Panglima TNI: SOP Pengamanan Laut Perlu Ratifikasi DPR

Reporter

Editor

Erwin prima

Jumat, 12 Agustus 2016 05:20 WIB

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo belum bisa memastikan kapan pembicaraan prosedur operasional standar (SOP) pengamanan perairan Sulu bisa dilanjutkan.


Rangkaian trilateral pembahasan SOP tersebut sudah dimulai sejak awal Mei 2016 lalu, menyusul peningkatan kasus kriminal, seperti perompakan dan penyanderaan di perairan tersebut.

Trilateral pertama berlangsung pada 5 Mei 2016 di Yogyakarta, yang dihadiri menteri luar negeri dan panglima angkatan bersenjata tiga negara. Masih terkait penyusunan prosedur tersebut, para menteri pertahanan pun sempat bertemu pada Mei 2016 di Laos, pada Juni di Filipina, dan pada pekan lalu di Bali.

Rangkaian pembahasan tersebut sudah menghasilkan sejumlah kesepakatan, namun masih akan dirincikan dalam pertemuan trilateral angkatan bersenjata.

“Angkatan perang satu dan angkatan perang lain harus ada kesepakatan. Jangan sampai kita masuk ke sana, tapi tak tahu (prosedur). Harus diatur komunikasinya,” ujar Gatot pada Tempo di kantornya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis, 11 Agustus 2016.

Menurutnya, penyusunan kesepakatan akan membantu pergerakan pasukan militer, untuk mengantisipasi tindakan kriminal di wilayah laut. “Yang kita kehendaki agar bagaimana saat ada kejadian di mana pun, kita bisa masuk ke sana.”

Gatot pun menyampaikan bahwa proses penyusunan SOP pengamanan laut harus melalui sejumlah tahapan, dan tak bisa disetujui hanya oleh satu lembaga dan kementerian.

“Kan itu tak bisa diputuskan oleh Kemhan saja, harus ada dari DPR juga. Setiap perjanjian menhan yang berkaitan dengan kedaulatan, harus ada ratifikasi DPR,” ujarnya menjelaskan.

Pembahasan terakhir mengenai SOP pengamanan laut ini berlangsung di Nusa Dua, Bali, awal bulan ini. Kesempatan tersebut digunakan Menhan Ryamizard Ryacudu untuk saling tukar pandangan soal isu keamanan maritim dengan Menhan Malaysia Dato' Seri Hishammuddin Tun Hussein, dan Menhan Filipina Delfin Lorenzana.

Ada pula pengembangan Framework of Arrangement (FoA) alias kerangka kerja sama, yang sempat ditandatangani di Jakarta pada 14 Juli dalam forum Joint Working Group (JWG) Ke-3.

Keamanan laut Sulu menjadi keprihatinan bersama negara-negara di Asia Tenggara menyusul makin maraknya aksi penculikan oleh kelompok teroris Abu Sayyaf. Dalam kurun waktu lima bulan, sejak Maret hingga Juli 2016, sudah ada empat kasus penculikan terhadap warga negara Indonesia.


Sebanyak 14 WNI dari dua kasus pertama sudah berhasil dibebaskan. Kini pemerintah tengah mengupayakan pembebasan 10 WNI dari dua kasus yang lebih baru.

YOHANES PASKALIS


*Tulisan selengkapnya dapat dibaca di Majalah Tempo edisi khusus 17 Agustus. Terbit Senin, 15 Agustus 2015.

Berita terkait

Top 3 Dunia: ICC akan Proses Langkah Hukum Lebanon Melawan Israel

4 hari lalu

Top 3 Dunia: ICC akan Proses Langkah Hukum Lebanon Melawan Israel

Top 3 Dunia pada 28 April 2024, ICC akan memproses langkah hukum yang disorongkan Lebanon melawan Israel atas tuduhan kejahatan perang.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Israel Gelar Unjuk Rasa Usai Hamas Rils Video Sandera

4 hari lalu

Ribuan Warga Israel Gelar Unjuk Rasa Usai Hamas Rils Video Sandera

Ribuan warga Israel menuntut dilakukannya pemilhan umum dini dan meminta agar sandera dibebaskan menyusul video yang dilansir Hamas.

Baca Selengkapnya

Hamas Kesal Diminta Bebaskan Sandera, tapi Genosida pada Warga Sipil Gaza Diabaikan

5 hari lalu

Hamas Kesal Diminta Bebaskan Sandera, tapi Genosida pada Warga Sipil Gaza Diabaikan

Hamas bingung ditekan untuk membebaskan sandera warga negara Israel, namun dunia tampak tutup mata pada genosidan di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

5 hari lalu

Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

Rencana serangan Israel ke Kota Rafah di Gaza yang berbatasan dengan Mesir dapat menimbulkan bencana bagi stabilitas regional

Baca Selengkapnya

Hamas Rilis Video Sandera Amerika Masih Hidup

7 hari lalu

Hamas Rilis Video Sandera Amerika Masih Hidup

Hamas merilis kondisi terkini sandera asal Amerika Serikat yang dalam keadaan sehat.

Baca Selengkapnya

Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Aparat Sebut Ada Kendala di Lapangan

10 hari lalu

Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Aparat Sebut Ada Kendala di Lapangan

Pemerintah masih terus mengupayakan pembebasan Pilot Susi Air, Philips Mark Mehrtens. Belum ada perkembangan signifikan.

Baca Selengkapnya

Ribuan Demonstran Menuntut Benjamin Netanyahu Bebaskan Sandera yang Ditahan Hamas

11 hari lalu

Ribuan Demonstran Menuntut Benjamin Netanyahu Bebaskan Sandera yang Ditahan Hamas

Demonstran menuntut ada lebih banyak langkah nyata dari Tel Aviv dalam membebaskan sandera yang sekarang ditahan Hamas di Gaza.

Baca Selengkapnya

Sembunyi di Bunker Milik Miliuner AS, Netanyahu Didemo Warga Israel

17 hari lalu

Sembunyi di Bunker Milik Miliuner AS, Netanyahu Didemo Warga Israel

Netanyahu dan istrinya dilaporkan berlindung di dalam bunker di kediaman tersebut pada akhir pekan lalu untuk menghindari serangan rudal Iran.

Baca Selengkapnya

Satu Jasad Sandera Warga Israel yang Ditahan Hamas Ditemukan

25 hari lalu

Satu Jasad Sandera Warga Israel yang Ditahan Hamas Ditemukan

Israel mengkonfirmasi telah menemukan jenazah seorang sandera Hamas yang tewas di Gaza.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Desak Qatar dan Mesir untuk Kunci Kesepakatan dengan Hamas

26 hari lalu

Amerika Serikat Desak Qatar dan Mesir untuk Kunci Kesepakatan dengan Hamas

Keluarga para sandera warga negara Israel akan ke Gedung Putih pada 8 April 2024. Joe Biden mendesak agar ada kesepakatan dengan Hamas.

Baca Selengkapnya