BMKG: Waspadai Gelombang Pasang di Wilayah Pesisir  

Reporter

Editor

Grace gandhi

Kamis, 9 Juni 2016 10:12 WIB

Sejumlah pedagang dan pengelola jasa sewa gazebo di Pantai Drini berusaha memperbaiki gazebo yang roboh akibat terjangan gelombang tinggi yang terjadi di Pantai Drini, Gunungkidul, Yogyakarta, 24 Mei 2016. TEMPO/Pius Erlangga

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Andi Eka Sakya mengimbau masyarakat pesisir mewaspadai gelombang pasang yang terjadi beberapa waktu terakhir.

Menurut Andi, fenomena tersebut bakal tetap terjadi hingga 23 Juni 2016. "Pada 15-23 Juni 2016, diperkirakan fenomena yang sama juga terjadi," kata Andi lewat pesan WhatsApp di Jakarta, Kamis, 9 Juni 2016.

Andi mengimbau masyarakat mewaspadai gelombang laut yang bersifat abrasif. Selain itu, untuk sektor pariwisata, demi keamanan turis, restoran, dan hunian, perlu mempertimbangkan garis batas aman saat pasang naik.

"Air laut sifatnya mempercepat korositas. Sebaiknya semua barang dari logam dibersihkan setelah terkena imbas rob," ucap Andi.

Berdasarkan prakiraan gelombang selama sepekan ke depan dalam situs Maritim.bmkg.go.id, gelombang setinggi 2,5-4 meter terjadi di beberapa tempat, seperti perairan Sabang, perairan barat Kepulauan Simeulue, perairan barat Kepulauan Mentawai.

Wilayah lain yang juga terkena dampak gelombang tinggi adalah perairan Bengkulu, Pulau Enggano, perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian selatan, perairan selatan Pulau Jawa, perairan selatan Bali, dan perairan selatan Nusa Tenggara Timur.

Andi menilai gelombang pasang adalah fenomena yang wajar terjadi. Fenomena ini terjadi karena gaya tarik bulan terhadap bumi, sehingga muka air laut naik. "Ini karena siklus bulan mati-bulan purnama sekitar dua mingguan," ujar Andy.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Yunus S. Swarinoto sebelumnya menyatakan gelombang tinggi terjadi akibat pengaruh astronomi terjadinya bumi, bulan, dan matahari yang berada dalam satu garis lurus (spring tide). Ini merupakan siklus bulanan yang normal.

Namun ini menjadi berbahaya karena bersamaan dengan terjadinya anomali positif tinggi muka air laut di wilayah Indonesia setinggi 15-20 sentimeter.

"Kondisi ini memberi dampak yang menimbulkan kerugian materi di beberapa wilayah, seperti pesisir Jakarta, Pekalongan, dan Semarang," tutur Yunus.

ARKHELAUS W.




Berita terkait

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

1 jam lalu

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

Gempa bumi M4,2 mengguncang Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut. BPBD Kabupaten Bandung mengecek informasi kerusakan akibat gempa.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

5 jam lalu

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

BMKG melaporkan gempa berkekuatan M4,2 di Kabupaten Bandung. Ditengarai akibat aktivitas Sesar Garut Selatan. Tidak ada laporan kerusakan.

Baca Selengkapnya

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

8 jam lalu

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

BMKG mengawasi kondisi muka air di sekitar pulau Gunung Ruang secara ketat. Antisipasi jika muncul tsunami akibat luruhan erups.

Baca Selengkapnya

Hari Pertama Mei 2024, BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Saat Siang

11 jam lalu

Hari Pertama Mei 2024, BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Saat Siang

Jakarta diprediksi cenderung berawan hari ini, Rabu, 1 Mei 2024. Sejumlah wilayah berpeluang hujan siang nanti.

Baca Selengkapnya

Gempa Bumi M5,5 Mengguncang Wilayah Maluku Utara, Terasa di Halmahera Barat dan Ternate

17 jam lalu

Gempa Bumi M5,5 Mengguncang Wilayah Maluku Utara, Terasa di Halmahera Barat dan Ternate

BMKG mencatat kejadian gempa bumi dengan kekuatan M5,5 di wilayah Maluku Utara. Pusat gempa di laut, dipicu deformasi batuan Lempeng Laut Maluku.

Baca Selengkapnya

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

1 hari lalu

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

Lokasi sumber gempa lebih dekat dengan daratan sehingga potensi untuk merusak lebih besar

Baca Selengkapnya

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

1 hari lalu

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

Wilayah Garut, Cianjur, Tasikmalaya, Pangandaran dan Sukabumi memiliki sejarah kejadian gempa bumi yang sering terulang sejak tahun 1844.

Baca Selengkapnya

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

1 hari lalu

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

Gempa bumi seperti yang terjadi di Garut, menurut BMKG sering disusul dengan bencana lainnya seperti tanah longsor, pohon tumbang, bahkan tsunami.

Baca Selengkapnya

BMKG Prakirakan Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan Tebal Hingga Hujan Ringan

1 hari lalu

BMKG Prakirakan Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan Tebal Hingga Hujan Ringan

BMKG memprakirakan cuaca Jakarta hari ini, 30 April 2024, berawan tebal hingga hujan ringan.

Baca Selengkapnya

Cuaca Jakarta dan Sekitarnya Sama Cerah Berawan Pagi Ini, Bagaimana Siang dan Malam?

1 hari lalu

Cuaca Jakarta dan Sekitarnya Sama Cerah Berawan Pagi Ini, Bagaimana Siang dan Malam?

Prediksi cuaca dari BMKG menyebut Jabodetabek seluruhnya cerah berawan pada pagi ini, Kamis 30 April 2024.

Baca Selengkapnya