Wapres JK: Penjara Khusus Teroris Lebih Berbahaya  

Reporter

Jumat, 10 Juni 2016 16:08 WIB

Ekspresi Wakil Presiden Jusuf Kalla saat mengikuti rapat terbatas di Kantor Presiden, Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, 25 April 2016. Dari lawatan ke empat negara Eropa, total investasi yang bisa diboyong ke Indonesia mencapai US$ 20,5 miliar atau setara Rp 266,5 triliun. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pemerintah sudah lama menerima usul pembangunan penjara khusus teroris. Namun pemerintah tidak merealisasikan ide tersebut karena keberadaan penjara khusus teroris dinilai lebih berbahaya. "Kalau disatukan, dia bikin universitas, senior mengajar yunior untuk lebih aktif," kata JK di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Jumat, 10 Juni 2016.

JK mengatakan pemakaian penjara umum untuk terpidana terorisme memang bisa berbahaya. Sebab, terpidana terorisme dapat saja menularkan paham-paham radikal yang mereka yakini kepada para terpidana kriminal lain. Namun, kata JK, membangun penjara khusus teroris dan menyatukan terpidana kasus terorisme juga bukan pilihan yang lebih baik.

Dia mencontohkan, gembong teroris Santoso yang merekrut tahanan anak muda di dalam penjara. Contoh lain, kata dia, adalah kasus kelompok Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS. JK mengatakan hampir semua pemimpin ISIS merupakan bekas tahanan yang pernah mendekam di penjara Irak. "Di penjara lebih radikal setelah keluar karena bersama-sama," ujarnya.

Adapun ide membangun penjara khusus teroris ini diusulkan oleh kepolisian. Korps Bhayangkara beralasan pembangunan lembaga pemasyarakatan khusus terpidana teroris bertujuan agar terpidana kriminal biasa tidak terpengaruh paham radikal. Usul ini terkait dengan peristiwa penangkapan tiga terduga terorisme jaringan Shibgho yang berencana melakukan teror di Surabaya dua hari lalu.

Tiga orang yang ditangkap itu adalah Priyo Hadi Purnomo, Jefri Rahmawan, dan Feri Novendi. Polisi menduga para terduga teroris tersebut terpengaruh paham radikal saat mendekam di lembaga pemasyarakatan di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur.

Namun JK mengatakan LP biasa maupun LP khusus teroris sama-sama mengandung risiko. Namun, di antara dua pilihan tersebut, JK menganggap membangun LP khusus teroris jauh lebih berisiko. "Semua ada risiko. Kalau disatukan kriminal lainnya, dia bisa mengajak kriminal biasa. Tapi di antara mereka (di penjara khusus teroris) lebih radikal kalau bersama-sama," tuturnya.

AMIRULLAH

Berita terkait

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

2 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

4 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

6 hari lalu

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.

Baca Selengkapnya

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

6 hari lalu

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

"Saya tidak ada niat, saya mencintai umat Muslim. Saya minta maaf," kata Gilbert Lumoindong

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

17 hari lalu

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

Open house yang diadakan oleh JK dihadiri oleh Anies Baswedan, Hamdan Zoelva, hingga Tom Lembong selaku perwakilan koalisi perubahan.

Baca Selengkapnya

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

18 hari lalu

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

Jusuf Kalla menilai positif kunjungan Roeslan Roeslani ke rumah Megawati Soekarnoputri. Soal rekonsiliasi nasional, ia menilai ada banyak waktu lain.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

18 hari lalu

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

Anies Baswedan bersamuh dengan Jusuf Kalla pada hari pertama Lebaran. Mengaku tak bicara soal politik.

Baca Selengkapnya

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

18 hari lalu

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) akan merayakan hari raya Idul Fitri 1445 H atau 2024 M di Jakarta. Rencananya, JK juga akan menerima kunjungan para kolega di kediaman pribadinya di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Lebaran, Anies Baswedan Gelar Open House di Rumahnya hingga Sowan ke JK

18 hari lalu

Lebaran, Anies Baswedan Gelar Open House di Rumahnya hingga Sowan ke JK

Calon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan, bakal merayakan lebaran tahun ini di Jakarta. Rencananya, Anies akan salat id di masjid dekat rumahnya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Setelah itu, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut akan bersilaturahmi dengan tokoh-tokoh partai politik pengusungnya dan para politikus senior.

Baca Selengkapnya

Arti 9 Pilar di Gedung MK, Begini Sejarah Pembangunannya 17 Tahun Lalu

36 hari lalu

Arti 9 Pilar di Gedung MK, Begini Sejarah Pembangunannya 17 Tahun Lalu

Di depan Gedung MK terdapat 9 pilar besar, apa artinya? Ini riwayat pembangunannya di Jalan Merdeka Barat, Jakarta.

Baca Selengkapnya