TEMPO Interaktif, Yogyakarta:Sejak kawasan pariwisata Kaliurang di lereng selatan Gunung Merapi ditutup pada 13 Mei 2006 lalu, pengusaha hotel dan rumah makan di kawasan ini rugi sedikitnya Rp 404 juta. Kerugian itu belum termasuk pembatalan sejumlah wisawatan asing yang batal datang.Menurut Ketua Asosiasi Perhotelan Kaliurang, Yogyakarta, Christian Awuy, di kawasan wisata Kaliurang, Sleman, Yogyakarta terdapat sebanyak 262 hotel dan 150 rumah makan. Sebelum penutupan kawasan Kaliurang, kata Christian, tingkat hunian hotel rata-rata mencapai 40 persen dari seluruh kamar yang ada."Tapi sejak kawasan Kaliurang ditutup tingkat hunian menjadi nol persen. Kerugian pengusaha hotel di sini mencapai Rp 314 juta. Belum termasuk rumah makan yang kerugiannya juga mencapai 90 juta," kata Christian Awuy,Kamis.Sejak dua minggu lalu terdapat 118 wisawatan asing yang membatalkan kunjungannya ke Merapi. Para turis itu sebagian besar berasal dari Prancis, Jerman, Belgia dan Inggris. Jika ditambah dengan pembatalan kunjungan turis asing, kata dia, kerugian pengusaha semakin besar."Itu belum termasuk kerugian para pedagang keliling, foto keliling, pemandu wisata dan sebagainya. Yang kami sayangkan, sejak tatus awas Merapi, Pemerintah Daerah hanya memikirkan pengungsian dan tidak pernah memikirkan nasib pengusaha seperti kami," kata Christian.Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman secara resmi membuka kembali kawasan Kaliurang yang semula dinyatakan tertutup untuk wisawatan. Kawasan wisata Kaliurang meliputi Telaga Puteri, Karang Pramuka, wisata Permainan Anak, Bumi Perkemahan Kaliadem. Namun, kawasan Gardu Pandang dan perkampungan Turgo yang tetap dinyatakan terlarang.Komplek wisata Kaliurang itu resmi dibuka pada Kamis pukul 09.00. Untuk hari pertama pengunjung belum ditarik pajak retribusi dan kendaraan. Tapi begitu masuk Telaga Puteri dan Taman Mainan Anak, pengunjung ditarik retribusi Rp 3.000 per orang.Syaiful Amin