WNI Disandera, Menlu Retno: Ini Tak Bisa Ditolerir  

Reporter

Senin, 11 Juli 2016 15:46 WIB

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi memberikan keterangan di Istana Merdeka perihal Tenaga Kerja Indonesia yang dihukum mati di Malaysia. TEMPO/Istman

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan ia sudah berkomunikasi dengan Menteri Luar Negeri Filipina dan Menteri Luar Negeri Malaysia, Senin pagi, 11 Juli 2016. Komunikasi itu, kata dia, untuk memetakan kembali perhatian negara tetangga ini pada kasus penyanderaan yang menimpa warga negara Indonesia.

"Kejadian seperti ini sama sekali tidak dapat ditolerir," kata Retno di kantornya, Jakarta, Senin, 11 Juli 2016. Menurut dia, upaya serius harus dilakukan segera, baik oleh pemerintah Filipina maupun pemerintah Malaysia. "Pemerintah Indonesia siap bekerja sama dalam upaya pembebasan dalam waktu yang sesegera mungkin."

Retno menegaskan, keselamatan sandera menjadi prioritas bagi pemerintah Indonesia. Siang ini, ia juga mengikuti rapat koordinasi dengan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan di kantor Luhut, Jakarta Pusat. Rapat itu membahas upaya pemerintah untuk membebaskan para sandera.

Dua hari lalu, tiga warga negara Indonesia disandera di Malaysia. Pada 9 Juli 2016, sekitar 23.30 terjadi perompakan kapal penangkap ikan LLD113/5/F berbendera Malaysia di perairan Malaysia, atau di Velda Sahabat, Lahad Datu. Penyanderaan ini diketahui setelah pemilik kapal melapor kepada Kepolisian Lahad Datu, Minggu, 10 Juli 2016.

Kapal tersebut disergap oleh speedboad yang ditumpangi lima lelaki bersenjata api. Dari tujuh anak buah kapal, tiga orang diculik dan empat orang lainnya dibebaskan. "ABK yang diculik semua warga negara Indonesia," ujar Retno. Penculik tersebut membawa tiga sandera ini ke arah perairan Tawi-tawi, Filipina Selatan.

Menurut Retno, Kepolisian Lahad Datu telah mengkonfirmasi penyanderaan tersebut. Ketiga ABK yang disandera adalah WNI yang punya izin kerja sah di Malaysia. Retno menjelaskan, pada 10 Juli 2016, penyandera sudah menghubungi pemilik kapal di Lahad Datu melalui ABK yang disandera.

"Setelah menerima informasi, Kementerian Luar Negeri berkoordinasi dengan KBRI Kuala Lumpur, Konsulat Tawau, KBRI Manila, dan Konsulat Davao untuk memantau perkembangan kasus ini," kata Retno. Konsulat Tawau kemudian mengirim staf teknis kepolisian untuk berkoordinasi.

REZKI ALVIONITASARI

BACA JUGA
Pilkada DKI: Partai Penantang Ahok Rangkul Ormas Islam
Yusril: Saya Penantang Ahok dengan Elektabilitas Tertinggi

Berita terkait

Menlu Retno Undang Gambia ke Indonesia-Africa Forum di Bali

24 menit lalu

Menlu Retno Undang Gambia ke Indonesia-Africa Forum di Bali

Indonesia-Africa Forum kedua akan diselenggarakan di Bali pada 3 - 4 September 2024. Menlu Retno mengundang perwakilan dari Gambia.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

53 menit lalu

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

Volodymyr Zelensky disebut Kementerian Luar Negeri Rusia sedang hilang akal karena membawa-bawa Tuhan dalam konflik dengan Moskow.

Baca Selengkapnya

Lagi, Benjamin Netanyahu Menolak Tuntuan Hamas untuk Mengakhiri Perang Gaza

18 jam lalu

Lagi, Benjamin Netanyahu Menolak Tuntuan Hamas untuk Mengakhiri Perang Gaza

Benjamin Netanyahu menolak tuntutan Hamas yang ingin mengakhiri perang Gaza untuk ditukar dengan pembebasan sandera

Baca Selengkapnya

Lagi, Warga Israel Unjuk Rasa Menuntut Sandera yang Ditahan Hamas Dibebaskan

1 hari lalu

Lagi, Warga Israel Unjuk Rasa Menuntut Sandera yang Ditahan Hamas Dibebaskan

Ribuan warga Israel berunjuk rasa di Tel Aviv menuntut Benjamin Netanyahu menerima proposal gencatan senjata Hamas demi dibebaskannya sandera

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

3 hari lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

5 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi perkelahian sesama kelompok WNI di Korea Selatan persisnya pada 28 April 2024

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: ICC akan Proses Langkah Hukum Lebanon Melawan Israel

7 hari lalu

Top 3 Dunia: ICC akan Proses Langkah Hukum Lebanon Melawan Israel

Top 3 Dunia pada 28 April 2024, ICC akan memproses langkah hukum yang disorongkan Lebanon melawan Israel atas tuduhan kejahatan perang.

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

7 hari lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

7 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Israel Gelar Unjuk Rasa Usai Hamas Rils Video Sandera

8 hari lalu

Ribuan Warga Israel Gelar Unjuk Rasa Usai Hamas Rils Video Sandera

Ribuan warga Israel menuntut dilakukannya pemilhan umum dini dan meminta agar sandera dibebaskan menyusul video yang dilansir Hamas.

Baca Selengkapnya