Buka Puasa dengan Ormas Islam, JK Jadi Moderator  

Reporter

Selasa, 28 Juni 2016 20:25 WIB

Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla (kiri) berbincang dengan Jaksa Agung M. Prasetyo, dalam buka puasa bersama di gedung Dewan Pimpinan Pusat Partai Nasdem, Jakarta, 7 Juni 2016. Acara ini juga mendoakan agar dalam pemerintahan Jokowi-JK agar selalu bersama-sama memimpin tanah air Indonesia dengan keimanan dan ketakwaan yang kuat untuk mencapai kejayaan negara.TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Ada pemandangan berbeda dalam acara buka puasa bersama di Istana Wakil Presiden yang mengundang organisasi massa Islam, Majelis Ulama Indonesia, dan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia, Selasa, 28 Juni 2016.

Di hadapan hadirin, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan ada banyak ulama yang bisa ditunjuk menjadi penceramah sebelum waktu berbuka puasa.

Oleh sebab itu, Kalla memilih menjadi moderator. Dengan pembawaan santai, Kalla membuka pertemuan dengan membahas kondisi umat Islam di Indonesia. "Ada dua hal yang bisa dibanggakan dari Islam di Indonesia, yaitu jumlah yang besar dan toleran," ucapnya.

Menurut Kalla, sudah saatnya umat Islam di Indonesia melakukan sesuatu yang lebih dari dua hal itu. Ia mencontohkan ulama asal India, profesor Zakir Naek. Dia lantang membela Islam di tengah masyarakat dunia yang tidak sedikit mengalami Islamophobia. "Apa yang bisa kita lakukan? Silakan MUI jelaskan," katanya.

Ketua Majelis Ulama Indonesia Ma'ruf Amin menilai tantangan umat Islam di Indonesia saat ini ialah bersatu. Menurut dia, perbedaan yang ada di masyarakat mesti dipelihara. Namun untuk urusan strategis umat, semua harus bersatu.

Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie yang ikut memberikan ceramah menyambut baik suasana cair yang dibangun JK. Jimly, yang diminta Kalla menjelaskan tentang bagaimana menciptakan ulama internasional asal Indonesia, mengatakan umat Islam di Indonesia mesti siap menerima perbedaan, khususnya dalam hal kepemimpinan.

Selain itu, umat Islam juga diminta untuk mengubah metode berdakwah. Jimly menyatakan sudah saatnya para pemimpin organisasi massa Islam mendengarkan jemaah. "Kita ini kurang bersatu secara formal," kata Jimly.

Di tengah acara JK tak sungkan melemparkan candaan-candaan yang mencairkan suasana. Salah satunya ialah ketika menjelaskan perbedaan Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama dari sisi manajemen.

Menurut JK, Muhammadiyah diibaratkan sebuah perusahaan atau holding company yang mempunyai direktur dan manajer. "Sementara NU itu seperti franchise. Ada di mana-mana," ucapnya yang disambut gelak tawa hadirin.

Di ujung acara, JK kembali mengingatkan kepada umat Islam agar bersatu dan bisa memberikan kontribusi bagi negara. Selain Ma'ruf Amin dan Jimly Asshiddiqie, Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah Yunahar Ilyas diminta juga memberikan pandangannya. Ia menuturkan sebagai organisasi Islam, Muhammadiyah sudah lama memberi kontribusi bagi negara di sektor pendidikan dengan cara mendirikan madrasah.

ADITYA BUDIMAN

Berita terkait

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

6 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

7 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

9 hari lalu

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.

Baca Selengkapnya

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

10 hari lalu

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

"Saya tidak ada niat, saya mencintai umat Muslim. Saya minta maaf," kata Gilbert Lumoindong

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

21 hari lalu

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

Open house yang diadakan oleh JK dihadiri oleh Anies Baswedan, Hamdan Zoelva, hingga Tom Lembong selaku perwakilan koalisi perubahan.

Baca Selengkapnya

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

21 hari lalu

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

Jusuf Kalla menilai positif kunjungan Roeslan Roeslani ke rumah Megawati Soekarnoputri. Soal rekonsiliasi nasional, ia menilai ada banyak waktu lain.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

21 hari lalu

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

Anies Baswedan bersamuh dengan Jusuf Kalla pada hari pertama Lebaran. Mengaku tak bicara soal politik.

Baca Selengkapnya

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

22 hari lalu

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) akan merayakan hari raya Idul Fitri 1445 H atau 2024 M di Jakarta. Rencananya, JK juga akan menerima kunjungan para kolega di kediaman pribadinya di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Lebaran, Anies Baswedan Gelar Open House di Rumahnya hingga Sowan ke JK

22 hari lalu

Lebaran, Anies Baswedan Gelar Open House di Rumahnya hingga Sowan ke JK

Calon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan, bakal merayakan lebaran tahun ini di Jakarta. Rencananya, Anies akan salat id di masjid dekat rumahnya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Setelah itu, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut akan bersilaturahmi dengan tokoh-tokoh partai politik pengusungnya dan para politikus senior.

Baca Selengkapnya

Arti 9 Pilar di Gedung MK, Begini Sejarah Pembangunannya 17 Tahun Lalu

39 hari lalu

Arti 9 Pilar di Gedung MK, Begini Sejarah Pembangunannya 17 Tahun Lalu

Di depan Gedung MK terdapat 9 pilar besar, apa artinya? Ini riwayat pembangunannya di Jalan Merdeka Barat, Jakarta.

Baca Selengkapnya