JK: Pemotongan Anggaran Tak Bisa Dihindari  

Reporter

Editor

Agung Sedayu

Selasa, 14 Juni 2016 18:23 WIB

Presiden Joko Widodo bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla saat memimpin Rapat Terbatas di Kantor Presiden, Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, 16 Desember 2015. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pemotongan anggaran kementerian tidak bisa dihindari. Di tengah penurunan penerimaan negara, pemangkasan anggaran adalah langkah realistis yang diambil pemerintah.

"APBN itu terdiri atas penerimaan dan pengeluaran, yang dipangkas kan pengeluaran karena penerimaannya berkurang. Jadi mau tidak mau harus begitu. Tidak ada jalan lain," kata Kalla, Selasa, 14 Juni 2016, di kantor Wakil Presiden, Jakarta.

Pernyataan Kalla itu merespons pernyataan sejumlah anggota DPR yang menolak pemotongan anggaran, misalnya anggaran di Kementerian Pendidikan yang akan dipotong Rp 6,5 triliun dalam APBN-P 2016. "Kalau ada pengurangan anggaran, pemerintah harus selektif terhadap pemotongan itu. Jangan semua kementerian dan lembaga dikurangi dengan besaran potongan yang sama," kata anggota Komisi X Bidang Pendidikan DPR, Jefirstson Riwu Kore, Minggu, 12 Juni 2016.

Dwita Gunadi, anggota lain, mengungkapkan hal yang sama. "DPR belum menyetujui usulan pemotongan anggaran yang diajukan Kemendikbud sebesar Rp 6,5 triliun. Komisi X DPR merekomendasikan maksimal anggaran yang dikurangi hanya Rp 3 triliun," ucapnya.

Kalla mengatakan penurunan penerimaan membuat pemotongan anggaran kementerian tidak bisa ditawar lagi. Ini untuk menjaga defisit anggaran tidak melebihi 3 persen sebagaimana amanat Undang-Undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. "Kecuali kalau DPR setuju kita punya defisit 4-5 persen. Pasti melanggar lagi undang-undang kan? Karena itu, pemerintah tetap memotong. Memangnya mau bagaimana, duit dari mana?" ujarnya.

Terkait dengan usulan agar penurunan anggaran Kementerian Pendidikan dari Rp 6,5 triliun menjadi Rp 3 triliun saja, Kalla menghargainya sebagai sebuah usulan. Tapi dia meyakini situasi sulit yang dihadapi pemerintah dipahami anggota DPR. "Saya yakin teman-teman DPR memahami situasi. Jangan lupa, yang dimaksud pengeluaran, pemasukan dulu baru pengeluaran. Bukan sebaliknya," katanya.

Kalla juga menyebutkan pemangkasan anggaran akan berdampak pengurangan subsidi BBM dan listrik. "Namanya keadaan seperti ini, ya, subsidi BBM harus dikurangi, listrik dikurangi," ujarnya. Tapi pengurangan itu, dia melanjutkan, sesuai dengan aturan yang dibuat antara pemerintah dan DPR tentang ketentuan defisit maksimal 3 persen.

AMIRULLAH | ANGELINA ANJAR SAWITRI

Berita terkait

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

22 jam lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

1 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

1 hari lalu

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

Jika penerimaan pajak terus anjlok di tengah melesatnya belanja negara, defisit APBN bisa membengkak.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

6 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

6 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

6 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa realisasi anggaran dari APBN untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) baru mencapai 11 per

Baca Selengkapnya

Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, BTN Usulkan Skema Dana Abadi

6 hari lalu

Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, BTN Usulkan Skema Dana Abadi

PT Bank Tabungan Negara (BTN) usulkan skema dana abadi untuk program 3 juta rumah yang digagas Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

6 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

6 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

6 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya