TPF Testimoni Freddy Budiman Cari Bukti ke LP Nusakambangan  

Reporter

Editor

Pruwanto

Kamis, 11 Agustus 2016 21:30 WIB

Anggota tim pencari fakta gabungan Hendardi (kiri), Komisaris Jenderal Dwi Prayitno, Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar, dan Effendi Gazali memberi keterangan pers seputar kerja timnya untuk mencari fakta dari pernyataan Freddy Budiman melalui Haris Azhar, di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, Jakarta, 11 Agustus 2016. Tempo/Rezki A.

TEMPO.CO, Jakarta - Tim pencari fakta gabungan yang juga disebut tim independen pencari fakta kasus narkoba terus bekerja mengumpulkan bukti-bukti atas cerita Haris Azhar tentang Freddy Budiman. Bukti-bukti yang dikumpulkan, di antaranya, dicari dari Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan untuk membuktikan kebenaran isi percakapan antara Haris dan Freddy.

Tim ingin mengetahui siapa saja yang menyaksikan dan mendengar obrolan mereka. "Apakah benar Freddy bercerita kepada Haris seperti tulisan itu?" kata penanggung jawab tim pencari fakta, Komisaris Jenderal Dwi Prayitno, di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, Jakarta Selatan, Kamis, 11 Agustus 2016. Mereka juga berniat mengecek rekaman closed-circuit television alias CCTV.

Haris memuat tulisan dalam akun Facebook-nya pada Kamis malam, 28 Juli 2016. Dalam tulisannya, Haris mengaku pernah mengunjungi Freddy di Lembaga Pemasyarakatan Batu, Nusakambangan, Jawa Tengah, pada 2014. Saat itu, Freddy menceritakan kepada Haris bahwa selama ini dia dibantu petugas Badan Narkotika Nasional dan Bea-Cukai untuk memasukkan narkoba ke Indonesia.

Freddy menyatakan telah menyetor uang miliaran rupiah ke pejabat BNN dan Mabes Polri. Seorang perwira bintang dua Tentara Nasional Indonesia turut semobil dengan Freddy membawa narkoba dari Medan ke Jakarta.

Baca: Tim Pencari Fakta Akan Telusuri Aliran Dana Freddy Budiman

Polri lantas membentuk tim independen untuk mengungkap kebenaran cerita itu. Penanggung jawab tim pencari fakta, Komisaris Jenderal Dwi Priyatno, mengatakan anggota tim mengumpulkan bukti benar-tidaknya ada polisi yang bekerja sama dengan Freddy. "Kegiatannya rencana ke Nusakambangan. Senin, 15 Agustus 2016, berangkat," ujar Dwi Prayitno.

Anggota tim lain, Hendardi, mengatakan Haris hanya mengutip Freddy, maka hal ini harus dibuktikan.

Pakar komunikasi Universitas Indonesia, Effendi Gazali, mengatakan percakapan antara Freddy dan Haris sepatutnya ditutup alias selesai. Sebab, yang perlu dibuktikan adalah adanya kerja sama gembong narkoba itu dengan pejabat, sesuai cerita Haris. "Kami juga meminta Kontras ikut masuk tim, tapi kata tim biarlah tim (diisi) itu dulu."

Presiden Joko Widodo juga telah memerintahkan Polri membongkar aparat yang terlibat dalam kasus Freddy Budiman ini.

Baca: Soal Freddy, Jokowi Minta Polri Bongkar Aparat yang Terlibat

REZKI ALVIONITASARI

Berita terkait

Polres Metro Jakarta Barat Sita 5,1 Kilogram Narkoba Jenis Sabu Sejak Maret-April 2024

16 jam lalu

Polres Metro Jakarta Barat Sita 5,1 Kilogram Narkoba Jenis Sabu Sejak Maret-April 2024

Dari total sabu yang berhasil diamankan, Polres Metro Jakarta Barat berhasil menyelamatkan sebanyak 51.480 jiwa dari dampak buruk narkoba.

Baca Selengkapnya

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

22 jam lalu

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

Bos Polus Tech mengakui kesulitan untuk mengawasi penggunaan alat sadap oleh pembeli.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

23 jam lalu

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

Menurut Sebby Sambom, penambahan pasukan itu tak memengaruhi sikap TPNPB-OPM.

Baca Selengkapnya

Bareskrim Polri Bongkar Pabrik Narkoba di Bali, 3 WNA Ditangkap

1 hari lalu

Bareskrim Polri Bongkar Pabrik Narkoba di Bali, 3 WNA Ditangkap

Polisi kembali membongkar pabrik narkoba.

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

1 hari lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

Polisi Masih Buru Penyuplai Narkoba Rio Reifan

1 hari lalu

Polisi Masih Buru Penyuplai Narkoba Rio Reifan

Polisi telah memasukkan BB penyuplai narkoba ke Rio Reifan sebagai DPO.

Baca Selengkapnya

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

2 hari lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

2 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Rio Reifan Tidak Dapat Rehabilitasi karena Terjerat Kasus Narkoba 5 Kali

2 hari lalu

Rio Reifan Tidak Dapat Rehabilitasi karena Terjerat Kasus Narkoba 5 Kali

Polisi tak akan melepas Rio Reifan untuk menjalani rehabilitasi karena sudah lima kali terjerat kasus narkoba.

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

2 hari lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya