Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto (kedua kanan) berjabat tangan dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (ketiga kanan) disaksikan Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi (ketiga kiri), Ketua Dewan Pakar Golkar Agung Laksono (kanan), Sekjen Golkar Idrus Marham (kiri) dan Plt Ketua DPD Golkar DKI Jakarta Yorrys Raweyai dalam musyawarah daerah (Musda) DPD Partai Golkar DKI Jakarta di Jakarta, 19 Juni 2016. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat Partai Golkar Idrus Marham mengatakan partainya tetap mendukung Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam pemilihan kepala daerah DKI Jakarta 2017. Ia menegaskan bahwa Golkar tak akan menarik dukungannya itu.
“Partai Golkar di dalam mendukung Ahok telah melalui proses panjang dan sudah diambil keputusan tentang penetapan Ahok sebagai calon gubernur 2017 yang ditandatangani ketua umum dan sekjen," kata Idrus di kantor DPP Golkar, Jakarta, Selasa, 9 Agustus 2016.
Ia mengatakan dukungan partainya terhadap Ahok adalah satu kesatuan, pencerminan partai dan rakyat, yang diwakili Teman Ahok. Dia menamainya sebagai koalisi kepartaian dan kerakyatan.
Sebelumnya, Golkar diisukan akan mengubah dukungannya terhadap Ahok pada menit-menit akhir setelah adanya deklarasi tujuh partai lain yang membentuk Koalisi Kekeluargaan untuk menghadapi pilkada DKI Jakarta 2017. "Enggak, saya tidak dalam posisi merespons komentar mereka. Sekarang ini kami fokus pada koalisi partai (pendukung Ahok) dan koalisi kerakyatan ini," ujarnya.
Salah satu politikus Golkar, Nusron Wahid, menilai Koalisi Kekeluargaan, yang dibentuk tujuh partai itu, adalah koalisi emosional sesaat dan hanya coba-coba melakukan simulasi. “Feeling politik saya, enggak bakal utuh ketujuhnya itu,” ucapnya.