Saatnya Menumbuhkan Kembali Ekonomi Pedesaan

Kamis, 16 Juni 2016 14:10 WIB

Kondisi masyarakat desa hingga kini masih sangat miris, bahkan sebagian di antaranya sudah sangat dramatis.

INFO NASIONAL - Menghadirkan kesejahteraan merupakan satu dari sekian banyak hal yang harus diurus di desa. Sebab, sudah lama warga desa menunggu untuk sejahtera. Apalagi selama ini warga desa selalu berhadapan dengan situasi dan kondisi yang amat dramatis dan miris.


“Karena itulah, dalam memanfaatkan momentum pembangunan masyarakat desa, ada beberapa hal yang harus kita kawal. Salah satunya adalah, bagaimana kita bisa menumbuhkan kembali geliat ekonomi pedesaan,” ujar Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (PPMD) Ahmad Erani Yustika pada acara Focus Group Discussion bertajuk “Penyusunan SOP Pengelolaan Keuangan Mikro Desa” yang digelar Direktorat Pengembangan Usaha Ekonomi Desa, Ditjen PPM, Kementerian Desa PDTT di Jakarta, Selasa, 14 Juni 2016.


Erani melihat kondisi masyarakat desa hingga kini masih sangat miris, bahkan sebagian di antaranya sudah sangat dramatis. “Kita sering dengar mereka bunuh diri karena panen yang gagal, tidak bisa melaut, PHK, dan macam-macam. Itu peristiwa yang sangat dramatis. Hal ini terjadi sampai hari ini,” katanya.


Kata Erani, jika pemerintah tidak berada di garis terdepan untuk mencegah terulangnya kembali situasi dan kondisi seperti itu, akan berbuah dosa. Bukan hanya dosa dalam arti ruhaniah, tapi juga merupakan dosa moral. “Kita ini berada di lapis atas yang diberi hampir semua sumber daya, mulai dari pendidikan, sumber dana, sampai otoritas. Kita golongan yang punya kewenangan untuk melakukan perubahan. Kita bisa menjadi imam untuk melakukan perubahan,” ucapnya.


Memang, kata Erani, hal itu cukup rumit dan terjal. Namun, semua pihak juga tahu, di sinilah letaknya seluruh komponen bisa bergandengan tangan untuk melaksanakan tanggung jawab itu secara baik dan bertahap. “Pendek kata, salah satu yang berpengaruh adalah sektor keuangan. Dia adalah urat nadi, darah yang mengalirkan ekonomi. Kemajuan suatu negara, tergantung sektor keuangan,” katanya.


Advertising
Advertising

Erani mencontohkan Singapura, Malaysia, dan Thailand yang bisa maju karena rasio sektor keuangannya yang sangat tinggi. Singapura misalnya, memiliki rasio sektor keuangan sebesar 200 persen dari PDB-nya. Begitu juga Malaysia dan Thailand yang mencapai 110 persen dari PDB mereka. “Anggaran sektor keuangan mereka lebih besar dari ukuran ekonomi. Adapun Indonesia, hanya mampu berada di angka 35 persen saja,” ucapnya.


Untuk meningkatkan persentase rasio sektor keuangan ini, pemerintah melalui Bank Indonesia (BI) menetapkan level suku bunga yang bisa menarik investor. Dampaknya, banyak negara memang yang ingin masuk ke Indonesia. “Tapi di pihak lain, ini menjadi beban. Itu situasi level nasional. Di desa, keadaannya jauh lebih mengerikan,” tutur Erani.


Selama ini, menurut Erani, ada 3 pelaku yang mencoba memasok dana di desa. Pertama, instrumen yang dibuat negara seperti Kredit Candak Kulak (KCK) dan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Namun, setiap program yang didesain pemerintah, apapun namanya, selalu diiringi kepentingan birokrasi dan politik. “Inilah yang menyebabkan eksekusi di lapangan tidak sesuai target,” ujar Erani.


Kedua, institusi dari sektor private, salah satunya yang terlihat adalah BRI. Saat ini, kata Erani, perbankan sudah menjangkau desa, termasuk bank asing, Bank Danamon, BII. Mereka punya mimpi yang sama, karena ada peluang pada pendanaan di desa. “Namun ada yang janggal, yakni soal suku bunga kredit. Bunga bank untuk corporate hanya 12 persen, tapi untuk UMKM bisa mencapai 35 persen. Ini kan namanya rentenir yang legal. Daya sedot dan semprot tidak seimbang. Uang disedot lebih tinggi dibanding yang diberikan,” ucapnya.


