Bencana Meningkat, BMKG Keluhkan Keterbatasan Radar Cuaca

Reporter

Rabu, 24 Agustus 2016 21:52 WIB

Ilustrasi hujan. REUTERS/Zoran Milich

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Andi Eka Sakya, mengeluhkan keterbatasan peralatan untuk mendeteksi cuaca dan bencana di Indonesia. "Apalagi 95 persen penyebab bencana itu adalah faktor cuaca dan iklim," kata Andi di Jakarta pada Rabu, 24 Agustus 2016.

Dia mengatakan sebagian besar bencana disebabkan anomali cuaca. Mulai dari kemarau panjang hingga adanya hujan di saat puncak musim kemarau. Misalnya saja, pada Agustus ini seharusnya puncak musim kemarau.

"Justru sekarang masih sering ada hujan di semua wilayah," ujar Andi di hadapan mantan Presiden Megawati Soekarnoputri. Biasanya cuaca yang tak bersahabat ini mendatangkan berbagai bencana. Mulai dari banjir, longsor, dan puting beliung.

Andi menambahkan, BMKG membutuhkan peralatan yang lebih canggih untuk mendeteksi setiap adanya anomali cuaca dan iklim. Sebab, peralatan yang dimiliki saat ini kurang memadahi. Satu diantaranya kebutuhan radar untuk menjangkau prakiraan di seluruh daerah di Indonesia.

Saat ini jumlah radar hanya ada di 40 titik di seluruh Indonesia. Kebanyakan radar ditempatkan di kawasan bandara. Harusnya Indonesiia membutuhkan ratusan radar. BMKG juga hanya memiliki 52 sirine, 763 pengukur cuaca khusus, dan 120 statiun metereologi.

"Peralatannya belum sebanding dengan luas wilayah Indonesia," kata Andi. Apalagi di Indonesia sering mengalami bencana karena sebagai negara kepulauan, tentu sebagian besar wilayahnya sering banjir, dan sering terjadi longsor.

Ketua Umum PDIP Megawati membenarkan peralatan penanggulangan bencana memang terbatas. Dia menginginkan tim reaksi cepat harus lebih cepat lagi untuk menolong korban.

Megawati menyarankan agar Basarnas membangkitkan peranan masyarakat dan meningkatkan insting penanggulan bencana. Presiden ke lima itu mencontohkan dengan insting hewan sesaat sebelum bencana tsunami di Aceh pada 2004.

"Saya datang ke sana di hari ketiga setelah kejadian, saya melihat semua hewan bisa selamat karena terlebih dulu lari di atas ketinggian," ucap dia. Dia menyarankan agar Basarnas membekali masyarakat pengenalan tanda-tanda bencana. Hal ini untuk membangkitkan naluri insting manusia.

Hari ini, Megawati mengunjungi Basarnas dan kantor Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika. Ia ingin meningkatkan peranan kader PDIP untuk sigap dan tanggap bencana. Nantinya, para kader PDIP akan diberi pembekalan untuk menjadi relawan penanggulangan bencana.

AVIT HIDAYAT

Berita terkait

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

3 jam lalu

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

Potensi hujan signifikan terjadi karena kontribusi dari aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial.

Baca Selengkapnya

Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

11 jam lalu

Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

Suhu panas muncul belakangan ini di Indonesia, setelah sejumlah besar wilayah daratan benua Asia dilanda gelombang panas (heat wave) ekstrem.

Baca Selengkapnya

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Laut Jawa dan Samudra Hindia

23 jam lalu

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Laut Jawa dan Samudra Hindia

Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah Indonesia dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran.

Baca Selengkapnya

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

1 hari lalu

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Barat memprakirakan 52,1 persen wilayah berkategori hujan rendah.

Baca Selengkapnya

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

1 hari lalu

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

Garut dan sebagian wilayah di Jawa Barat kembali digoyang gempa pada Rabu malam, 1 Mei 2024. Buat Garut ini yang keempat kalinya sejak Sabtu lalu.

Baca Selengkapnya

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

1 hari lalu

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

Gempa bumi M4,2 mengguncang Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut. BPBD Kabupaten Bandung mengecek informasi kerusakan akibat gempa.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

1 hari lalu

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

BMKG melaporkan gempa berkekuatan M4,2 di Kabupaten Bandung. Ditengarai akibat aktivitas Sesar Garut Selatan. Tidak ada laporan kerusakan.

Baca Selengkapnya

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

2 hari lalu

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

BMKG mengawasi kondisi muka air di sekitar pulau Gunung Ruang secara ketat. Antisipasi jika muncul tsunami akibat luruhan erups.

Baca Selengkapnya

Hari Pertama Mei 2024, BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Saat Siang

2 hari lalu

Hari Pertama Mei 2024, BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Saat Siang

Jakarta diprediksi cenderung berawan hari ini, Rabu, 1 Mei 2024. Sejumlah wilayah berpeluang hujan siang nanti.

Baca Selengkapnya

Gempa Bumi M5,5 Mengguncang Wilayah Maluku Utara, Terasa di Halmahera Barat dan Ternate

2 hari lalu

Gempa Bumi M5,5 Mengguncang Wilayah Maluku Utara, Terasa di Halmahera Barat dan Ternate

BMKG mencatat kejadian gempa bumi dengan kekuatan M5,5 di wilayah Maluku Utara. Pusat gempa di laut, dipicu deformasi batuan Lempeng Laut Maluku.

Baca Selengkapnya