Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh redaksi Tempo dengan dalam diskusi saat berkunjung ke gedung Tempo di Palmerah, Jakarta, 29 April 2016. Jonan menjelaskan tentang pemerataan pembangunan bandara termasuk di kota-kota terpencil di Indonesia. TEMPO/Nufus Nita Hidayati
TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Perhubungan mewakili seluruh kementerian serta pemangku kepentingan yang terlibat dalam masa Angkutan Lebaran 2016 menyesalkan atas jatuhnya korban meninggal, baik karena kecelakaan lalu lintas maupun hal lainnya, termasuk kejadian di pintu keluar tol "Brebes Exit" (Brexit).
"Atas nama seluruh stakeholder (pemangku kepentingan), kami menyampaikan rasa penyesalan serta permintaan maaf atas jatuhnya korban meninggal dunia," kata Jonan saat konferensi pers di Posko Angkutan Lebaran 2016 Kementerian Perhubungan, Jakarta, Senin 18 Juli 2016.
Jonan menambahkan kemacetan ketika puncak arus mudik di ruas tol Brebes-Tegal akan menjadi bahan introspeksi dan evaluasi bagi semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan angkutan Lebaran tahun depan.
Meski begitu, Jonan mengaku seluruh kementerian dan lembaga serta pihak-pihak lain yang terlibat dalam angkutan Lebaran 2016 telah bekerja keras dan maksimal untuk menyelenggarakan angkutan Lebaran yang lebih baik sesuai arahan Presiden Joko Widodo. “Semoga angkutan lebaran tahun-tahun mendatang akan terselenggara lebih baik,” katanya.
Menurut Jonan, pihaknya telah bekerja keras dalam menyelenggarakan angkutan lebaran tahun ini dengan maksimal. Meski begitu ia menyadari masih terdapat kekurangan serta sejumlah persoalan dalam pelaksanaan di lapangan. “Khususnya untuk moda yang berbasis jalan raya, misalnya kemacetan lalu lintas pada arus mudik di ruas Brebes-Tegal,” kata mantan Dirut PT KAI itu.
Kemacetan yang terjadi di ruas jalan Brebes-Tegal memang menjadi catatan hitam bagi pelaksanaan mudik tahun ini. Kemacetan yang disebabkan tersendatnya arus kendaraan di pintu keluar tol Brebes Timur (akrab disebut “Brexit”) ini menyebabkan antrian mobil yang mengular hingga 20 kilometer. Akibatnya, terdapat korban meninggal dunia yang berjumlah belasan orang.
Pada konferensi pers yang digelar di Posko Mudik Terpadu Kementerian Perhubungan ini, Jonan membeberkan evaluasi pelaksanaan mudik lebaran tahun 2016. Konferensi pers hari ini juga dihadiri oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, para Dirjen kementerian Perhubungan, serta perwakilan Koorlantas Polri, Mabes TNI, dan BMKG.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menjelaskan inti kemacetan panjang di pintu keluar tol Brebes Timur berasal dari ruas jalan di luar tol yang cenderung lebih sempit. "Kemacetan bukan di ruas tol, tapi dampaknya ke tol," ujarnya.
Basuki mengaku prihatin dengan kejadian yang memakan korban hingga 12 orang meninggal dunia karena antrean mengular hingga 18 kilometer dan memakan waktu lebih dari 24 jam. "Semua prihatin dengan kejadian ini," katanya.
Namun, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PU-PR Herry Trisaputra Zuna mengungkapkan secara umum di ruas tol Jasa Marga mengalami penurunan hingga 4,5 persen pada masa Lebaran 2016.
"Palimanan ada peningkatan, perbandingan volume tahun lalu dengan sekarang tidak terlalu berbeda," imbuhnya.