TEMPO.CO, Jakarta - Bakal calon gubernur DKI Jakarta, Yusril Ihza Mahendra, optimistis akan mendapat dukungan dari partai-partai politik untuk maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta dalam Pemilihan Gubernur 2017.
Yusril menyatakan terus berkomunikasi dengan pimpinan parpol, seperti Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Demokrat, Partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Amanat Nasional, PPP, dan PKB, selama Ramadan kemarin.
"Saya optimistis partai-partai tersebut akan memberikan dukungan kepada saya untuk berhadapan dengan Pak Ahok," kata Yusril Ihza Mahendra melalui pernyataan persnya, Minggu, 10 Juli 2016.
Yusril yakin didukung partai. Sebab, ia menganggap elektabilitasnya berada di urutan kedua di bawah Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Yusril mengklaim sebagai penantang dengan elektabilitas tertinggi.
Dalam survei Charta Politika yang dirilis medio Juni 2016, Yusril ditunjukkan sebagai pesaing berat Ahok dalam Pilkada DKI 2017. Yusril berada di urutan kedua ketimbang calon lain. Elektabilitas Ahok mencapai 44,5 persen, sedangkan Yusril 7,8 persen.
Nama-nama lain yang bermunculan, seperti Sandiaga Uno dan Adhyaksa Dault, masuk radar survei, tapi hasilnya masih di bawah Yusril. “Ahok diuntungkan oleh ketidakpatuhan kader partai,” kata Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya.
"Kandidat yang tidak punya harapan untuk menang mustahil akan dicalonkan partai pengusung," tutur Yusril. Ia mengaku tahu persis perkembangan diskusi parpol-parpol dalam proses pencalonan ini.
Menurut dia, partai hanya menginginkan satu pasangan calon untuk berhadapan dengan petahana. "Saya dapat memahami diskusi partai-partai politik menentukan pasangan yang akan diusungnya agak panjang dan memerlukan kesabaran."
Seusai Ramadan, Yusril bertekad kembali turun ke masyarakat dan menawarkan program-program guna memberi solusi buat warga Jakarta. Langkah ini ia tempuh untuk meningkatkan elektabilitasnya.
REZKI ALVIONITASARI