Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (tengah), perwakilan partai politik Nasdem, Hanura, dan Golkar, serta perwakilan dari Teman Ahok berfoto bersama saat Halal Bihalal di Markas Teman Ahok, Pejaten, Jakarta, 27 Juli 2016. Gubernur yang akrab disapa Ahok itu memutuskan maju sebagai bakal calon Gubernur DKI Jakarta pada Pilkada 2017 melalui jalur partai politik. TEMPO/Dian Triyuli Handoko
TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Gerindra, Habiburokhman, menyangsikan bahwa Teman Ahok berhasil mengumpulkan satu juta kartu tanda penduduk (KTP) seperti klaim mereka. Menurut Habiburokhman, hal itu tak dapat dibuktikan. Karena itu, ia menduga, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok akhirnya memilih maju dalam pemilihan Gubernur DKI 2017 melalui jalur partai politik.
"Teman Ahok mengklaim satu juta. Tapi tidak jadi daftar. Jadi, dia enggak bisa buktikan kalau itu satu juta," kata Habiburokhman di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Senin, 8 Agustus 2016.
Sebelumnya, Habiburokhman menyatakan bakal terjun bebas dari Monumen Nasional jika Teman Ahok berhasil mengumpulkan satu juta KTP untuk Ahok. Namun ia menilai klaim Teman Ahok tersebut tak dapat dibuktikan karena verifikasi seharusnya dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum.
"Jadi, seharusnya yang nyuruh saya ke Monas, semuanya antre ke monas. Teman Ahok juga antre ke Monas," kata dia.
Ahok semula mengatakan akan maju melalui jalur independen. Teman Ahok pun berjuang mengumpulkan satu juta KTP untuk memenuhi syarat. Mereka pun mengklaim akhirnya bisa mendapatkan jumlah tersebut.
Meski Teman Ahok sudah berjuang mengumpulkan KTP untuk mendukung Ahok maju melalui jalur independen, Ahok akhirnya memutuskan maju lewat jalur partai setelah mendapat dukungan dari tiga partai, yakni NasDem, Hanura, dan Golkar. Dengan dukungan tiga partai itu, Ahok bisa maju dalam pemilihan Gubernur DKI.