TEMPO.CO, Surabaya - Terpidana perkara terorisme, Noaim Baasyir, terpaksa dipindahkan dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Pamekasan, Madura, ke Lapas Kelas II B Tuban pada Minggu malam, 10 Juli 2016.
"Dia membuat onar di Lapas Pamekasan," kata Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Kantor Wilayah Jawa Budi Sulaksana, Selasa, 12 Juli 2016. Menurut Budi, pria itu adalah adik Abu Bakar Baasyir, yang juga terpidana kasus terorisme dan mantan Amir Jemaah Islamiyah.
Budi menceritakan bagaimana mulanya Noaim mengamuk di Lapas Pamekasan. Noaim meminta izin memasukkan istrinya ke lapas dan menggunakan fasilitas ruang tahanan untuk berhubungan badan. Namun, petugas lapas tidak mengizinkannya. "Bagaimana bisa, lapas kok dibuat gitu, nanti narapidana lain iri," ucapnya. Lantas Noaim membuat onar.
Noaim sudah tiga kali pindah lapas. Sebelumnya, Budi menerangkan, pada 2014, Noaim, yang mendekam di Lembaga Pemasyarakatan Cipinang, Jakarta Timur, dipindah ke Lapas Pamekasan bersama dua narapidana teroris lainnya.Namun Budi tak menjelaskan mengapa Noaim dipindahkan kala itu.
Budi berharap, pemindahan Noaim ke Tuban membuat suasana Lapas Pamekasan kembali tenang. "Jika nanti di Lapas Tuban ngamuk lagi, bisa jadi Noaim akan dipindahkan," tutur Budi.