Penny Berjanji Perbaiki Sistem Pengawasan BPOM  

Reporter

Editor

Agung Sedayu

Rabu, 20 Juli 2016 13:18 WIB

Presiden Joko Widodo bersama Ibu Negara Iryana Joko Widodo berbincang dengan warga saat memantau pemberian vaksinasi ulang terhadap anak yang diindikasikan mendapat vaksin palsu di Puskesmas Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, 18 Juli 2016. Tempo/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo hari ini melantik Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Kusumastuti Lukito di Istana Negara. Setelah dilantik, Penny menyatakan akan melaksanakan tugas dari Presiden Joko Widodo untuk memperkuat sistem pengawasan obat dan makanan."Saya berkomitmen membangun sistem yang lebih baik," kata Penny di Istana Negara, Jakarta, Rabu, 20 Juli 2016.

Ia juga akan membenahi manajemen dan tata kelola BPOM. Terkait dengan kasus vaksin palsu, Penny menyatakan BPOM akan tetap meneruskan proses pengusutannya. "Kasus vaksin palsu sudah dalam proses penindakan. Kami berkomitmen meneruskan proses tersebut," ucap Penny.

Penny berujar, tugas yang bakal dia emban nanti tidak ringan. Karena itu, ia berharap ada kerja sama yang lebih erat lagi antara BPOM dan semua pemangku kepentingan.

Menurut dia, ada dua sektor yang dinilai masih lemah di BPOM, yaitu kemandirian dan pengawasan. Agar dua hal itu menguat, BPOM memerlukan dukungan penuh Presiden. "Beri saya waktu untuk melakukannya," tuturnya.

Sebelum menjadi Kepala BPOM, Penny merupakan Pejabat Fungsional Perencana Utama di Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional sejak 2013. Selama menjalankan tugasnya itu, ia pernah mendapatkan penghargaan Satyalancana Karya 20 Tahun dari Presiden RI pada 2011 karena telah mengabdi selama 20 tahun.

ADITYA BUDIMAN




Berita terkait

Zaskia Adya Mecca Kesal Anaknya Jadi Korban Vaksin Palsu

30 Januari 2018

Zaskia Adya Mecca Kesal Anaknya Jadi Korban Vaksin Palsu

Pemain film Zaskia Adya Mecca mengaku anak ketiganya juga menjadi korban vaksin palsu.

Baca Selengkapnya

Cek 39 Obat Tradisional Mengandung Bahan Kimia Obat Versi BPOM

12 Desember 2017

Cek 39 Obat Tradisional Mengandung Bahan Kimia Obat Versi BPOM

Desember 2016 hingga November 2017, BPOM menemukan 39 obat tradisional dengan bahan kimia obat. Versi BPOM, 28 dari 39 produk tidak memiliki izin edar

Baca Selengkapnya

Produsen Vaksin Palsu Divonis 4 Tahun Bui dalam Pencucian Uang

16 November 2017

Produsen Vaksin Palsu Divonis 4 Tahun Bui dalam Pencucian Uang

Pengadilan juga merampas harta senilai Rp 1,2 miliar milik kedua produsen vaksin palsu, berupa rumah, tanah, dan kendaraan bermotor.

Baca Selengkapnya

Aksi Memelas Suami-Istri Pembuat Vaksin Palsu di Depan Hakim

25 Oktober 2017

Aksi Memelas Suami-Istri Pembuat Vaksin Palsu di Depan Hakim

Jaksa meyakini aset tanah dan bangunan milik kedua terdakwa dihasilkan dari bisnis vaksin palsu.

Baca Selengkapnya

Suami-Istri Produsen Vaksin Palsu Dituntut 6 Tahun Penjara

18 Oktober 2017

Suami-Istri Produsen Vaksin Palsu Dituntut 6 Tahun Penjara

Suami-istri produsen vaksin palsu, Hidayat dan Rita, dituntut penjara enam tahun dan diminta mengembalikan aset bernilai miliaran rupiah.

Baca Selengkapnya

Kata Penggugat Setelah Sidang kasus Vaksin Palsu Ditunda 3 Pekan

18 Oktober 2017

Kata Penggugat Setelah Sidang kasus Vaksin Palsu Ditunda 3 Pekan

Penggugat kecewa sidang perdana kasus vaksin palsu ditunda tiga pekan lamanya.

Baca Selengkapnya

Sidang Vaksin Palsu dengan Sederet Tergugat Digelar Hari Ini

18 Oktober 2017

Sidang Vaksin Palsu dengan Sederet Tergugat Digelar Hari Ini

Setahun berlalu, sidang perdana kasus vaksin palsu dengan sederet tergugat digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jakarta, Jakarta, hari ini.

Baca Selengkapnya

Sidang TPPU, Pasutri Terpidana Vaksin Palsu Dicecar Soal Rumah  

21 Agustus 2017

Sidang TPPU, Pasutri Terpidana Vaksin Palsu Dicecar Soal Rumah  

Suami-istri terpidana kasus vaksin palsu, Hidayat Taufiqurahman dan Rita Agustina, menjalani sidang kasus dugaan TPPU.

Baca Selengkapnya

Cara Baru Pembiayaan Vaksinasi

25 April 2017

Cara Baru Pembiayaan Vaksinasi

Pada Juli 2016, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan bahwa vaksin pertama untuk mencegah demam berdarah tersedia untuk masyarakat di seluruh dunia yang berusia 9 sampai 60 tahun. Ini berita baik bagi Indonesia, tempat demam berdarah mempengaruhi lebih dari 120 ribu orang dengan beban biaya US$ 323 juta (sekitar Rp 4,3 triliun) setiap tahun.

Baca Selengkapnya

Penghuni Rumah Pembuat Salep Palsu Tak Kenal Tetangga  

7 April 2017

Penghuni Rumah Pembuat Salep Palsu Tak Kenal Tetangga  

Tetangga di sekitar rumah itu kerap mencium aroma pewangi pel lantai.

Baca Selengkapnya