Pemimpin kelompok teror Mujahidin Indonesia Timur, Santoso alias Abu Wardah, di tempat persembunyiannya. Foto: Istimewa
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian mengatakan dua jenazah teroris yang tewas di Tambarana, Poso, Sulawesi Tengah, sudah dilakukan proses identifikasi awal di Bandara Mutiara, Palu.
Sejauh ini, berdasarkan hasil identifikasi, positif keduanya adalah Santoso alias Abu Wardah dan Basri. "Hal itu didasari hasil pengenalan wajah dan ciri-ciri lain, baik oleh anggota yang mengenal dia maupun saksi lain," kata Tito saat ditemui wartawan di kompleks Istana Kepresidenan, Selasa, 19 Juli 2016.
Sebagaimana diberitakan, kemarin sekitar pukul 17.00, terjadi baku tembak pasukan TNI dan Polri dengan kelompok Santoso di Poso. Dalam kejadian itu, dua orang tewas tertembak dan tiga melarikan diri.
Ketika dicek, ternyata keduanya menyerupai teroris Santoso dan Basri. Hal itu dilihat dari tahi lalat di tengah dahi untuk jenazah mirip Santoso dan tato untuk jenazah mirip Basri. Siang ini, jenazah akan diperiksa lebih lanjut.
Tito melanjutkan bahwa identifikasi awal itu hampir akurat, yaitu 80-90 persen akurat untuk Santoso dan 70 persen akurat untuk Basri. Sebab, pihak yang memeriksa jenazah mirip Basri dan Santoso itu sudah lama mengenal mereka. Beberapa di antaranya polisi yang pernah menangkap atau bertemu langsung dengan Santoso dalam penangkapan 2005.
Tito menjanjikan hasil yang lebih akurat 1-3 jam ke depan setelah pemeriksaan lanjutan di RS Bhayangkara, Palu, rampung. Di rumah sakit itu, jenazah akan dibersihkan ulang dan dibawa kepada keluarga Santoso dan Basri yang sudah menunggu di lokasi.
Jelang Ramadan, Kapolri Minta Kapolda Cek Stok Minyak Goreng di Pasar
26 Maret 2022
Jelang Ramadan, Kapolri Minta Kapolda Cek Stok Minyak Goreng di Pasar
Pengawasan dan pemantauan dari kepolisian untuk memberikan kepastian kepada masyarakat bahwa stok minyak goreng curah terjamin dan harga penjualannya sesuai HET.