Pemerintah Akan Tuntaskan Tiga Kasus HAM Papua  

Senin, 13 Juni 2016 16:49 WIB

Menko Polhukam Luhut Binsar Panjaitan (kiri) dan Menkum HAM Yasoana Laoly saat dilantik sebagai komisioner Kompolnas oleh Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, 13 Mei 2016. Anggota komisioner dari unsur tokoh masyarakat antara lain: Edi Saputra Hasibuan, Hamidah Abdurrachman, dan M. Nasser. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah telah menggandeng sejumlah ahli, kejaksaan, dan komisi nasional hak asasi manusia untuk menyelesaikan tiga dugaan kasus pelanggaran HAM di Papua. Tiga kasus ini diklaim paling memiliki bukti kuat adanya dugaan kesalahan pemerintah dari total 22 kasus HAM yang terjadi di Tanah Cenderawasi tersebut.

"Wamena, Wasior, dan Paniai," kata Luhut di Kompleks Parlemen, Senayan, Senin, 13 Juni 2016. "Ini bukti komitmen pemerintah kalau memang ada kesalahan pasti tanggung jawab. Tapi jangan dibilang semuanya, seolah (Indonesia) bangsa tak beradab."

Menurut Luhut, pemerintah telah meminta sebuah tim yang dipimpin ahli hukum pidana Indriyanto Seno Adji untuk menelaah 22 kasus dugaan pelanggaran HAM di Papua. Pemerintah ingin menjawab tudingan dan keraguan internal serta internasional yang kerap memanaskan hubungan Papua dengan masalah HAM. Berdasarkan penelitian, hanya sebelas yang punya indikasi dugaan pelanggaran HAM. Tiga di antaranya tengah diproses bersama kejaksaan dan Komnas HAM.

"Banyak kendala yang terjadi di lapangan," kata Luhut. "Contohnya ada keluarga yang menolak penggalian kubur untuk otopsi oleh kepolisian."

Kasus Wamena berawal dari peristiwa pembobolan dan pencurian 29 senjata api serta peluru organik di gudang senjata Komando Distrik Militer 1702 Wamena pada April 2003. Saat itu Komandan Kodim 1702 Letnan Kolonel Masrumsyah memerintahkan pengejaran terhadap kelompok pencuri tersebut. Dalam proses pengejaran ini diduga terjadi pelanggaran HAM yang menyebabkan perusakan, penangkapan, penyiksaan, dan pembunuhan terhadap sejumlah warga sipil.

Kasus Wasior terjadi pada 13 Juni 2001 di Desa Wonoboi, Distrik Wasior, Manokwari. Kasus ini berawal dari peristiwa terbunuhnya lima anggota Brigade Mobil dan seorang karyawan CV Vatika Papuana Perkasa. Kelompok pembunuh ini kemudian mencuri senjata api yang dimiliki anggota Brimob yang tewas. Kepolisian Resor Manokwari kemudian mengerahkan pasukan mencari pelaku yang berujung pada tindak kekerasan, perampasan, dan pembunuh warga sipil.

Sedangkan kasus Paniai terjadi pada Desember 2014. Kasus ini diduga berawal dari pemblokiran jalan oleh warga akibat polemik antara remaja dan aparat keamanan sebelumnya. Aksi tersebut diduga berbuntut pada penyerangan kantor koramil dan polisi resor di Gunuh Merah, Paniai. Protes ini diduga memicu penembakan oleh aparat keamanan ke arah warga yang menyebabkan empat orang meninggal dan 17 luka-luka.

FRANSISCO ROSARIANS

Berita terkait

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

11 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

TNI Pastikan Tak Ada Perubahan Pendekatan di Papua usai Rakor dengan Menko Polhukam

12 hari lalu

TNI Pastikan Tak Ada Perubahan Pendekatan di Papua usai Rakor dengan Menko Polhukam

Kemenko Polhukam sebelumnya menggelar rapat koordinasi untuk membahas situasi terkini di Papua yang juga dihadiri oleh Panglima TNI.

