BIN Diminta Cari Penyebar Isu Komunis

Reporter

Jumat, 3 Juni 2016 23:00 WIB

Tentara mengamankan pemuda yang mengenakan kaus bergambar Palu Arit di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, 27 Mei 2016. Pemuda mengenakan kaos berlambang Partai Komunis Indonesia saat berbelanja di pasar Ciputat. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat.

TEMPO.CO, Blitar -Wakil Sekretaris DPP PDIP Ahmad Basarah meminta Badan Intelijen Negara (BIN) menyelidiki penyebar munculnya isu komunis akhir-akhir ini. Ini untuk memastikan isu tersebut bukan skenario politik yang dihembuskan pihak tertentu.


Basarah mengatakan saat ini pengurus PDIP meneliti latar belakang munculnya isu komunis secara masif di sejumlah daerah. Menurut dia, secara teoritis negara komunis di dunia telah runtuh. Bahkan Cina yang kerap dituding sebagai negara komunis sudah berubah menjadi sangat kapitalistik. “Komunisme dalam pengertian anti Tuhan sudah tidak relevan lagi dalam perkembangan global,” kata Basarah kepada Tempo di Blitar, Jumat 3 Juni 2016.


Dia menegaskan negara dalam hal ini Badan Intelejen Negara (BIN) harus mengungkap aktor di belakangnya untuk mengetahui akar persoalan sekaligus mengidentifikasi motif. Apakah ini murni komunis atau isu politik untuk kepentungan tertentu.


Dia juga mengkritik sikap TNI yang bereaksi keras terhadap komunisme dan mengabaikan ancaman lain terhadap idiologi Pancasila. Ancaman yang dimaksud adalah khilafah dunia yang mulai dihembuskan kelompok Islam radikal untuk mencoba mengganti falsafah negara. “Kalau kawan-kawan TNI menolak komunisme, ancaman khilafah dunia juga harus diwaspadai.”


Menurut Basarah, khilafah dunia juga tak kalah berbahaya dengan komunisme dalam konteks mengganti idiologi Pancasila. Sebab idiologi ini menafikan keberadaan agama lain yang tumbuh di Indonesia dan memaksakan kehendak untuk mendirikan negara di dalam negara. TNI sebagai kekuatan pertahanan dan keamanan dituntut bersikap tegas menghadapi kekuatan ini sebagaimana bersikap pada komunis.


Advertising
Advertising

Kritikan itu disampaikan Basarah menyikapi Simposium Anti PKI yang digagas sejumlah purnawirawan jenderal sebagai tandingan Simposium 1965 beberapa waktu lalu. Sejak itu konfrontasi antara TNI dan bekas simpatisan PKI mulai memanas disusul gerakan merazia buku kiri sebagai upaya meminimalisir bangkitnya komunis baru.


Pandangan yang sama disampaikan Komandan Bantuan Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama Kabupaten Blitar, Imron Rosadi yang mencurigai adanya upaya membangkitkan kembali isu komunis untuk kepentingan tertentu. Kelompok ini dengan sengaja memprovokasi korban peristiwa 1965 baik di kalangan PKI maupun NU untuk menimbulkan kegaduhan politik. “Ini mengancam rekonsiliasi cultural yang sudah terbangun di daerah seperti Blitar yang menjadi basis PKI,” kata Imron.


Hal senada disampaikan Ketua Gerakan Pemuda Anshor Kabupaten Kediri Munasir Huda yang menganggap kedua belah pihak yakni NU dan PKI sebagai korban kejahatan politik. Karena itu dia menolak segala bentuk adu domba untuk memanaskan situasi.



HARI TRI WASONO

Berita terkait

Polisi Sita Bendera Berlogo Palu Arit di Kafe Garasi 66

29 September 2017

Polisi Sita Bendera Berlogo Palu Arit di Kafe Garasi 66

Meski pemiliknya menyatakan tak bertujuan menyebarkan komunisme dengan memasang bendera berlogo palu arit aparat tetap memintanya mencopot

Baca Selengkapnya

Jokowi: Tunjukkan di Mana Ada PKI, Detik Ini Juga Saya Gebuk!

3 Juni 2017

Jokowi: Tunjukkan di Mana Ada PKI, Detik Ini Juga Saya Gebuk!

Jokowi tidak terima dirinya dikait-kaitkan dengan PKI, apalagi dituding melindungi komunisme.

Baca Selengkapnya

Soal Logo Palu Arit, Fadli Zon Sependapat dengan Rizieq

25 Januari 2017

Soal Logo Palu Arit, Fadli Zon Sependapat dengan Rizieq

Fadli Zon mengaku sependapat dengan Rizieq Syihab soal adanya gambar mirip palu-arit pada logo Bank Indonesia di mata uang Rp 100 ribu.

Baca Selengkapnya

Kenakan Kaus Palu-Arit, Pemuda di Yogya Ditangkap Polisi

26 Desember 2016

Kenakan Kaus Palu-Arit, Pemuda di Yogya Ditangkap Polisi

Pemuda tersebut membeli kaus bergambar palu-arit produksi Bandung itu pada tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Ada Gambar Palu-Arit, Petugas Copot Beberapa Baliho IM3  

3 Oktober 2016

Ada Gambar Palu-Arit, Petugas Copot Beberapa Baliho IM3  

Baliho tersebut tersebar di empat titik di Jakarta Selatan, salah satunya di Jalan Lenteng Agung.

Baca Selengkapnya

Buku Komunis Beredar, Polisi Periksa Ikatan Penerbit  

3 Oktober 2016

Buku Komunis Beredar, Polisi Periksa Ikatan Penerbit  

Polisi tidak ingin buru-buru menetapkan seseorang sebagai tersangka.

Baca Selengkapnya

Datangi Menteri Luhut, Ketua FPI Rizieq Shihab Sampaikan Hal Ini

3 Juni 2016

Datangi Menteri Luhut, Ketua FPI Rizieq Shihab Sampaikan Hal Ini

Rizieq datang seusai memimpin iring-iringan massa menyuarakan anti-PKI.

Baca Selengkapnya

AJI Kecam FPI yang Intimidasi Jurnalis di Simposium Anti-PKI

3 Juni 2016

AJI Kecam FPI yang Intimidasi Jurnalis di Simposium Anti-PKI

AJI Jakarta meminta pelaku pengusiran dan intimidasi atas jurnalis diproses secara hukum karena melanggar UU Pers.

Baca Selengkapnya

Ansor Protes Dicatut Panitia Simposium Anti-PKI  

3 Juni 2016

Ansor Protes Dicatut Panitia Simposium Anti-PKI  

Gerakan Pemuda Ansor menyampaikan protes karena nama dan logo organisasinya ikut dicantumkan.

Baca Selengkapnya

Heboh PKI Bangkit, Cerita Luhut Soal Kuping dan Mata  

3 Juni 2016

Heboh PKI Bangkit, Cerita Luhut Soal Kuping dan Mata  

Luhut tak mempersoalkan jika rekomendasi simposium di Balai Kartini bertentangan dengan rekomendasi simposium pada April.

Baca Selengkapnya