuntutan buruh migran di tingkat nasional, regional, dan internasional.

ABDI PURMONO

Berita terkait

Debat Capres Soal Ketenagakerjaan Prabowo Setuju Anies Baswedan, Begini Respons Aktivis Pekerja Migran Indonesia

5 Februari 2024

Debat Capres Soal Ketenagakerjaan Prabowo Setuju Anies Baswedan, Begini Respons Aktivis Pekerja Migran Indonesia

"Pemerintah tak mampu bekerja sendiri memberikan perlindungan terhadap PMI baik dari hulu ke hilir," kata Maizidah Salas aktivis PMI usai debat capres

Baca Selengkapnya

Aturan Impor Barang Pekerja Migran Diteken, Kemenkeu Jelaskan Latar Belakangnya

12 Desember 2023

Aturan Impor Barang Pekerja Migran Diteken, Kemenkeu Jelaskan Latar Belakangnya

Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kemenkeu, Askolani menjelaskan latar belakang terbitnya aturan itu, yakni karena Pekerja Migran Indonesia mempunyai kontribusi signifikan terhadap perekonomian.

Baca Selengkapnya

Kisah Anak Pekerja Migran Indonesia di Malaysia Raih Beasiswa, Ingin Bawa Orang Tua Pulang

16 Oktober 2023

Kisah Anak Pekerja Migran Indonesia di Malaysia Raih Beasiswa, Ingin Bawa Orang Tua Pulang

Kemendikbudristek memberikan beasiswa bagi anak-anak pekerja migran Indonesia.

Baca Selengkapnya

Inpres Tata Kelola Pekerja Migran Akan Disusun, Menaker: Merinci Tugas Kementerian sampai Desa

28 September 2023

Inpres Tata Kelola Pekerja Migran Akan Disusun, Menaker: Merinci Tugas Kementerian sampai Desa

Pemerintah segera menyusun instruksi presiden (inpres) yang berisi perbaikan tata kelola penempatan dan pelindungan pekerja migran.

Baca Selengkapnya

Bea Cukai Jatim Bongkar Modus Penyelundupan Narkotika Senilai Rp 96,6 Miliar

13 September 2023

Bea Cukai Jatim Bongkar Modus Penyelundupan Narkotika Senilai Rp 96,6 Miliar

Ditjen Bea Cukai (DJBC) Kanwil Jawa Timur membongkar modus-modus penyelundupan barang jenis Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor (NPP) ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

7 Juta Pekerja Migran di ASEAN, Menaker: Berdampak Besar bagi Perekonomian dan Kemajuan Kawasan

9 September 2023

7 Juta Pekerja Migran di ASEAN, Menaker: Berdampak Besar bagi Perekonomian dan Kemajuan Kawasan

Menaker Ida Fauziyah menyampaikan bahwa Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-43 menghasilkan dua dokumen penting di bidang ketenagakerjaan.

Baca Selengkapnya

Tanda Tanya Kajian Amdal Proyek IKN

30 Juni 2023

Tanda Tanya Kajian Amdal Proyek IKN

Pemerintah menolak membuka informasi tentang kajian lingkungan atau Amdal proyek ibu kota negara atau IKN.

Baca Selengkapnya

Pengiriman Buruh Migran Ilegal ke Timur Tengah Melonjak di Masa Moratorium

3 Juni 2023

Pengiriman Buruh Migran Ilegal ke Timur Tengah Melonjak di Masa Moratorium

Pengiriman buruh migran ke Timur Tengah tetap tinggi meski dalam masa moratorium sejak 2015.

Baca Selengkapnya

Bareskrim Sebut Total WNI Korban TPPO ke Myanmar Bertambah Jadi 25 Orang

16 Mei 2023

Bareskrim Sebut Total WNI Korban TPPO ke Myanmar Bertambah Jadi 25 Orang

Bareskrim menyatakan 5 korban terakhir TPPO ke Myanmar telah berhasil diamankan di KBRI Bangkok.

Baca Selengkapnya

Ramai soal Penyekapan WNI di Myanmar, Migrant Care Catat Ada 200 Kasus Serupa di 2022

6 Mei 2023

Ramai soal Penyekapan WNI di Myanmar, Migrant Care Catat Ada 200 Kasus Serupa di 2022

Migrant Care menduga kasus penyekapan 20 WNI di Myanmar hanyalah sekelumit dari kasus serupa yang terjadi kepada buruh migran

Baca Selengkapnya