Ryamizard Tetap Menolak Penggalian Kuburan Korban 1965  

Reporter

Kamis, 2 Juni 2016 14:55 WIB

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu memberi sambutan di hari kedua Simposium Anti PKI di Balai Kartini, Jakarta, 2 Juni 2016. TEMPO/Yohanes Paskalis

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu tetap menolak rencana pemerintah mencari dan menggali kuburan masal korban tragedi 1965. Rencana ini sudah dicanangkan Presiden Joko Widodo.

"Kami tak bongkar-bongkar kuburan. Ada tulisan 'Beristirahat dengan Tenang', ya sudah, biarkan tenang," kata Ryamizard saat menghadiri Simposium Anti-PKI di Balai Kartini, Jakarta, Kamis, 2 Juni 2016.

Ryamizard mengatakan sekarang seharusnya pembangunan menjadi hal utama diperhatikan, bukan lagi membahas masa lalu yang justru menimbulkan keributan. "Sudahlah, kita membangun ke depan, jangan lihat ke belakang terus. Tidak ada kerjaan," ujarnya.

Untuk menguatkan pernyataannya tersebut, Ryamizard mengungkit lagi kedatangan Presiden Amerika Serikat Barrack Obama ke Jepang, pekan lalu. Dalam kunjungan tersebut, kata Ryamizard, Obama tidak meminta maaf kepada korban serangan bom atom Hiroshima dan Nagasaki pada Perang Dunia II. "Kita lihat contoh, Obama ke sana, dia tak minta maaf. Jernihkan pikiran kita. Kalau kotor terus, tak akan terbangun bangsa ini," ucapnya.

Pernyataan Ryamizard ini bertolak belakang dengan keinginan Presiden Jokowi. Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan menyikapi rencana pemerintah tersebut dengan rencana pembentukan tim pencari kuburan masal, yang terdiri atas pemerintah dan ahli. Sesuai dengan catatan Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan (YPKP) 1965 yang diserahkan kepada pemerintah, ada 122 titik kuburan masal tragedi 1965.

Menurut Luhut, pencarian makam bisa membuktikan jumlah korban perburuan orang-orang PKI pada 1965-1966, yang digembar-gemborkan masyarakat, tidak benar. Dia juga tak mempersoalkan beberapa pensiunan jenderal yang menentang rencana tersebut. "Kalau dia (Menhan) tak mau, artinya dia setuju dengan jumlah 400 korban yang disebut itu. Kalau saya tak setuju, jadi ingin membuktikan," kata Luhut, Jumat, 20 Mei lalu.

YOHANES PASKALIS




Berita terkait

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

20 jam lalu

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

Pameran sekaligus seminar Industri Pertahanan ini dalam rangka peringatan 75 tahun hubungan diplomatik India-Indonesia.

Baca Selengkapnya

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

5 hari lalu

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4++ yang dilengkapi dengan teknologi canggih

Baca Selengkapnya

Kementerian Pertahanan Isreal Dikabarkan Bersiap Menyerang Rafah

6 hari lalu

Kementerian Pertahanan Isreal Dikabarkan Bersiap Menyerang Rafah

Kementerian Pertahanan Israel membeli 40 ribu tenda sebagai bagian dari upaya mengevakuasi pengungsi Gaza di Rafah

Baca Selengkapnya

Prabowo Bertemu Tony Blair, Ini yang Dibahas

12 hari lalu

Prabowo Bertemu Tony Blair, Ini yang Dibahas

Prabowo dan Tony Blair mendiskusikan satu kunci pencapaian kemakmuran dan perbaikan kualitas hidup rakyat Indonesia.

Baca Selengkapnya

Temui Menlu Cina, Prabowo Bahas Peningkatan Kerja Sama Pertahanan

13 hari lalu

Temui Menlu Cina, Prabowo Bahas Peningkatan Kerja Sama Pertahanan

Prabowo Subianto menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi, di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

PT Dirgantara Indonesia Garap Modernisasi Pesawat C130 Hercules Milik TNI AU

23 hari lalu

PT Dirgantara Indonesia Garap Modernisasi Pesawat C130 Hercules Milik TNI AU

Kontrak pengadaan modernisasi pesawat C130 Hercules antara PTDI dan Kementerian Pertahanan terhitung efektif per 2 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Akhiri Kunjungan, Prabowo Temui Menhan Cina Bahas Kerjasama Pertahanan

29 hari lalu

Akhiri Kunjungan, Prabowo Temui Menhan Cina Bahas Kerjasama Pertahanan

Kedatangan Prabowo ke negara tirai bambu untuk memperkuat kerja sama antara dua negara.

Baca Selengkapnya

Ledakan Gudang Peluru No.6 Milik Kodam Jaya di Ciangsana, Begini Aturan Soal Pemeliharaan Amunisi

29 hari lalu

Ledakan Gudang Peluru No.6 Milik Kodam Jaya di Ciangsana, Begini Aturan Soal Pemeliharaan Amunisi

Ledakan gudang peluru Kodam Jaya di Ciangsana, Bogor mengejutkan publik. Bagaimana aturan soal pemeliharaan amunisi di gudang penimbunan?

Baca Selengkapnya

Mayjen TNI Yudi Abrimantyo Kabais TNI yang Baru, ini Profil Anak Buah Menhan Prabowo Subianto

37 hari lalu

Mayjen TNI Yudi Abrimantyo Kabais TNI yang Baru, ini Profil Anak Buah Menhan Prabowo Subianto

Panglima TNI Agus Subiyanto mengangkat Mayjen TNI Yudi Abrimantyo sebagai Kabais TNI yang baru. Ini profil anak buah Prabowo di Kemenkahn.

Baca Selengkapnya

Prabowo Masih Ungkit Nilai 11 dari 100 Kepadanya, Begini Kilas Peristiwanya

39 hari lalu

Prabowo Masih Ungkit Nilai 11 dari 100 Kepadanya, Begini Kilas Peristiwanya

Anies Baswedan memberikan skor 11 dari 100 untuk kerja Kemenhan di bawah Prabowo saat debat capres lalu. Sampai sekarang masih diungkit Prabowo.

Baca Selengkapnya