Ke Istana, Yasonna Mengaku Bahas Undang-Undang Pemilu

Reporter

Kamis, 25 Agustus 2016 18:06 WIB

Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly bersilaturahmi dengan keluarga besar karyawan di gedung Kemenkumham, Rasuna Said, Jakarta, 6 Juli 2016. TEMPO/Yohanes Paskalis

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly diam-diam datang ke Istana Kepresidenan. Masuk melalui kantor Menteri Sekretaris Negara, Yasonna diduga ingin menghindari wartawan. Meski begitu, awak media tetap berhasil mencegatnya.

Kepada awak media, Yasonna mengaku datang bukan untuk membahas revisi Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2012 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan. "Bukan, bukan soal PP (itu), tapi soal Undang-Undang Pemilu," katanya kepada wartawan di dekat kantor Menteri Sekretaris Negara, Kamis, 25 Agustus 2016.

Baca: Ini Langkah KPK Jika Pemerintah Ngotot Revisi PP Nomor 99

Sebagaimana diketahui, revisi Undang-Undang Pemilu sudah lama disampaikan kepada Istana Kepresidenan. Ia berharap revisi kali ini menjadi yang terakhir karena Presiden Joko Widodo tidak ingin ada revisi UU Pemilu tiap kali hendak memasuki musim pemilihan umum.

Pemerintah akan menyetorkan draf revisi UU Pemilu ke DPR. Revisi UU yang diajukan pemerintah melalui Kementerian Dalam Negeri ini merupakan penyempurnaan dari Undang-Undang tentang Pemilihan Anggota Legislatif, UU tentang Pemilihan Presiden, dan UU tentang Penyelenggaraan Pemilu.

Salah satu hal yang menjadi perhatian pemerintah dalam revisi ini adalah sistem pemilu yang nanti digunakan. Misalnya, kemungkinan Pemilu 2019 tak akan menggunakan sistem proporsional terbuka murni.

Sistem proporsional terbuka murni, seperti yang diterapkan pada Pemilu 2014, dianggap berakibat negatif pada partai politik. Sebab, sering terjadi perang di internal parpol untuk menentukan siapa yang akan didukung. Alhasil, parpol pun ringkih dan gampang diadu domba.

Sistem proporsional tertutup kembali dipertimbangkan, selain sistem gabungan proporsional terbuka dan tertutup. Dalam sistem kombinasi, partai politik diberikan hak otoritas untuk menentukan kader terbaiknya untuk diajukan sebagai calon anggota legislatif. Partai politik mengumumkan daftar caleg yang mereka usung kepada masyarakat. Caleg terpilih akan ditentukan berdasarkan nomor urut.

Selain soal sistem, pemerintah juga memberikan perhatian terhadap perkara prasyarat menjadi caleg. Ada wacana agar caleg dari kalangan artis atau non-parpol dipersulit pengajuannya karena dianggap tidak paham tugas pokoknya.

Yasonna melanjutkan bahwa masih banyak hal yang perlu dibahas dalam revisi UU Pemilu, tak terkecuali dua masalah di atas. Ia menyatakan hal ini akan dibahas lagi dengan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto. "Ini saya mau ke kantor Menkopolhukam," ujarnya singkat sebelum meninggalkan Istana Kepresidenan.

ISTMAN M.P.

Baca Juga:
Kementerian Hukum Bantah Revisi PP 99 Permudah Remisi Koruptor
Pengamat Prediksi PDIP Tak Usung Ahok, Ini Alasannya






Advertising
Advertising

Berita terkait

Menkumham Beri Remisi Lebaran 159.557 Narapidana, Bagaimana Aturan dan Siapa yang Berhak Mendapatkannya?

19 hari lalu

Menkumham Beri Remisi Lebaran 159.557 Narapidana, Bagaimana Aturan dan Siapa yang Berhak Mendapatkannya?

Menkumham berikan remisi khusus kepada 159.557 narapidana saat perayaan Idul Fitri 1445 H. Apa dasar hukum pemberian remisi ini?

