(kika) Calon Wagub DKI Jakart Basuki Tjahaja Pernama (Ahok) bersama ketua DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputr. TEMPO/Dasril Roszandi
TEMPO.CO, Jakarta - Koran bergengsi New York Times menulis tentang langkah politik Gubernur DKI Jakarta Basuki Purnama pada edisi 5 Juni 2016. Pada halaman A10, koran tersebut membuat judul Independent Run by Jakarta Governor Upends Indonesia's Party Politics.
Pada Februari 2016, Ahok menyatakan niatnya maju melalui jalur independen dalam Pilkada Jakarta yang akan digelar Februari 2017. Kelompok 'Teman Ahok' telah mengumpulkan ratusan ribu kartu tanda penduduk (KTP) sebagai syarat maju Pilkada lewat jalur independen.
Harian dengan opah nomor dua terbesar di Amerika Serikat itu menjelaskan tujuan Ahok adalah untuk menjauh dari dominasi parpol yang kuat seusai lengsernya diktator Soeharto pada tahun 1998.
Transisi demokrasi di Indonesia memang dikendalikan elit partai yang dikuasai keluarga dinasti politik, para mantan jenderal, atau para pengusaha kaya.
Di level provinsi, politisi di daerah "disandera" kepentingan elit parpol di Jakarta. Meski unggul dalam survei, mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Parpol sering meminta "mahar" untuk pencalonan dan mensyaratkan untuk membiayai kampanye politik.
Pernyataan Ahok itu mengguncang dunia politik di Indonesia. New York Times menyebut Ahok sebagai sosok political outsider atau minoritas karena beragama Kristen dan etnis Cina.
Namun sosok ini fenomenal. Sejak awal menjabat sebagai Gubernur Jakarta pada November 2014, Ahok "menyikat" birokrat yang tidak kompeten dan memberantas korupsi yang merajalela.