Bareskrim Audit Rumah Sakit Pengguna Vaksin Palsu  

Reporter

Editor

Agung Sedayu

Selasa, 19 Juli 2016 14:53 WIB

Kameramen mengambil gambar kolam renang rumah mewah milik tersangka Hidayat dan Rita di Perumahan Kemang Pratama Regency, Bekasi, Kamis, 30 Juni 2016. Rumah ini merupakan kediaman pasangan suami istri pembuat vaksin palsu. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Bekasi - Sejumlah rumah sakit pengguna vaksin di Bekasi, Jawa Barat, didatangi penyidik Badan Reserse Kriminal Kepolisian Republik Indonesia, Selasa, 19 Juli 2016. Penyidik tengah mengaudit rumah sakit perihal kasus vaksin palsu. "Penyidik meminta sejumlah dokumen," kata kuasa hukum Rumah Sakit Elisabeth, Bekasi, Azaz Tigor Nainggolan, Selasa, 19 Juli 2016.

Dokumen itu di antaranya sejumlah faktur pembelian vaksin dari CV Azka Medika sejak November 2015 hingga Juni 2016. Menurut Tigor, berdasarkan data di RS Elisabeth, Bekasi, diperkirakan ada sekitar 125 bayi yang terpapar vaksin palsu dari CV Azka dalam rentang waktu sekitar tujuh bulan. "Rumah sakit membeli (vaksin) banyak, tapi yang terpapar diperkirakan 125," ujarnya. "Sisanya sudah diserahkan ke Bareskrim dan Satgas."

Menurut dia, rumah sakit terpaksa membeli vaksin dari CV Azka karena ketersediaan vaksin habis. Adapun distributor yang biasanya dipakai GSK tak bisa mengirim vaksin. "Akhirnya kami menerima tawaran dari CV Azka," ujarnya.

Tigor mengatakan pihak rumah sakit bersedia memberikan vaksin ulang kepada pasien yang terpapar vaksin palsu. Namun pemberian dilakukan setelah ada arahan dari Satgas Vaksin Palsu Kementerian Kesehatan. Adapun pengumumannya juga disampaikan secara personal.

Tigor menambahkan, meskipun yang terdata di rumah sakit hanya sekitar 125 bayi, pihaknya tetap menerima aduan orang tua bayi yang pernah divaksin di sana. Soalnya, berdasarkan rilis dari Kementerian Kesehatan, penyebaran vaksin palsu terjadi sejak 2003. "Kami berkeyakinan bahwa vaksin sebelum November 2015 masih aman," ucapnya.

Berdasarkan data dari Posko Pengaduan Vaksin Palsu di RS Elisabeth sejak dibuka pada Jumat pekan lalu, jumlah orang tua yang mengadu mencapai 406 orang. Mereka yang mendaftar akan difasilitasi konsultasi atau medical check-up secara gratis untuk memastikan penggunaan vaksin.

Selain di RS Elisabeth, Bareskrim melakukan audit di RS Hosana Medica Bekasi. Hingga berita ini disiarkan, petugas masih melakukan audit di rumah sakit pengguna vaksin palsu tersebut.

ADI WARSONO

Berita terkait

Zaskia Adya Mecca Kesal Anaknya Jadi Korban Vaksin Palsu

30 Januari 2018

Zaskia Adya Mecca Kesal Anaknya Jadi Korban Vaksin Palsu

Pemain film Zaskia Adya Mecca mengaku anak ketiganya juga menjadi korban vaksin palsu.

Baca Selengkapnya

Cek 39 Obat Tradisional Mengandung Bahan Kimia Obat Versi BPOM

12 Desember 2017

Cek 39 Obat Tradisional Mengandung Bahan Kimia Obat Versi BPOM

Desember 2016 hingga November 2017, BPOM menemukan 39 obat tradisional dengan bahan kimia obat. Versi BPOM, 28 dari 39 produk tidak memiliki izin edar

Baca Selengkapnya

Produsen Vaksin Palsu Divonis 4 Tahun Bui dalam Pencucian Uang

16 November 2017

Produsen Vaksin Palsu Divonis 4 Tahun Bui dalam Pencucian Uang

Pengadilan juga merampas harta senilai Rp 1,2 miliar milik kedua produsen vaksin palsu, berupa rumah, tanah, dan kendaraan bermotor.

Baca Selengkapnya

Aksi Memelas Suami-Istri Pembuat Vaksin Palsu di Depan Hakim

25 Oktober 2017

Aksi Memelas Suami-Istri Pembuat Vaksin Palsu di Depan Hakim

Jaksa meyakini aset tanah dan bangunan milik kedua terdakwa dihasilkan dari bisnis vaksin palsu.

Baca Selengkapnya

Suami-Istri Produsen Vaksin Palsu Dituntut 6 Tahun Penjara

18 Oktober 2017

Suami-Istri Produsen Vaksin Palsu Dituntut 6 Tahun Penjara

Suami-istri produsen vaksin palsu, Hidayat dan Rita, dituntut penjara enam tahun dan diminta mengembalikan aset bernilai miliaran rupiah.

Baca Selengkapnya

Kata Penggugat Setelah Sidang kasus Vaksin Palsu Ditunda 3 Pekan

18 Oktober 2017

Kata Penggugat Setelah Sidang kasus Vaksin Palsu Ditunda 3 Pekan

Penggugat kecewa sidang perdana kasus vaksin palsu ditunda tiga pekan lamanya.

Baca Selengkapnya

Sidang Vaksin Palsu dengan Sederet Tergugat Digelar Hari Ini

18 Oktober 2017

Sidang Vaksin Palsu dengan Sederet Tergugat Digelar Hari Ini

Setahun berlalu, sidang perdana kasus vaksin palsu dengan sederet tergugat digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jakarta, Jakarta, hari ini.

Baca Selengkapnya

Sidang TPPU, Pasutri Terpidana Vaksin Palsu Dicecar Soal Rumah  

21 Agustus 2017

Sidang TPPU, Pasutri Terpidana Vaksin Palsu Dicecar Soal Rumah  

Suami-istri terpidana kasus vaksin palsu, Hidayat Taufiqurahman dan Rita Agustina, menjalani sidang kasus dugaan TPPU.

Baca Selengkapnya

Cara Baru Pembiayaan Vaksinasi

25 April 2017

Cara Baru Pembiayaan Vaksinasi

Pada Juli 2016, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan bahwa vaksin pertama untuk mencegah demam berdarah tersedia untuk masyarakat di seluruh dunia yang berusia 9 sampai 60 tahun. Ini berita baik bagi Indonesia, tempat demam berdarah mempengaruhi lebih dari 120 ribu orang dengan beban biaya US$ 323 juta (sekitar Rp 4,3 triliun) setiap tahun.

Baca Selengkapnya

Penghuni Rumah Pembuat Salep Palsu Tak Kenal Tetangga  

7 April 2017

Penghuni Rumah Pembuat Salep Palsu Tak Kenal Tetangga  

Tetangga di sekitar rumah itu kerap mencium aroma pewangi pel lantai.

Baca Selengkapnya