Lalu yang ketiga, kata Erani, inisiasi yang dilakukan oleh LSM, masyarakat sipil, ormas, dan lain-lain, yang memiliki idealisme dan kepentingan politisnya lebih rendah. “Namun, inisiasi seperti ini sangat sedikit, hanya satu atau desa saja per kabupaten,” ujarnya.


Di tengah situasi ini, menurut Erani, yang bisa dilakukan adalah mengkapitalisasi sumber daya desa, yakni dengan mendorong lahir dan berkembangnya BUMDesa.


Erani menjelaskan, pendirian BUMDesa ini sangatlah penting karena memiliki alasan yuridis formal, yakni ada mandat UU yang harus dilakukan. “Alasan kedua, kita mencoba keluar dari situasi yang penuh masalah. Karena itulah, BUMDesa punya peluang untuk mengkapitalisasi sumber daya dan mengurangi dampaknya,” kata Erani.

Berita terkait

Cara Merawat Ban Tubeless Mobil

7 November 2022

Cara Merawat Ban Tubeless Mobil

Agar ban tubeless Anda mampu bertahan lama, pasti harus diperlakukan dengan baik sehingga tidak cepat rusak.

Baca Selengkapnya

Guru TIK Batam Makin Melek Digital

29 Agustus 2022

Guru TIK Batam Makin Melek Digital

Kemenkominfo Menyelenggarakan Kelas Literasi Digital dalam Bimbingan Teknis untuk MeningkatkanKompetensi Guru TIK di Kota Batam

Baca Selengkapnya

Semakin Mudah, LRT, Bus, dan Angkot di Palembang Sudah Terintegrasi

27 Februari 2022

Semakin Mudah, LRT, Bus, dan Angkot di Palembang Sudah Terintegrasi

Integrasi memudahkan aksesibilitas dan meningkatkan kenyamanan masyarakat menggunakan angkutan umum perkotaan di Palembang dan sekitarnya.

Baca Selengkapnya

Gus Muhaimin Rajut Spirit Perjuangan Kiai Abbas di Pesantren Buntet Cirebon

27 Februari 2022

Gus Muhaimin Rajut Spirit Perjuangan Kiai Abbas di Pesantren Buntet Cirebon

Gus Muhaimin mengaku spirit perjuangan Kiai Abbas akan terus dikenang sepanjang masa.

Baca Selengkapnya

Penangkapan Ikan Terukur Berbasis Kuota Utamakan Nelayan Kecil

27 Februari 2022

Penangkapan Ikan Terukur Berbasis Kuota Utamakan Nelayan Kecil

Kuota tersebut dimanfaatkan untuk nelayan lokal, bukan tujuan komersial (penelitian, diklat, serta kesenangan dan rekreasi), dan industri

Baca Selengkapnya

BNI Siapkan Layanan Beyond Banking untuk 8 Juta Diaspora Indonesia

19 Februari 2022

BNI Siapkan Layanan Beyond Banking untuk 8 Juta Diaspora Indonesia

Kolaborasi diaspora dengan perbankan nasional merupakan upaya untuk terus menciptakan banyak peluang investasi di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Mesin ATM BNI di Kantor Rans, Pakar: Strategi Bank Genjot Literasi Keuangan

19 Februari 2022

Mesin ATM BNI di Kantor Rans, Pakar: Strategi Bank Genjot Literasi Keuangan

Heboh Raffi Ahmad dan Nagita Slavina yang mendapatkan kado ulang tahun mesin ATM dari PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI).

Baca Selengkapnya

Bamsoet Optimistis Pengaspalan Kembali Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika Segera Selesai

19 Februari 2022

Bamsoet Optimistis Pengaspalan Kembali Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika Segera Selesai

Tes pramusim MotoGP yang telah digelar pada 11 Maret 2022 menjadi pelajaran penting menghadapi race MotoGP pada 18-20 Maret 2022 nanti.

Baca Selengkapnya

Dukung KTT G20, PLN Tambah 2 Pembangkit Perkuat Listrik Bali

19 Februari 2022

Dukung KTT G20, PLN Tambah 2 Pembangkit Perkuat Listrik Bali

Kesuksesan penyelenggaraan G20 Indonesia akan menjadi bukti keandalan listrik PLN dalam mendukung kegiatan berstandar dunia.

Baca Selengkapnya

HNW: Sebaiknya Pemerintah Segera Mencabut Permenaker 2/2022

19 Februari 2022

HNW: Sebaiknya Pemerintah Segera Mencabut Permenaker 2/2022

Sikap yang memaksakan tetap berlakunya Permenaker 2/2022 itu bisa menciderai nilai kemanusiaan dan keadilan dalam Pancasila.

Baca Selengkapnya