Baca Selengkapnya

Remisi terhadap Koruptor Dinilai Bermasalah Setelah Pencabutan PP 99 Tahun 2012

21 hari lalu

Remisi terhadap Koruptor Dinilai Bermasalah Setelah Pencabutan PP 99 Tahun 2012

Eks Penyidik KPK Yudi Purnomo Harahap menilai remisi terhadap para koruptor lebih mudah setelah pencabutan PP 99 Tahun 2012 oleh Mahkamah Agung.

Baca Selengkapnya

159.557 Narapidana Dapat Remisi Khusus Idulfitri 1445 H, Negara Disebut Menghemat Uang Makan Rp 81,2 Miliar

21 hari lalu

159.557 Narapidana Dapat Remisi Khusus Idulfitri 1445 H, Negara Disebut Menghemat Uang Makan Rp 81,2 Miliar

Yasonna Laoly mengatakan remisi dan PMP merupakan wujud nyata dari sikap negara sebagai penghargaan kepada napi yang berkelakuan baik.

Baca Selengkapnya

Sengketa Kekayaan Intelektual 1.668 Kerat Gelas Berakhir Damai

23 hari lalu

Sengketa Kekayaan Intelektual 1.668 Kerat Gelas Berakhir Damai

Perusahaan terlapor menyerahkan alat cetak kerat gelas kepada perusahaan pelapor dan berjanji tidak akan mencetak dan menjual kerat gelas lagi.

Baca Selengkapnya

KPK Segera Keluarkan Sprindik Baru Eddy Hiariej, Ini Kilas Kasus Suap yang Seret Eks Wamenkumham

24 hari lalu

KPK Segera Keluarkan Sprindik Baru Eddy Hiariej, Ini Kilas Kasus Suap yang Seret Eks Wamenkumham

KPK segera terbitkan Sprindik baru Eddy Hiariej. Ini kilas balik dugaan kasus suap eks Wamenkumham dan saksi ahli tim Prabowo-Gibran di MK.

Baca Selengkapnya

Yassonna Laoly Rombak Jabatan di Kemenkumham: Reynhard Silitonga Jadi Irjen, Posisi Dirjen PAS Kosong

25 hari lalu

Yassonna Laoly Rombak Jabatan di Kemenkumham: Reynhard Silitonga Jadi Irjen, Posisi Dirjen PAS Kosong

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly melantik 18 pejabat hasil perombakan di Kemenkumham hari ini

Baca Selengkapnya

Sudah Gelar Perkara, KPK Segera Terbitkan Sprindik Baru Eddy Hiariej

25 hari lalu

Sudah Gelar Perkara, KPK Segera Terbitkan Sprindik Baru Eddy Hiariej

KPK segera menerbitkan surat perintah penyidikan atau sprindik baru terhadap bekas wamenkumham Eddy Hiariej

Baca Selengkapnya

Cegah Pungli di Rutan, Pimpinan KPK Usulkan Aturan Tahanan di Rutan Dilonggarkan

43 hari lalu

Cegah Pungli di Rutan, Pimpinan KPK Usulkan Aturan Tahanan di Rutan Dilonggarkan

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron mengusulkan aturan tahanan di rutan dilonggarkan agar tidak lagi terjadi pungli.

Baca Selengkapnya

Pertimbangan MK Soal Penetapan Besaran Persentase Ambang Batas Parlemen

1 Maret 2024

Pertimbangan MK Soal Penetapan Besaran Persentase Ambang Batas Parlemen

Menurut MK, ambang batas parlemen berdampak pada konversi suara sah menjadi jumlah kursi DPR yang terkait dengan proporsionalitas hasil pemilu.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Siap Proses Pegawainya yang Jadi Lurah Dalam Kasus Pungli di Rutan KPK

25 Februari 2024

DPRD DKI Siap Proses Pegawainya yang Jadi Lurah Dalam Kasus Pungli di Rutan KPK

DPRD DKI Jakarta siap memproses pegawai bernama Hengki yang diduga terlibat kasus pungli di rutan KPK

Baca Selengkapnya