TEMPO.CO, Manado - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Manado nyaris terlibat bentrok dengan para mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI). Anggota Dewan berang karena dituding sebagai pengguna narkoba.
"Jangan-jangan para anggota Dewan itu kalau dites urine hasilnya positif pengguna narkoba," ujar salah seorang mahasiswa saat menggelar aksi unjuk rasa di dalam ruang rapat paripurna DPRD Manado, Kamis, 9 Juni 2016.
Ketua Fraksi Hanura Stenly Tamo langsung naik pitam. Dengan nada tinggi Tamo membantah keras tudingan tersebut. "Saya siap bertaruh nyawa kalau (dianggap) pengguna narkoba. Kami sudah dites oleh Badan Narkotika Nasional di kantor kami sendiri," kata Tamo.
Menurut Tamo beberapa waktu lalu BNN sudah melakukan tes urine untuk seluruh anggota DPRD Kota Manado. Pernyataan Tamo yang diucapkan dengan nada tinggi itu membuat mahasiswa emosi. Para mahasiswa yang sejak awal hanya duduk-duduk di lantai ruang rapat paripurna langsung merangsek ke meja para anggota DPRD Manado.
Namun sebelum pecah keributan lebih jauh beberapa anggota GMKI senior segera menengahi. Recky Sondakh dan Tommy Sumakul dari GMKI langsung menenangkan para anggota DPRD Manado serta menyuruh para mahasiswa untuk segera mengakhir unjuk rasa.
Wakil Ketua DPRD Kota Manado Richard Sualang berujar semua anggota Dewan telah dites urin pada April 2016. Hasilnya, kata Sualang, semuanya negatif, kecuali yang tertangkap sebagai pengguna narkoba.
Sebelumnya, unjuk rasa GMKI menuntut anggota DPRD Kota Manado berinisial CL dari Partai Demokrat yang positif menggunakan narkoba segera diganti.