Baca Selengkapnya

Menko Polhukam Rapat Koordinasi dengan Panglima TNI hingga Kapolri soal Situasi Papua, Ini yang Dibahas

12 hari lalu

Menko Polhukam Rapat Koordinasi dengan Panglima TNI hingga Kapolri soal Situasi Papua, Ini yang Dibahas

Pertemuan itu dilakukan untuk membahas berbagai situasi terakhir di Papua.

Baca Selengkapnya

Israel Diduga Menghalang-halangi Investigasi Pelanggaran HAM dalam Serangan 7 Oktober

16 hari lalu

Israel Diduga Menghalang-halangi Investigasi Pelanggaran HAM dalam Serangan 7 Oktober

Komisi penyelidikan independen terhadap pelanggaran HAM di Israel dan Palestina menuding Israel menghalangi penyelidikan terhadap serangan 7 Oktober oleh Hamas.

Baca Selengkapnya

Kapolri dan Menko Polhukam Pantau Arus Mudik dari Monas hingga Pelabuhan Merak, Bagaimana Kesiapan Operasi Ketupat 2024?

30 hari lalu

Kapolri dan Menko Polhukam Pantau Arus Mudik dari Monas hingga Pelabuhan Merak, Bagaimana Kesiapan Operasi Ketupat 2024?

Kapolri Listyo Sigit Prabowo lakukan pengecekan arus mudik untuk persiapan pengamanan mudik lebaran 2024 bersama Menko Polhukam Hadi Tjahjanto.

Baca Selengkapnya

Sempat Maju-Mundur Penetapan Suara Pemilu 2024 oleh KPU, Menko Polhukam Memastikan Tepat Waktu

43 hari lalu

Sempat Maju-Mundur Penetapan Suara Pemilu 2024 oleh KPU, Menko Polhukam Memastikan Tepat Waktu

Tenggat rekapitulasi suara oleh KPU sempat simpang siur hingga Menko Polhukam Hadi Tjahjanto instruksikan akan tepat waktu 20 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

MK Serukan Dukungan untuk Palestina di Forum Dunia

43 hari lalu

MK Serukan Dukungan untuk Palestina di Forum Dunia

MK RI menyerukan dukungan untuk Palestina dalam forum pertemuan Biro World Conference on Constitutional Justice atau WCCJ ke-21 di Venice, Italia.

Baca Selengkapnya

Jelang Penetapan Hasil Pemilu, Hadi Tjahjanto Akui Jalin Komunikasi dengan Elite Politik

43 hari lalu

Jelang Penetapan Hasil Pemilu, Hadi Tjahjanto Akui Jalin Komunikasi dengan Elite Politik

Menko Polhukam Hadi Tjahjanto mengakui telah menjalin komunikasi dengan elite politik menjelang penetapan hasil pemilu oleh KPU. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Anggota Komite HAM PBB Tanya soal Dugaan Intervensi Jokowi di Pilpres 2024: Apakah Sudah Diinvestigasi?

48 hari lalu

Anggota Komite HAM PBB Tanya soal Dugaan Intervensi Jokowi di Pilpres 2024: Apakah Sudah Diinvestigasi?

Anggota Komite HAM PBB Bacre Waly Ndiaye mempertanyakan dugaan intervensi Jokowi di Pilpres 2024 dalam sidang di Jenewa, Swiss.

Baca Selengkapnya

KontraS Kritik Respons Pemerintah Soal Pemilu dan HAM di ICCPR Jenewa

49 hari lalu

KontraS Kritik Respons Pemerintah Soal Pemilu dan HAM di ICCPR Jenewa

KontraS menyayangkan respons delegasi Indonesia terhadap berbagai kritik dan pertanyaan dari ICCPR.

Baca Selengkapnya