Begini Perbedaan Kerja Panja dan Panwas Vaksin Palsu DPR  

Reporter

Editor

Agung Sedayu

Jumat, 29 Juli 2016 15:32 WIB

Aliansi Orang Tua Korban Vaksin Palsu RS Harapan Bunda bertemu dengan Komnas Perlindungan Anak. Mereka berharap KPAI mampu menjembatani tuntutan mereka ke pemerintah dan pihak berwajib. TEMPO/Auzi Amazia

TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Perwakilan Rakyat telah membentuk panitia pengawas (panwas) vaksin palsu dan telah diumumkan dalam sidang paripurna kemarin. Sebelumnya, DPR melalui Komisi Kesehatan telah membentuk panitia kerja (panja) untuk menangani kasus vaksin palsu.

Dibentuknya panwas dan panja dalam satu kasus itu sempat menimbulkan kekhawatiran bahwa kerja keduanya menjadi tidak efektif. Namun, anggapan itu dibantah oleh anggota tim pengawas, Saleh Partaonan Daulay.

Menurut Saleh, pekerjaan panja dan panwas tidak akan tumpang-tindih. Sebabnya, panja dan panwas memiliki cara kerja berbeda. "Komisi IX hanya fokus mitra, panwas bisa lebih dari itu," kata politikus Partai Amanat Nasional itu saat dihubungi pada Jumat, 29 Juli 2016.

Panwas, kata Saleh, berada di bawah pimpinan DPR dan melibatkan berbagai macam komisi. "Adapun panja hanya berurusan dengan mitra Komisi IX, yaitu BPOM dan Kementerian Kesehatan," katanya.

Anggota Komisi Kesehatan ini mengatakan panwas dapat mengawasi kinerja kepolisian dalam pengungkapan dan penyelesaian kasus vaksin palsu ini. "Jadi arahnya ke sana," katanya. Panwas juga dapat memanggil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Sebab, dalam salah satu peraturan rumah sakit, ada ketentuan mengenai pembuangan limbah medis. "Pihak rumah sakit kan harus dapat izin KLH," ujarnya.

Ketua DPR Ade Komarudin mengatakan panwas akan mencoba mencari akar permasalahan dan memberikan rekomendasi kepada pemerintah supaya mendapat jalan keluar. Panwas juga akan mengawasi pemerintah dalam menjalankan rekomendasi panja. "Kalau enggak diawasi nanti tidak jalan," katanya.

AHMAD FAIZ

Berita terkait

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

3 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

1 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

2 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

2 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

2 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

3 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

3 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

4 hari lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

7 hari lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

7 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya