Soni Sandra Bebas, Jaksa: Pengadilan Tinggi Tidak Logis

Reporter

Sabtu, 20 Agustus 2016 14:16 WIB

ilustrasi

TEMPO.CO, Kediri -Kejaksaan Negeri Kabupaten Kediri mencurigai adanya rekayasa dalam putusan Pengadilan Tinggi Jawa Timur terhadap pelaku pencabulan anak, Soni Sandra. Meski memutus bersalah, hakim tidak menjatuhkan hukuman pidana sama sekali terhadap pengusaha itu.

“Ïni kan aneh, diputus bersalah tapi tak dihukum, di mana logika hukumnya?” kata Kepala Kejaksaan Negeri Kabupaten Kediri Pipuk Firman Priyadi kepada Tempo, Sabtu 20 Agustus 2016.

Pengadilan Tinggi Jawa Timur mengeluarkan putusan banding atas vonis Pengadilan Negeri Kapupaten Kediri untuk Soni pada 3 Agustus 2016. Majelis hakim banding menyalahkan jaksa penuntut umum karena tidak tepat menggunakan pasal 65 KUHP tentang gabungan beberapa tindak pidana dalam beberapa perbuatan. Pipuk menganggap alasan majelis justru salah kaprah.

Menurut Pipuk, perbuatan Soni Sandra yang menyetubuhi sejumlah anak terjadi dalam kurun waktu yang lama, yakni kisaran empat tahun. Jeda perbuatan itu juga lebih dari satu pekan sehingga layak dianggap sebagai perbarengan perbuatan tindak pidana sebagaimana diatur dalam pasal 65 KUHP.

Karena itu jaksa menuntut Soni Sandra tidak lebih dari maksimum pidana yang terberat, yakni 20 tahun penjara, ditambah sepertiga sesuai ketentuan KUHP. Dasar itulah yang kemudian membuat hakim Pengadilan Negeri Kabupaten Kediri menjatuhkan vonis hukuman 10 tahun penjara kepada kontraktor pembangunan Monumen Simpang Lima Gumul (SLG) itu. “Äpalagi korban yang kami periksa di pengadilan kabupaten berbeda dengan pengadilan kota,” kata Pipuk.

Kejaksaan Kabupaten Kediri mengajukan empat korban di persidangan. Sedangkan Pengadilan Negeri Kota Kediri memeriksa tiga orang korban lainnya. Karena itu jika hakim Pengadilan Tinggi menyebut ada kesamaan korban, kata Pipuk, jelas tidak teliti dalam memeriksa perkara. Bahkan lebih jauh ditengarai ada rekayasa dalam putusan yang meringankan pelaku itu.

Menurut pertimbangan hakim banding, majelis hakim dan jaksa tingkat pertama di Kediri seharusnya menyertakan (juncto) pasal 64 KUHP dengan sejumlah pertimbangan. Pertama, kasus pencabulan itu terjadi hampir bersamaan. Kedua, PN Kota Kediri dan PN Kabupaten Kediri jaraknya berdekatan. Ketiga, korban pencabulan di PN Kabupaten didakwakan disetubuhi di wilayah kerja PN Kota Kediri juga. “Semestinya perkara itu didakwakan dengan satu dakwaan di satu pengadilan,” kata Juru Bicara Pengadilan Tinggi Surabaya Untung Widarto kepada Tempo, Jumat, 19 Agustus 2016.

Atas alasan itu Pengadilan Tinggi memutus Soni Sandra bersalah dan menaikkan hukuman pidana yang dijatuhkan Pengadilan Negeri Kota Kediri dari 9 tahun menjadi 13 tahun. Sedangkan putusan yang dibuat Pengadilan Kabupaten Kediri sebesar 10 tahun penjara dianggap tidak diperlukan lagi meski tetap memutus bersalah.

Lembaga Perlindungan Anak Kota Kediri menyayangkan putusan Pengadilan Tinggi itu dan mendorong kejaksaan untuk kasasi. Putusan itu dianggap berpihak kepada penjahat seksual anak, di tengah komitmen pemerintah menerapkan hukuman tambahan kepada mereka. “Keputusan itu tidak berpihak pada korban,” kata Ulul Hadi, pegiat LPA Kediri.

Pipuk berjanji akan mengajukan kasasi. Namun saat ini dia masih menunggu salinan putusan lengkap yang belum diberikan Pengadilan Tinggi Jawa Timur.


