Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti mengepalkan tangannya ke arah Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di sela menghadiri acara pelantikan Kepala BNPT dan Kepala BPOM di Istana Negara, Jakarta, 20 Juli 2016. MI/PANCA SYURKANI
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti tak ambil pusing mengenai mencuatnya isu reshuffle atau perombakan Kabinet Kerja. Menurut Susi, menteri merupakan pekerjaan politis. Selaku orang yang mendapatkan mandat dari Presiden Joko Widodo, Susi mengaku hanya bisa bekerja sebaik mungkin.
“Pak Presiden kan punya pembantu: staf, kami-kami ini. Ya tentunya kami akan dievaluasi. Kalau yang enggak bisa kerja, nanti akan diganti, wajar,” ucap Menteri Susi pada Konferensi Pers mengenai “Reklamasi Teluk Benoa, Status Bantuan Kapal, dan Percepatan Pembangunan Natuna” di Gedung Mina Bahari I, Jakarta Pusat, Selasa, 26 Juli 2015
Perombakan kabinet, ujar Susi, wajar ketika ada menteri yang kinerjanya tak memuaskan presiden. Perombakan kabinet merupakan kewenangan presiden dan bukan akhir dunia. "It's (reshuffle) not the end of the world," tutur Susi. “Kalau tidak terpakai, dipecat, ya biasa toh?”
Susi membantah ihwal dirinya yang akan menggantikan Rizal Ramli sebagai Menteri Koordinator Kemaritiman.
Isu perombakan kabinet berembus belakangan ini. Presiden Jokowi dikabarkan akan melakukan kocok ulang susunan Kabinet Kerja. Selain kalangan profesional, beberapa politikus partai yang menyatakan mendukung pemerintah dikabarkan mengincar jabatan dalam kabinet itu.