Kementerian Pertahanan Bentuk Intelejen, DPR: UU Ditabrak

Reporter

Selasa, 7 Juni 2016 15:58 WIB

Wakil Ketua Komisi I DPR RI TB Hasanuddin. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi Pertahanan asal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) DPR Tubagus Hasanuddin mengatakan rencana pembentukan intelejen di Kementerian Pertahanan bertentangan dengan Undang Undang yang ada.

"Bukan soal perlu atau tidak, itu orang lapangan yang tahu, tapi kalau mau bikin (badan intel) ubah dulu UU-nya," kata dia di gedung Nusantara II DPR, Senayan, Selasa, 7 Juni 2016.

Ada dua UU yang menurut dia bertabrakan dengan rencana Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu itu. Yang pertama, kata Hasanuddin, adalah Undang Undang nomor 34 tahun 2004 tentang Fungsi TNI sebagai penangkal setiap bentuk ancaman militer dari luar dan dalam negeri.

"Atase pertahanan (Athan) adalah mata dan telinganya TNI. Kalau dipindah ke Kemhan, dasar perhitungan intelejen TNI (dalam perang) nanti dari mana?" kata dia.

Yang kedua, adalah UU nomor 17 tahun 2011 tentang Intelejen Negara, bahwa fungsi intelejen pertahanan hanya diselenggarakan oleh TNI. Athan, saat ini dikelola bersama Badan Intelejen Strategis (Bais) oleh Panglima TNI,

Menurutnya, badan intelijen internal yang ingin dibentuk Kemhan itu mungkin saja sangat dibutuhkan. Namun, DPR keberatan jika pembentukan badan itu tak sesuai UU yang berlaku.

"Kalau itu perlu, ubah dulu UU-nya, bilang 'Ah, UU ini sudah kuno', lalu dibicarakan di DPR. Amankan dulu UU-nya agar tak bertentangan," ujar Hasanuddin menjelaskan.

Ryamizard menyatakan rencana membentuk badan intelejen Kemhan. Menurutnya, tak wajar bila Kemhan sebagai perumus kebijakan pertahanan tak memiliki intelejen sendiri. "Selain intelijen dalam negeri dan hukum, harus ada intelijen pertahanan," kata Ryamizard, Senin kemarin.

Wacana tersebut, kata Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat itu, sudah dibicarakan dengan Presiden Joko Widodo. Dia pun menjanjikan bahwa intelejen internal Kemhan itu tak akan tumpang tindih dengan badan intelejen lain, seperti Badan Intelejen Negara (BIN) dan Bais.

YOHANES PASKALIS

Berita terkait

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

9 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

1 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

2 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

2 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

2 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

3 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

4 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

4 hari lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

7 hari lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

7 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya