Jusuf Kalla Akui Dapat Info Berbeda-beda Soal Sandera  

Reporter

Editor

Zed abidien

Jumat, 24 Juni 2016 14:21 WIB

Wakil Presiden Jusuf Kalla, memberikan keterangan kepada awak media seusai melakukan pertemuan tertutup dengan sejumlah petinggi grup Bank Dunia, di kantor Wakil Presiden, Jakarta, 12 November 2015. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengaku mendapat informasi yang berbeda-beda terkait dengan penyanderaan anak buah kapal TB Charles 001 dan kapal tongkang Robby 152 di Laut Sulu, Filipina selatan, sebelum dipastikan hari ini. Hal itu menanggapi kementerian dan TNI yang memberi keterangan saling bertentangan tentang penyanderaan tersebut.

"Mula-mula diinformasikan ada sandera, lalu dikatakan lagi belum ada info detail. Sebenarnya lebih ke tidak akurat dibanding berbeda-beda, ya," ujar Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jumat, 24 Juni 2016.

Kabar penyanderaan itu pertama kali beredar pada Senin, 20 Juni 2016, sekitar pukul 13.00. Saat itu kabar yang beredar hanya menyebutkan telah terjadi penyanderaan terhadap tujuh ABK di perairan Filipina oleh jaringan yang diduga kuat merupakan bagian dari kelompok teroris Abu Sayyaf.

Setelah kabar itu beredar, tak satu pun bisa memberi konfirmasi pasti. Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan kala itu menuturkan informasi tersebut masih didalami. Malam harinya, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo secara tegas menyatakan kabar penyanderaan itu bohong. Keesokan harinya, keluarga ABK mengatakan sebaliknya.

Kepastian baru didapat pada Kamis, 23 Juni 2016, setelah tiga hari penuh kesimpangsiuran. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi berujar, kepastian penyanderaan didapat setelah berkomunikasi dengan sejumlah pihak di Indonesia dan Filipina. Adapun keterlibatan jaringan Abu Sayyaf belum bisa dipastikan.

Kalla memaklumi perihal keterangan penyanderaan yang berbeda-beda tersebut. Menurut dia, di daerah sulit seperti perairan Filipina, informasi yang akurat memang susah didapat. Hal yang penting saat ini adalah kepastian penyanderaan sudah ada dan penyelamatan bisa dilakukan.

"Saya belum dapat kabar lagi. Saya belum dilapori perkembangannya. Kementerian Luar Negeri dan TNI pasti tengah berusaha menangani hal itu," ucapnya.

ISTMAN M.P.







Berita terkait

Top 3 Dunia: ICC akan Proses Langkah Hukum Lebanon Melawan Israel

3 hari lalu

Top 3 Dunia: ICC akan Proses Langkah Hukum Lebanon Melawan Israel

Top 3 Dunia pada 28 April 2024, ICC akan memproses langkah hukum yang disorongkan Lebanon melawan Israel atas tuduhan kejahatan perang.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Israel Gelar Unjuk Rasa Usai Hamas Rils Video Sandera

4 hari lalu

Ribuan Warga Israel Gelar Unjuk Rasa Usai Hamas Rils Video Sandera

Ribuan warga Israel menuntut dilakukannya pemilhan umum dini dan meminta agar sandera dibebaskan menyusul video yang dilansir Hamas.

Baca Selengkapnya

Hamas Kesal Diminta Bebaskan Sandera, tapi Genosida pada Warga Sipil Gaza Diabaikan

5 hari lalu

Hamas Kesal Diminta Bebaskan Sandera, tapi Genosida pada Warga Sipil Gaza Diabaikan

Hamas bingung ditekan untuk membebaskan sandera warga negara Israel, namun dunia tampak tutup mata pada genosidan di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

5 hari lalu

Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

Rencana serangan Israel ke Kota Rafah di Gaza yang berbatasan dengan Mesir dapat menimbulkan bencana bagi stabilitas regional

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

7 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Hamas Rilis Video Sandera Amerika Masih Hidup

7 hari lalu

Hamas Rilis Video Sandera Amerika Masih Hidup

Hamas merilis kondisi terkini sandera asal Amerika Serikat yang dalam keadaan sehat.

Baca Selengkapnya

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

8 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya

Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Aparat Sebut Ada Kendala di Lapangan

10 hari lalu

Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Aparat Sebut Ada Kendala di Lapangan

Pemerintah masih terus mengupayakan pembebasan Pilot Susi Air, Philips Mark Mehrtens. Belum ada perkembangan signifikan.

Baca Selengkapnya

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

10 hari lalu

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.

Baca Selengkapnya

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

11 hari lalu

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

"Saya tidak ada niat, saya mencintai umat Muslim. Saya minta maaf," kata Gilbert Lumoindong

Baca Selengkapnya