Dokter RSHS Bekali Bocah Obesitas Pola Diet Karbo

Reporter

Minggu, 17 Juli 2016 04:55 WIB

Petugas membawa AP (10 tahun) menuju ruang Kenanga, Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Bandung, Jawa Barat, Senin 11 Juli 2016. Bocah obesitas asal Karawang ini akan menjalani pemeriksaan lebih lanjut akibat berat badannya kembali naik 3 kilogram yang sebelumnya sempat turun dari 192 kg menjadi 188 kg. TEMPO/Aditya Herlambang Putra

TEMPO.CO, Bandung - Selain menurunkan berat badan AP, bocah 10 tahun berbobot 190 kilogram, ahli gizi di Rumah Sakit Umum Pusat dr Hasan Sadikin (RSHS), Bandung, mengajarkan tentang pola diet khusus kepada orang tua. Hal itu agar orang tua AP melanjutkan program penurunan bobot anaknya ketika pulang ke rumah. “Sudah tiga kali pertemuan selama lima hari AP dirawat,” ujar anggota tim dokter, Novina Andriana, kepada Tempo di RSHS.

Sabtu pagi, 16 Juli 2016, AP pulang ke rumahnya di Kampung Pasir Pining, Desa Cipurwasari, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang. Kepulangannya lebih cepat dari rencana perawatan selama 20 hari. Alasan kepulangannya, menurut Ade Somantri, ayah AP, adalah anaknya ingin bersekolah pada Senin, 18 Juli 2016.

Sepulangnya dari rumah sakit, orang tua dan warga sekitar diharapkan memberikan dukungan kepada AP dalam penurunan berat badan si anak yang kini mulai berkurang. “Seperti mengurangi makanan-minuman bergula, juga jajanan, semua harus dukung,” ucapnya.

Ahli gizi mengajarkan tentang pola diet khusus kepada ibu AP, lengkap dengan takaran dan bahan penggantinya jika tidak ada di rumah. Diet itu utamanya minim karbohidrat dan glukosa atau gula. Nasi putih diganti dengan nasi merah. Selain itu, sayuran dan protein diperbanyak. “Orang tua diberi lembaran tabel makanannya seperti apa,” tutur dokter spesialis anak tersebut.

Bobot AP dengan obesitas sangat berat merupakan kasus pertama di RSHS. Biasanya, kasus obesitas anak seusia AP yang ditangani dokter RSHS kebanyakan berbobot 50-70 kilogram. “Bahaya obesitas itu memupuk gangguan kesehatan pada kemudian hari, seperti hipertensi, gangguan ginjal, mata, dari rambut sampai kaki. Itu seperti bom waktu,” ucap Novina.

Selama lima hari perawatan, rata-rata bobot AP berkurang 500 gram per hari. Ketua tim dokter khusus kasus obesitas anak tersebut, Julistio Djaiz, mengatakan penurunan bobot AP bakal memakan waktu berbulan-bulan. Adapun bobot ideal AP dengan tinggi 147 sentimeter adalah kurang dari 50 kilogram.

ANWAR SISWADI





Advertising
Advertising

Berita terkait

Olahraga Malam Hari Disebut Lebih Bermanfaat bagi Orang Obesitas

3 hari lalu

Olahraga Malam Hari Disebut Lebih Bermanfaat bagi Orang Obesitas

Penelitian mengklaim olahraga pada malam hari bisa memberi lebih banyak manfaat kesehatan bagi orang obesitas dan diabetes tipe 2.

Baca Selengkapnya

Parto Patrio Operasi Batu Ginjal, Kenali Gejala dan Penyebab Batu Ginjal

3 hari lalu

Parto Patrio Operasi Batu Ginjal, Kenali Gejala dan Penyebab Batu Ginjal

Komedian Parto Patrio sedang menjalani pemulihan usai operasi batu ginjal. Lantas, apa yang menyebabkan dan tanda-tanda dari penyakit ini?

Baca Selengkapnya

10 Efek Mengonsumsi Makanan Manis Berlebihan, Bisa Picu Sel Kanker

10 hari lalu

10 Efek Mengonsumsi Makanan Manis Berlebihan, Bisa Picu Sel Kanker

Ada banyak efek makanan manis yang tidak bagus untuk kesehatan, di antaranya bisa meningkatkan risiko diabetes hingga bertumbuhnya sel kanker.

Baca Selengkapnya

7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

17 hari lalu

7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

Kebiasaan makan yang buruk dapat berdampak negatif pada kesehatan anak. Simak 5 tips anak ajak pola makan sehat

Baca Selengkapnya

Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

17 hari lalu

Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

OJ Simpson meninggal setelah melawan kanker prostat. Lantas, apa jenis kanker tersebut dan siapa yang berpotensi mengalaminya?

Baca Selengkapnya

Anak Obesitas dan Kurang Gizi Berisiko Tinggi Kekurangan Zat Besi

18 hari lalu

Anak Obesitas dan Kurang Gizi Berisiko Tinggi Kekurangan Zat Besi

Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, suatu kondisi yang mengakibatkan kurangnya sel darah merah yang sehat.

Baca Selengkapnya

Memahami Gangguan Saraf Papiledema, Penyebab dan Gejala

28 hari lalu

Memahami Gangguan Saraf Papiledema, Penyebab dan Gejala

Papiledema adalah pembengkakan kepala saraf kedua yang terjadi secara bersamaan antara dua mata. Cek gejalanya.

Baca Selengkapnya

Kandungan Vitamin D yang Rendah dalam Tubuh Ada Kaitannya dengan Obesitas, Ini Penjelasannya

44 hari lalu

Kandungan Vitamin D yang Rendah dalam Tubuh Ada Kaitannya dengan Obesitas, Ini Penjelasannya

Studi mengatakan ada prevalensi tinggi kekurangan vitamin D pada orang yang mengalami obesitas mungkin karena pengenceran volumetrik vitamin D.

Baca Selengkapnya

Cukai Minuman Berpemanis Disebut Bisa Tekan Diabetes dan Obesitas

47 hari lalu

Cukai Minuman Berpemanis Disebut Bisa Tekan Diabetes dan Obesitas

Epidemiolog Dicky Budiman menyebut bahwa cukai minuman berpemanis dapat menurunkan jumlah penderita diabetes dan obesitas.

Baca Selengkapnya

11 Tips Cegah Obesitas dan Jaga Berat Badan Ideal

48 hari lalu

11 Tips Cegah Obesitas dan Jaga Berat Badan Ideal

Obesitas bisa jadi satu cikal bakal berbagai penyakit diabetes, penyakit kardiovaskular, hipertensi dan stroke hingga kanker. Ini tips cegah obesitas.

Baca Selengkapnya