Si Gentong, Sapi Kurban Asal Gunung Kidul Laku Rp 100 Juta
Editor
Muhammad Iqbal
Sabtu, 27 Agustus 2016 06:00 WIB
TEMPO.CO, Gunung Kidul - Menjelang perayaan Hari Raya Idul Adha pada 12 September 2016, pasar penjualan sapi mulai di berbagai daerah mulai marak. Termasuk di Gunung Kidul, Yogyakarta. Daerah ini termasuk salah satu pemasok sapi untuk kurban.
Si Gentong misalnya, sapi berbobot 1,3 ton ini sudah terjual dengan harga Rp 100 juta. Sapi jenis limousin itu rencananya akan dibawa ke Depok, Jawa Barat. “Pak Haji Rokhim dari Yayasan Masjid Terminal yang beli,” kata Parwoto, 46 tahun, perawat dan pemelihara Gentong, Kamis 25 Agustus 2016.
Parwoto mengatakan sebelum Haji Rokhim, sudah ada tujuh orang yang menawar sapi yang punya tinggi 1,5 meter itu. Ada yang menawar Rp 80 juta. “Ya saya kan lihat tawaranya berapa, sesuai enggak sama sapinya,” katanya.
Si pemilik sapi, Didik Hendra mengatakan si Gentong merupakan sapi terakhir yang berhasil ia jual menjelang Idul Adha. Semula, ada 28 sapi yang ia pelihara di kandangnya di Dukuh Duwet, Desa Karangwuni, Kecamatan Rongkop, Gunung Kidul. Berbeda dengan si Gentong, sapi-sapi lainnya hanya punya berat separuhnya, yakni 500 kilogram. “Harganya 50 jutaan,” kata Didik.
Didik bercerita si Gentong ia pelihara sejak dua tahun lalu satelah membelinya dari peternak lain. Saat itu masih berupa anakan berusia dua tahun dengan berat 500 kilogram.
Menurut dia perawatan sapi jenis ini tidak begitu rumit. Setiap hari, Gentong diberi pakan ampas singkong sebanyak 30 kilogram dicampur dengan bekatul sebagai makanan pokoknya, dan satu ikat rumput gajah sebagai makanan pendamping. Selain rajin memberi pakan, Didik juga mengundang mantri kesehatan untuk mengecek kesehatan Gentong.
Si Gentong rencananya akan diangkut dari Gunung Kidul menuju Depok, Jawa Barat pada 2 September 2016 mendatang. Menurut Parwoto, jika tidak disembelih, si Gentong masih punya kemungkinan untuk bertambah bobotnya.
Setelah sapinya habis terjual, Didik belum punya rencana untuk berternak kembali. Dia berkata akan mengevaluasi bisnis sapinya. “Saya mau hitung untung ruginya dulu,” katanya.
Banyak penduduk yang tertarik melihat sapi yang harganya hampir setara mobil murah itu. Dewi, salah satu warga yang saat itu sedang ada di kandang mengatakan heran dengan kabar adanya sapi yang berbobot satu ton seharga 100 juta, “Pengen lihat, ternyata memang sapinya besar banget” katanya.
IQBAL | ZAQIYAH UTAMI