TEMPO.CO, Jakarta - Berbagai organisasi Islam di Indonesia mendeklarasikan Barisan Ganyang Komunis Indonesia (BGKI). "Kami akan menindak tegas penyebaran atribut berbau paham komunisme," kata Koordinator Nasional BGKI Alfian Tanjung saat konferensi pers di Jalan Menteng Raya pada Jumat, 3 Juni 2016.
Alfian mengatakan BGKI dibentuk bersama orang-orang yang berlatar belakang anti-komunisme. Tujuannya untuk menekan pergerakan komunisme di Indonesia dan mendesak pemerintah agar menindak penyebaran paham tersebut. Mereka tak sepakat dengan penyebaran paham komunisme, marxisme, maupun leninisme.
Saat ini, kata dia, sedikitnya telah ada 12 daerah yang siap mendukung gerakan tersebut. Mereka berasal dari berbagai organisasi, dari Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, dan berbagai gerakan Islam lainnya. Mereka berencana menggelar deklarasi serentak di 12 daerah itu.
Sejumlah daerah tersebut di antaranya Pacitan, Jakarta, Malang, Bogor, Sumatera Barat, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Bekasi, Tangerang, Lampung, Depok, dan Sukabumi. Mereka akan mensosialisasikan bahaya ajaran komunisme di daerah-daerah.
"Langkah pertama, kami akan melakukan safari sosialisasi," ujar Alfian. Dia akan menjelaskan proses metamorfosis pembentukan Partai Komunis Indonesia. Dia yakin PKI saat ini telah bangkit dan banyak digawangi anak muda di kampus dan sejumlah organisasi nasional.
Mereka juga mendukung penyelenggaraan simposium anti-PKI di Balai Kartini beberapa waktu lalu. Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dengan tegas menolak rekonsiliasi dengan korban tragedi 1965. Dia juga tidak ingin negara meminta maaf dan menggali kuburan massal korban tragedi tersebut.
AVIT HIDAYAT
Berita terkait
75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan
1 hari lalu
Pameran sekaligus seminar Industri Pertahanan ini dalam rangka peringatan 75 tahun hubungan diplomatik India-Indonesia.
Baca SelengkapnyaMelihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI
6 hari lalu
Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4++ yang dilengkapi dengan teknologi canggih
Baca SelengkapnyaKementerian Pertahanan Isreal Dikabarkan Bersiap Menyerang Rafah
7 hari lalu
Kementerian Pertahanan Israel membeli 40 ribu tenda sebagai bagian dari upaya mengevakuasi pengungsi Gaza di Rafah
Baca SelengkapnyaPrabowo Bertemu Tony Blair, Ini yang Dibahas
13 hari lalu
Prabowo dan Tony Blair mendiskusikan satu kunci pencapaian kemakmuran dan perbaikan kualitas hidup rakyat Indonesia.
Baca SelengkapnyaTemui Menlu Cina, Prabowo Bahas Peningkatan Kerja Sama Pertahanan
14 hari lalu
Prabowo Subianto menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi, di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, pada Kamis, 18 April 2024.
Baca SelengkapnyaPT Dirgantara Indonesia Garap Modernisasi Pesawat C130 Hercules Milik TNI AU
23 hari lalu
Kontrak pengadaan modernisasi pesawat C130 Hercules antara PTDI dan Kementerian Pertahanan terhitung efektif per 2 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaAkhiri Kunjungan, Prabowo Temui Menhan Cina Bahas Kerjasama Pertahanan
29 hari lalu
Kedatangan Prabowo ke negara tirai bambu untuk memperkuat kerja sama antara dua negara.
Baca SelengkapnyaLedakan Gudang Peluru No.6 Milik Kodam Jaya di Ciangsana, Begini Aturan Soal Pemeliharaan Amunisi
29 hari lalu
Ledakan gudang peluru Kodam Jaya di Ciangsana, Bogor mengejutkan publik. Bagaimana aturan soal pemeliharaan amunisi di gudang penimbunan?
Baca SelengkapnyaMayjen TNI Yudi Abrimantyo Kabais TNI yang Baru, ini Profil Anak Buah Menhan Prabowo Subianto
38 hari lalu
Panglima TNI Agus Subiyanto mengangkat Mayjen TNI Yudi Abrimantyo sebagai Kabais TNI yang baru. Ini profil anak buah Prabowo di Kemenkahn.
Baca SelengkapnyaPrabowo Masih Ungkit Nilai 11 dari 100 Kepadanya, Begini Kilas Peristiwanya
39 hari lalu
Anies Baswedan memberikan skor 11 dari 100 untuk kerja Kemenhan di bawah Prabowo saat debat capres lalu. Sampai sekarang masih diungkit Prabowo.
Baca Selengkapnya