Peringatan 20 Tahun Tewasnya Jurnalis Udin  

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Rabu, 17 Agustus 2016 17:06 WIB

Penyair Joko Pinurbo berorasi pada peringatan 20 tahun terbunuhnya jurnalis Udin, di Yogyakarta, Selasa malam 16 Agustus 2016. (Tempo/Shinta Maharani)

TEMPO.CO, Yogyakarta - Penyair asal Yogyakarta, Joko Pinurbo, membaca puisi yang ia ciptakan secara khusus dalam peringatan 20 tahun kematian wartawan Harian Bernas Jogja, Fuad Muhammad Syafruddin atau Udin, di Tugu Pal Putih, Yogyakarta, Selasa malam, 16 Agustus 2016.

Jokpin mengatakan perjuangan menuntut kasus Udin penting dan bisa terus bertahan. Itu seperti orang yang betah terjaga bersama kopi. Tidak hanya kasus Udin, Joko Pinurbo juga berharap segala kasus kekerasan yang menimpa jurnalis diusut tuntas. Termasuk kasus kekerasan yang menimpa jurnalis di Medan. Menurut dia, kasus kekerasan terhadap jurnalis harus diselesaikan supaya kemerdekaan lebih bermakna. "Tanpa itu kemerdekaan di era reformasi hanya label," kata Jokpin.

Ia yang berorasi budaya juga membaca puisi karya penyair besar Chairil Anwar berjudul Prajurit Jaga Malam. Ada juga puisi W.S. Rendra berjudul Kangen dan Toto Sudarto Bachtiar berjudul Tentang Kemerdekaan.

Aktivis dan pencipta lagu perlawanan, John Tobing, juga hadir membawakan lagu berjudul Darah Juang. Ada pula lagu tentang buruh migran. Acara itu juga diramaikan sejumlah kelompok musik yang anggotanya berasal dari kalangan muda. Di antaranya Sisir Tanah dan Agoni.

Sore di hari yang sama, jurnalis dan pegiat demokrasi melakukan aksi diam dengan mulut ditutup lakban. Mereka berdiri melingkar di Tugu Yogyakarta. Mereka membawa poster bergambar Udin, menaburkan bunga, dan memukul kentongan sebanyak 20 kali sebagai aksi simbolik.

Ketua Aliansi Jurnalis Independen Yogyakarta Anang Zakaria mengatakan pada peringatan 20 tahun kematian Udin, AJI Yogyakarta menggelar serangkaian acara untuk mengenang dan mengampanyekan penuntasan kasus Udin. Kegiatan ini melibatkan tak hanya kalangan jurnalis, melainkan juga seniman, pers mahasiswa, tokoh agama, aktivis hak asasi manusia, dan berbagai pihak yang peduli terhadap isu kemanusiaan ini.

Kegiatan dimulai dari Kampanye Kebebasan Pers dan Kebebasan Berekspresi di area Tugu Pal Putih, Yogyakarta, pada Minggu, 14 Agustus 2016, pukul 06.00-09.00. Aksi tersebut untuk menyuarakan masih banyaknya ancaman kebebasan berekspresi dan kebebasan pers di Yogyakarta.

SHINTA MAHARANI

Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

15 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

18 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Dewan Pers Ungkap Kronologi Penganiayaan Jurnalis oleh TNI AL: Dipukul hingga Dicambuk Selang

35 hari lalu

Dewan Pers Ungkap Kronologi Penganiayaan Jurnalis oleh TNI AL: Dipukul hingga Dicambuk Selang

Dewan Pers mengungkap motif penganiayaan oleh 3 anggota TNI AL itu. Korban dipaksa menandatangani 2 surat jika penganiayaan ingin dihentikan.

Baca Selengkapnya

Jurnalis Dianiaya 3 Anggota TNI AL, Dewan Pers Desak Tiga Hal

35 hari lalu

Jurnalis Dianiaya 3 Anggota TNI AL, Dewan Pers Desak Tiga Hal

"Dewan Pers akan memantau betul peristiwa ini, memastikan proses hukumnya berjalan, dan memastikan korban dalam perlindungan," ujar Arif Zulkifli.

Baca Selengkapnya

Anggota TNI Diduga Siksa Jurnalis di Halmahera Selatan, KontraS: Tak Manusiawi

35 hari lalu

Anggota TNI Diduga Siksa Jurnalis di Halmahera Selatan, KontraS: Tak Manusiawi

Danlanal Ternate meminta maaf atas insiden kekerasan terhadap wartawan yang terjadi di Bacan, Halmahera Selatan.

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

55 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

59 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

4 Maret 2024

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.

Baca Selengkapnya