Tanggapan Wiranto Soal Batas Akhir Tebusan Sandera  

Reporter

Editor

Erwin prima

Senin, 15 Agustus 2016 18:59 WIB

Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto menjawab pertanyaan wartawan di Kementrian Menkopolhukam, Jakarta, 15 Agustus 2016. Tempo/ Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto belum memberi tanggapan lugas mengenai kabar tenggat waktu pembebasan tujuh warga negara Indonesia yang ditawan di Filipina Selatan.

Perusahaan kapal tunda Charles 001 asal Samarinda kabarnya diberi batas waktu hingga 15 Agustus 2016 oleh para penyandera Abu Sayyaf untuk membayar uang tebusan para sandera senilai 250 juta peso (Rp 70 miliar).

"Ini kita selalu ikuti perkembangan sandera dengan cara khusus, yaitu operasi intelijen," ujar Wiranto di kantornya, Jakarta, Senin, 15 Agustus 2016.

Wiranto mengatakan usaha penyelamatan masih terus dilakukan, salah satunya melalui kerjasama diplomasi antara pemerintah Indonesia dan Filipina. "Kita dorong pemerintah Filipina untuk melakukan langkah yang tepat untuk menyelesaikan kasus (penyanderaan) ini," kata Wiranto.

Wiranto memastikan langkah pemerintah untuk selalu mempertimbangkan keselamatan para WNI yang diculik sejak Juni 2016.

Indonesia tengah menghadapi sejumlah kasus penyanderaan. Selain menyandera tujuh WNI, ada tiga orang Indonesia, awak kapal ikan berbendera Malaysia, yang diculik pada 8 Juli lalu. Secara resmi, ada sepuluh WNI yang diumumkan sebagai sandera saat ini.

Di luar kedua kasus tersebut, Kementerian Luar Negeri masih mencari kejelasan mengenai seorang WNI yang diculik di perairan Kinabatang, Malaysia, pada 3 Agustus 2016. Belum ada kejelasan lagi mengenai WNI bernama Herman bin Manggak, yang merupakan kapten kapal pencari udang berbendera Malaysia.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi berkata komunikasinya dengan pemerintah Filipina terus dilakukan tanpa jeda. Namun dia meminta masyarakat memahami banyaknya perubahan di lapangan, terutama dinamika situasi di Filipina Selatan, tempat para WNI ditawan.

"Banyak perubahan di lapangan yang membuat situasi lebih sulit," ujar Retno di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Ahad, 14 Agustus 2016.

Retno mengaku berkomunikasi dengan Menlu Filipina Perfecto Rivas Yasay, Sabtu lalu. "Saya sampaikan kita mengerti situasi di lapangan, yang lebih dinamis dari biasanya."

YOHANES PASKALIS

Berita terkait

Top 3 Dunia: ICC akan Proses Langkah Hukum Lebanon Melawan Israel

3 hari lalu

Top 3 Dunia: ICC akan Proses Langkah Hukum Lebanon Melawan Israel

Top 3 Dunia pada 28 April 2024, ICC akan memproses langkah hukum yang disorongkan Lebanon melawan Israel atas tuduhan kejahatan perang.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Israel Gelar Unjuk Rasa Usai Hamas Rils Video Sandera

4 hari lalu

Ribuan Warga Israel Gelar Unjuk Rasa Usai Hamas Rils Video Sandera

Ribuan warga Israel menuntut dilakukannya pemilhan umum dini dan meminta agar sandera dibebaskan menyusul video yang dilansir Hamas.

Baca Selengkapnya

Hamas Kesal Diminta Bebaskan Sandera, tapi Genosida pada Warga Sipil Gaza Diabaikan

5 hari lalu

Hamas Kesal Diminta Bebaskan Sandera, tapi Genosida pada Warga Sipil Gaza Diabaikan

Hamas bingung ditekan untuk membebaskan sandera warga negara Israel, namun dunia tampak tutup mata pada genosidan di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

5 hari lalu

Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

Rencana serangan Israel ke Kota Rafah di Gaza yang berbatasan dengan Mesir dapat menimbulkan bencana bagi stabilitas regional

Baca Selengkapnya

Hamas Rilis Video Sandera Amerika Masih Hidup

7 hari lalu

Hamas Rilis Video Sandera Amerika Masih Hidup

Hamas merilis kondisi terkini sandera asal Amerika Serikat yang dalam keadaan sehat.

Baca Selengkapnya

Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Aparat Sebut Ada Kendala di Lapangan

10 hari lalu

Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Aparat Sebut Ada Kendala di Lapangan

Pemerintah masih terus mengupayakan pembebasan Pilot Susi Air, Philips Mark Mehrtens. Belum ada perkembangan signifikan.

Baca Selengkapnya

Ribuan Demonstran Menuntut Benjamin Netanyahu Bebaskan Sandera yang Ditahan Hamas

11 hari lalu

Ribuan Demonstran Menuntut Benjamin Netanyahu Bebaskan Sandera yang Ditahan Hamas

Demonstran menuntut ada lebih banyak langkah nyata dari Tel Aviv dalam membebaskan sandera yang sekarang ditahan Hamas di Gaza.

Baca Selengkapnya

Sembunyi di Bunker Milik Miliuner AS, Netanyahu Didemo Warga Israel

17 hari lalu

Sembunyi di Bunker Milik Miliuner AS, Netanyahu Didemo Warga Israel

Netanyahu dan istrinya dilaporkan berlindung di dalam bunker di kediaman tersebut pada akhir pekan lalu untuk menghindari serangan rudal Iran.

Baca Selengkapnya

Satu Jasad Sandera Warga Israel yang Ditahan Hamas Ditemukan

25 hari lalu

Satu Jasad Sandera Warga Israel yang Ditahan Hamas Ditemukan

Israel mengkonfirmasi telah menemukan jenazah seorang sandera Hamas yang tewas di Gaza.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Desak Qatar dan Mesir untuk Kunci Kesepakatan dengan Hamas

26 hari lalu

Amerika Serikat Desak Qatar dan Mesir untuk Kunci Kesepakatan dengan Hamas

Keluarga para sandera warga negara Israel akan ke Gedung Putih pada 8 April 2024. Joe Biden mendesak agar ada kesepakatan dengan Hamas.

Baca Selengkapnya