HARI TRI WASONO

Berita terkait

Mas Dhito Gelar Halal Bihalal untuk Pegawai Pemkab Kediri

7 hari lalu

Mas Dhito Gelar Halal Bihalal untuk Pegawai Pemkab Kediri

Kegiatan bertajuk Nglencer Ning Pendopo itu dihadiri ribuan pegawai dari tiap OPD.

Baca Selengkapnya

Mas Dhito: Peluang ke Olimpiade Paris Tidak Mustahil

7 hari lalu

Mas Dhito: Peluang ke Olimpiade Paris Tidak Mustahil

Demi meraih tiket Olimpiade Paris, Indonesia harus berjuang lebih keras di laga perebutan juara 3.

Baca Selengkapnya

Kasus Bullying di Binus School Serpong Dilimpahkan ke Kejaksaan, Pelaku tidak Ditahan

7 hari lalu

Kasus Bullying di Binus School Serpong Dilimpahkan ke Kejaksaan, Pelaku tidak Ditahan

Kasus bullying atau perundungan di sekolah Internasional Binus School Serpong segera memasuki babak baru.

Baca Selengkapnya

Reuni Purna Aktivis, Berbagi Pengalaman Bangun Gerakan Pramuka Kediri

7 hari lalu

Reuni Purna Aktivis, Berbagi Pengalaman Bangun Gerakan Pramuka Kediri

Terdapat ratusan purna aktivis dan DKC Kabupaten Kediri yang hadir dalam acara reuni

Baca Selengkapnya

Mas Dhito Fokus Tuntaskan Periode Kepemimpinan di Kabupaten Kediri

12 hari lalu

Mas Dhito Fokus Tuntaskan Periode Kepemimpinan di Kabupaten Kediri

Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana yang digadang-gadang mencalonkan kembali sejauh ini masih fokus menuntaskan amanah hingga masa periodenya berakhir.

Baca Selengkapnya

Ketua KPU Hasyim Asy'ari Dilaporkan untuk Dugaan Asusila, Apa yang Masuk Kategori Pelecahan Seksual?

14 hari lalu

Ketua KPU Hasyim Asy'ari Dilaporkan untuk Dugaan Asusila, Apa yang Masuk Kategori Pelecahan Seksual?

Ketua KPU Hasyim Asy'ari telah dilaporkan ke DKPP atas dugaan asusila terhadap seorang perempuan anggota PPLN. Ini aturan pidana pelecehan seksual.

Baca Selengkapnya

Mas Dhito Ajak Masyarakat Sukseskan Pembangunan Infrastruktur di Kediri

17 hari lalu

Mas Dhito Ajak Masyarakat Sukseskan Pembangunan Infrastruktur di Kediri

Pemerintah Kabupaten Kediri saat ini tengah mengerjakan pembangunan stadion, revitalisasi pasar tradisional, serta akses penunjang ke Bandara Internasional Dhoho.

Baca Selengkapnya

Kolaborasi Pemkab Kediri dan Kepolisian Memasang ATCS untuk Pantau Arus Mudik

26 hari lalu

Kolaborasi Pemkab Kediri dan Kepolisian Memasang ATCS untuk Pantau Arus Mudik

Pemerintah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, berkolaborasi dengan Kepolisian Resor Kediri memasang Area Traffic Control System (ATCS) di beberapa titik di wilayahnya sebagai upaya untuk mengetahui kondisi arus lalu lintas sekaligus gerak cepat mengurainya jika terjadi kemacetan.

Baca Selengkapnya

Mas Dhito Pantau ATCS Pengurai Kemacetan Mudik Lebaran 2024

28 hari lalu

Mas Dhito Pantau ATCS Pengurai Kemacetan Mudik Lebaran 2024

Simpang Mengkreng menjadi salah satu titik paling ramai setiap tahunnya sebelum dan setelah Idul Fitri.

Baca Selengkapnya

Dugaan Korupsi APBDes di Tiga Desa di Tulungagung, Kejaksaan: Ada Kejutan Setelah Idul Fitri

30 hari lalu

Dugaan Korupsi APBDes di Tiga Desa di Tulungagung, Kejaksaan: Ada Kejutan Setelah Idul Fitri

Kejaksaan Negeri Kabupaten Tulungagung sedang menyelidiki kasus dugaan korupsi anggaran desa (APBDes) di sejumlah desa

Baca Selengkapnya