Pengurus Partai Golkar Karawang Dilantik di Rumah Penduduk
Editor
Endri Kurniawati
Selasa, 2 Agustus 2016 14:37 WIB
TEMPO.CO, Purwakarta - Ketua Dewan Perwakilan Daerah Partai Golongan Karya Jawa Barat Dedi Mulyadi melantik kepengurusan DPD Partai Golkar Kabupaten Karawang periode 2016-2020 di sebuah rumah sederhana milik Enih, 36 tahun, penduduk Desa Cikampek Utara, Kecamatan Kota Baru. Dalam surat elektronik DPD Partai Golkar Jawa Barat yang diterima Tempo, Selasa, 2 Agustus 2016, disebutkan penyerahan SK kepengurusannya pun diserahkan Dedi kepada Ketua DPD Partai Golkar Karawang yang baru, Sri Agustina Rahayu, di hadapan Enih, penderita kanker ovarium yang mendapatkan bantuan dari Dedi.
"Momentum ini harus menjadi pengingat bagi kita bahwa membantu masyarakat miskin harus dilakukan setiap saat dengan segenap kemampuan yang kita miliki," ucap Dedi. Ia meminta Golkar tidak hanya mendatangi mereka saat membutuhkan suara.
Dedi menegaskan, semua kader Partai Golkar harus mampu menangkap dan menyerap seluruh aspirasi yang hidup dan berkembang di tengah-tengah masyarakat dan merealisasi dalam program di lapangan. "Dengan cara itu, setiap gerakan yang diprogram partai juga menjadi gerakan rakyat," ujarnya. Dedi mengingatkan, sebuah partai tidak akan pernah eksis tanpa dukungan rakyat.
Ketua DPD Partai Golkar Karawang Sri Rahayu Agustina menuturkan dia dan segenap jajaran pengurus Partai Golkar Karawang siap merealisasi amanat Dedi dan akan memasukkannya ke program unggulan partai. "Masyarakat, terutama dari keluarga kurang mampu, memang sangat memerlukan perhatian khusus dan serius serta tindakan nyata agar seluruh aspirasinya bisa terakomodasi dan terealisasi."
Di atas kursi, Enih, sebagai tuan rumah yang menyaksikan prosesi pelantikan kepengurusan Partai Golkar Karawang, tampak berlinangan air mata. "Rasa sakit saya hilang melihat ketulusan dan kesederhanaan Pak Dedi dalam pelantikan pengurus Partai Golkar ini," katanya.
Seusai pelantikan, Enih langsung dibawa ke Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, dengan ambulans untuk menjalani perawatan intensif. "Seluruh biaya pengobatan Enih akan kami tanggung dengan dana hasil patungan," ujar Dedi.
NANANG SUTISNA