Demonstrasi Tolak Tambang Ricuh, 4 Orang Jadi Korban  

Reporter

Minggu, 12 Juni 2016 16:24 WIB

Ilustrasi Petugas Pengaman Demonstrasi/unjuk rasa/ Petugas Anti Huru-hara. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Aksi demonstrasi menolak tambang PT Cipta Buana Seraya (CBS) di Kecamatan Merigi Kelindang, Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu, Sabtu, 11 Juni 2016, berakhir ricuh. Aparat keamanan bahkan menembak pendemo.

Manajer Kampanye Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Ki Bagus Hadikusuma menuturkan aksi demo penolakan tambang batu bara ini sudah terjadi empat kali dan mencapai puncak pada demo Sabtu, 11 Juni 2016.

"Protes sudah ada sejak Januari 2016, tapi tidak pernah ada komitmen bupati dan gubernur untuk bertemu. Pemerintah daerah berjanji memanggil PT Cipta Buana Karya. Tapi, hingga saat ini, belum ada penghentian tambang," ucap Ki Bagus di kantor Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Wahi), Jakarta, Ahad, 12 Juni 2016.

Berdasarkan keterangan resmi yang diterima Tempo dari Walhi, kejadian tersebut bermula saat aksi demo di depan PT CBS. Aksi itu dijaga ketat pihak kepolisian dan tentara.

Menurut keterangan warga setempat yang turut berdemo, Alimuan, ada sekitar 500 personel bersenjata lengkap menjaga aksi mereka. Brimob ada di bagian depan pagar dengan senjata peluru karet dan gas air mata.

Alimuan mengaku tidak menyadari terjadinya kekacauan. Tiba-tiba polisi yang berada di belakang Brimob menembak Marta Dinata. "Aparat menggunakan peluru tajam, makanya sampai menembus perut Marta Dinata," ujarnya.

Setelah adanya penembakan itu, para pendemo marah. Padahal, menurut koordinator aksi saat itu, Nurdin, warga pendemo dijanjikan dapat menemui beberapa pejabat terkait dengan pembahasan PT CBS tersebut. "Warga memaksa masuk lokasi pertambangan. Aparat menembakkan gas air mata, peluru karet, dan timah panas," tutur Nurdin dalam keterangan resmi Walhi tersebut.

Tercatat empat orang menjadi korban, yakni Marta, 20 tahun, dari Desa Kembring; Yudi (28), warga Desa Kembring; Alimuan (65); dan Badrin (45), warga Desa Durian Lebar. Selain itu, satu sepeda motor milik warga setempat terbakar. Dalam aksi tersebut, jalan ke perusahaan yang beroperasi sejak 2009 itu diblok pendemo.

Ki Bagus menambahkan, aksi kekerasan tidak hanya terjadi sekali. Menurut dia, personel keamanan berulang kali melakukan itu untuk meredam aksi demonstrasi menentang keberadaan perusahaan tambang. "Kalau tidak preventif dan akomodatif, hal yang sama bakal terulang. Bukan sekali terjadi pola-pola kekerasan seperti ini," kata Ki Bagus.

ARKHELAUS W.




Berita terkait

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

5 hari lalu

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

5 hari lalu

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

6 hari lalu

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

Mahasiswa di sejumlah kampus bergengsi di Amerika Serikat menggelar protes untuk menyatakan dukungan membela Palestina.

Baca Selengkapnya

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

12 hari lalu

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.

Baca Selengkapnya

Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

13 hari lalu

Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

Din Syamsuddin dan eks Danjen Kopassus, Soenarko, turut hadir di unjuk rasa jelang putusan MK soal sengketa Pilpres 2024

Baca Selengkapnya

Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

13 hari lalu

Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

2.713 personel gabungan dikerahkan untuk menjaga demonstrasi di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) jelang putusan sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

13 hari lalu

Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

Polisi mulai menutup Jalan Medan Merdeka Barat menyusul rencana demonstrasi jelang sidang putusan sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK).

Baca Selengkapnya

Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

13 hari lalu

Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

Komandan Tim Kampanye Nasional bidang relawan Haris Rusli Moti menyatakan, Prabowo meminta penghentian aksi damai di depan gedung MK

Baca Selengkapnya

Suasana Gedung KPU Sehari Setelah Penetapan Hasil Pemilu: Jalan Sudah Dibuka, Tak Ada Demo

41 hari lalu

Suasana Gedung KPU Sehari Setelah Penetapan Hasil Pemilu: Jalan Sudah Dibuka, Tak Ada Demo

Begini suasana di kawasan Gedung KPU RI sehari setelah penetapan hasil Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Profil Din Syamsuddin Pengerak Demonstrasi Kecurangan Pemilu 2024

41 hari lalu

Profil Din Syamsuddin Pengerak Demonstrasi Kecurangan Pemilu 2024

Din Syamsuddin menjadi salah satu tokoh penggerak aksi unjuk rasa menolak pemilu curang

Baca Selengkapnya