(dari kiri) Ketua Panwaslu Ramadasyah, penasehat hukum Arteria Dahlan, bersama Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Dewi Aryani saat memberikan klarifikasi di kantor Panwaslu DKI, Rabu (29/8). TEMPO/Dasril Roszandi
TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan anggota Komisi II DPR, Arteria Dahlan, memberikan sedikit bocoran soal siapa yang akan diusung PDIP untuk pilkada DKI Jakarta 2017. Menurut dia, calon yang akan diusung PDIP di luar dugaan.
"Tunggu tanggal mainnya, kalian (wartawan) pasti akan terkejut. Keputusan kami akan mengejutkan," ujar Arteria saat ditemui seusai diskusi soal pilkada di Jakarta, Ahad, 17 Juli 2016.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa partainya akan mengerucutkan pasangan calon untuk pilkada DKI Jakarta 2017 dalam waktu dekat. Jika tak ada aral melintang, hal itu akan terlaksana dalam rapat internal PDIP Kamis nanti.
Adapun dalam proses penjaringannya, kurang-lebih ada 27 orang yang dikumpulkan oleh PDIP untuk diseleksi menjadi kandidat calon. Nama-nama itu mengerucut menjadi lima orang. Namun PDIP enggan mengungkapkan ke publik nama-nama tersebut. Beberapa nama yang kerap disebut ialah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saeful Hidayat.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok juga akan disokong PDIP. Presiden Joko Widodo pernah menemani Ahok menemui Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri. Namun Ahok masih condong ke jalan independen.
Menurut Arteria, Ahok bisa menjadi pilihan yang di luar dugaan itu. Apalagi kalau Ahok bisa membenahi karakternya yang terkadang terlampau keras. Namun Arteria enggan menyebut nama calon yang akan disokong PDIP.
"Yang pasti, calon kami itu harus bisa memperjuangkan semangat PDIP. Jadi personifikasi, simbolisasi partai. (Kalau Ahok disokong), jangan sampai malah PDIP yang diidentikkan dengan Ahok yang keras, kayak preman," ujar Arteria.
Ditanyai lebih lanjut apakah PDIP memiliki kecondongan ke kader tertentu, Arteria menjawab diplomatis. "Sulit untuk condong kepada calon A saja, atau B saja," ujarnya.