Karya Alat Fisika Siswi SMP Sumedang Juara di India

Reporter

Editor

Zed abidien

Selasa, 2 Agustus 2016 10:51 WIB

Lubba Ailiati dari Kelompok Ilmiah Remaja Al Ma'soem Science Club (KIR ASIC), membuat karya itu dengan judul Designing Liquid Refractive Index Measuring bersama dan kakak kelasnya, Syauqiyyah Syahlaa. Foto: Al Ma'soem

TEMPO.CO, Bandung - Alat pengukur manual bias cahaya buatan tim siswi SMP Al Ma'soem, Cipacing, Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, meraih juara ilmuwan muda internasional di India. Berbiaya pembuatan murah, kurang dari Rp 100 ribu, alat itu bisa digunakan sekolah lain untuk praktikum fisika.

Lubba Ailiati dan kakak kelasnya, Syauqiyyah Syahlaa, yang tergabung dalam Kelompok Ilmiah Remaja Al Ma’soem Science Club (KIR ASIC), membuat karya itu dengan judul Designing Liquid Refractive Index Measuring. Lubba kini kelas IX, sedangkan Syauqiyyah masuk SMA.

Menurut guru pembina KIR ASIC, Rahman Hakim, pembuatan alat itu berawal dari kesulitan Lubba dan kawan-kawan memahami tentang materi bias cahaya di kelas. "Saya dulu juga kuliah enggak ada alatnya, hanya teori saja," kata sarjana dan master fisika itu kepada Tempo, Selasa, 2 Agustus 2016. Siswanya itu lalu berinisiatif membuat alat sendiri.

Alat pengukur bias cahaya itu berupa wadah transparan ukuran lebar 20, tinggi 30, dan panjang 60 sentimeter. Berbahan dari kaca, bentuknya seperti akuarium. Pada salah satu tepi bagian lebar sebelah atas, dipasangi busur 180 derajat yang dilapis pelat seng berjarum penunjuk. Pada bagian dasar wadah dibenamkan penggaris besi sepanjang 50 sentimeter.

Isi wadah pada penelitian itu berupa air dicampur gula dengan ukuran satu berbanding setengah. Cairan itu kemudian ditembakkan sinar laser yang alatnya seharga Rp 5.000 dan umum dijual. Siswa lalu menghitung pembelokan cahaya laser yang terjadi dengan rumus fisika.

Hasilnya dibandingkan dengan literatur, bukan dengan alat pengukur digital yang berharga jutaan rupiah seperti milik perguruan tinggi. Perhitungan bias cahayanya, kata Rahman, tidak jauh berbeda.

Karya ilmiah dua pelajar tersebut disertakan sebagai wakil Indonesia di ajang lomba karya ilmiah remaja Asia-Pacific Conference of Young Scientists (APCYS) 2016 ke-5 pada 17 Juli lalu di Amity University Gurgaon, New Delhi, India.

Tim Indonesia yang terdiri atas 10 orang pelajar berhasil meraih 2 medali emas, 2 medali perak, dan 3 medali perunggu. Disertai paparan karya dari tiap peserta, kompetisi diikuti oleh 150 orang ilmuan muda yang berasal dari 10 negara dengan 120 hasil penelitian dalam bidang seperti teknik, komputer, dan biologi.

Alat pengukur bias cahaya itu menyumbang medali perak untuk Indonesia setelah dinobatkan juri sebagai juara kedua.

ANWAR SISWADI

Berita terkait

Ragam 5 Destinasi Wisata Menarik di Kabupaten Sumedang

10 hari lalu

Ragam 5 Destinasi Wisata Menarik di Kabupaten Sumedang

Kabupaten Sumedang menyediakan berbagai kebutuhan wisata, terutama dengan keunggulan panorama alamnya yang indah.

Baca Selengkapnya

Kerajaan Sumedang Larang Cikal Bakal Kabupaten Sumedang, Bagaimana Sejarahnya?

10 hari lalu

Kerajaan Sumedang Larang Cikal Bakal Kabupaten Sumedang, Bagaimana Sejarahnya?

Kerajaan Sumedang Larang adalah cikal bakal bagi Kabupaten Sumedang yang dikenal hari ini. Dan hari ini 22 April ditetapkan sebagai Hari Jadi Sumedang

Baca Selengkapnya

Waspada Hempasan Puting Beliung, Simak Tips BNPB Agar Rumah Tidak Porak Poranda

23 Februari 2024

Waspada Hempasan Puting Beliung, Simak Tips BNPB Agar Rumah Tidak Porak Poranda

Khawatir rumah ikut terhantam cuaca ekstrem angin kencang? Tips ala BNPB menarik untuk disimak

Baca Selengkapnya

Puting Beliung Rusak 493 Rumah Warga di Kabupaten Bandung, 10 Rumah di Kabupaten Sumedang

22 Februari 2024

Puting Beliung Rusak 493 Rumah Warga di Kabupaten Bandung, 10 Rumah di Kabupaten Sumedang

Kerusakan rumah akibat angin puting beliung di Kabupaten Bandung lebih besar dibandingkan di Sumedang.

Baca Selengkapnya

Penjelasan BMKG Soal Penyebab Cuaca Ekstrem Angin Kencang Puting Beliung di Rancaekek-Jatinangor

22 Februari 2024

Penjelasan BMKG Soal Penyebab Cuaca Ekstrem Angin Kencang Puting Beliung di Rancaekek-Jatinangor

BMKG mencatat sejumlah fenomena cuaca di Samudera Hindia, Selat Sunda, dan Laut Jawa sebelum angin kencang puting beliung menerjang Rancaekek.

Baca Selengkapnya

Angin Kencang Mengamuk di Sumedang, Dua Warga Terluka

21 Februari 2024

Angin Kencang Mengamuk di Sumedang, Dua Warga Terluka

Sedikitnya 48 warga di Sumedang terdampak bencana angin kencang dan hujan lebat. 10 rumah rusak disapu angin.

Baca Selengkapnya

Angin Puting Beliung Terjang Perbatasan Jatinangor-Rancaekek, Sempat Diawali Hujan Es

21 Februari 2024

Angin Puting Beliung Terjang Perbatasan Jatinangor-Rancaekek, Sempat Diawali Hujan Es

Wilayah perbatasan Jatinangor-Rancaekek diterjang angin puting beliung. Pusaran angin disertai hujan lebat dan mengandung batuan es.

Baca Selengkapnya

Sesar Baru Penyebab Gempa Sumedang

8 Januari 2024

Sesar Baru Penyebab Gempa Sumedang

Badan Geologi mencatat bahwa kerusakan paling parah dari gempa Sumedang terjadi di Kampung Babakan Hurip, yang dekat dengan Sungai Cipeles.

Baca Selengkapnya

Aktivitas Gempa Sumedang Terjadi 6 Kali, sejak Malam Pergantian Tahun Baru 2024

2 Januari 2024

Aktivitas Gempa Sumedang Terjadi 6 Kali, sejak Malam Pergantian Tahun Baru 2024

Gempa di Sumedang terjadi hingga enam kali, BMKG menyebut update terakhir aktivitas gempa terjadi pada pukul 21.15 WIB, Senin 1 Januari 2023.

Baca Selengkapnya

Blusukan di Pasar Tanjungsari, Jokowi Klaim Harga Pangan Normal

11 Juli 2023

Blusukan di Pasar Tanjungsari, Jokowi Klaim Harga Pangan Normal

Jokowi menyatakan harga pangan di Pasar Tanjungsari normal.

Baca Selengkapnya