Bambang Soesatyo Minta 2 Kasus Lama Vaksin Palsu Dibuka Lagi  

Reporter

Senin, 18 Juli 2016 14:03 WIB

Bambang Soesatyo. Tempo/ Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Bambang Soesatyo mengatakan kasus dugaan vaksin palsu merupakan skandal layanan medis paling mengerikan yang pernah terjadi di Indonesia. Karena itu, kata dia, Polri harus menyelidiki skandal ini dari awal.

"Karena kejahatan yang terkoordinasi ini sudah berlangsung sejak 2003," kata Bambang lewat keterangan tertulis yang diterima Tempo, Senin, 18 Juli 2016.

Bambang mengatakan sebagian besar tersangka kasus vaksin palsu memiliki keahlian di bidang pelayanan medis, sehingga perkara tersebut patut dikategorikan sebagai kejahatan yang sangat mengerikan. Ia menegaskan, ada sekumpulan predator balita di balik skandal layanan medis ini. "Selama belasan tahun, para predator itu menyuntikkan vaksin palsu kepada ribuan balita di belasan provinsi," ujarnya.

Hingga akhir pekan lalu, Badan Reserse Kriminal Polri sudah menetapkan tiga dokter sebagai tersangka kasus dugaan vaksin palsu. Belasan tersangka lainnya merupakan produsen vaksin palsu serta distributor dan kurir. Selain itu, identitas 14 rumah sakit dan delapan bidan pengguna vaksin palsu sudah diungkap.

Bambang, yang juga politikus Partai Golkar, mengatakan Bareskrim sebaiknya mengungkap jumlah korban serta dampak vaksin palsu itu terhadap penggunanya. "Untuk memberi gambaran kepada publik tentang dampak kejahatan ini," katanya.

Bambang berujar, Presiden Joko Widodo telah menyebut kasus ini sebagai kejahatan luar biasa. Karena itu, polisi tidak boleh setengah-setengah mengusutnya. "Kasus-kasus vaksin palsu dulu, yang proses hukumnya tidak wajar, harus dibuka kembali," tuturnya.

Menurut Bambang, kasus vaksin palsu pernah diungkap pada 2008. Saat itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menemukan vaksin Anti-Tetanus Serum (ATS) palsu. "Kasus itu ditutup dengan alasan yang tidak jelas," ucapnya.

Pada 2013, kata Bambang, terungkap kasus vaksin palsu dengan dua orang tersangka. Namun satu tersangka melarikan diri. Pelaku yang tertangkap hanya dikenakan hukuman denda Rp 1 juta. "Vaksinolog melihat ada kejanggalan terhadap proses hukum dua kasus vaksin palsu terdahulu itu," kata Bambang.

AHMAD FAIZ

Berita terkait

Anggota Dewan Minta Pemerintah Pertimbangkan Kenaikan Tarif KRL

9 jam lalu

Anggota Dewan Minta Pemerintah Pertimbangkan Kenaikan Tarif KRL

Anggota Komisi V DPR RI Suryadi Jaya Purnama mengatakan kenaikan tarif tidak boleh membebani mayoritas penumpang KRL

Baca Selengkapnya

Sosialisasi Empat Pilar MPR, Bamsoet Ingatkan Sisi Gelap Kemajuan Teknologi

2 hari lalu

Sosialisasi Empat Pilar MPR, Bamsoet Ingatkan Sisi Gelap Kemajuan Teknologi

Hasil survei Digital Civility Index oleh Microsoft tahun 2020, menempatkan Indonesia sebagai negara yang paling 'tidak sopan' di kawasan Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Apresiasi Kiprah Asia Cargo Network

2 hari lalu

Bamsoet Apresiasi Kiprah Asia Cargo Network

Di balik sukses ACN, terdapat berbagai tantangan yang harus dihadapi. Termasuk tingginya harga avtur di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

2 hari lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

2 hari lalu

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?

Baca Selengkapnya

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

2 hari lalu

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

IMI dan TransTrack Bersepakat Kembangkan Teknologi Transportasi

2 hari lalu

IMI dan TransTrack Bersepakat Kembangkan Teknologi Transportasi

TransTrack menyediakan berbagai inovasi teknologi untuk berbagai kebutuhan manajemen operasional armada transportasi.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

3 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

4 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

4 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya