Riau Jadi Pusat Penelitian Gambut Tropis Dunia

Reporter

Selasa, 31 Mei 2016 18:56 WIB

Operator mengoperasukan beberapa alat berat untuk pembuatan embung penampung air di lahan gambut bekas kebakaran di Desa Rimbo Panjang, Kampar, Riau, 9 Oktober 2015. BNPB melakukan pembangunan embung di lahan gambut yang berisiko kebakaran sebagai penampung air. ANTARA/FB Anggoro

TEMPO.CO, Pekanbaru - Badan Restorasi Gambut (BRG) Indonesia menjadikan Riau sebagai pusat restorasi gambut tropis dunia. Badan restorasi menggandeng Pemerintah Riau beserta 11 universitas dalam negeri dan perguruan tinggi Jepang yakni Universitas Kyoto, Universitas Hokaido, National Institutes of the Humanities (NIHU) dan Research Institute for Humamity and Nature (RIHN).

Kepala BRG Nazir Foead menyebutkan, kerja sama ini dilakukan untuk melindungi gambut Riau yang luasnya mencapai 5,7 juta hektare. Hal itu didorong dengan program budidaya sagu Provinsi Riau sebagai tanaman asli gambut untuk menunjang perekonomian masyarakat.

"Riau akan dijadikan contoh yang bagus restorasi gambut melalui budidaya sagu. Hal ini akan menjadikan Riau sebagai penghasil sagu terbesar di Indonesia," kata Nazir Foead, di Pekanbaru, Selasa, 31 Mei 2016.

Menurut Nazir, keberlanjutan dan keseriusan dalam memelihara, serta melestarikan gambut Riau menjadi dasar kerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi dalam negeri dan Jepang itu. Perguruan tinggi dan pemerintah, ucap Nazir, harus memastikan keterlibatan masyarakat agar riset dapat membawa manfaat secara ekonomi bagi masyarakat. "Bukan hanya memilihkan gambut, tapi memanusiakan manusia sekitarnya," ujarnya.

Para pakar restorasi dari perguruan tinggi diharapkan dapat berbagi informasi dan kajian ilmiah terkait penelitian dan kegiatan restorasi gambut. "Upaya restorasi gambut melalui perbaikan tata kelola lahan gambut, perbaikan ekologi, ekonomi dan sosial memerlukan dukungan riset memdalam," ucap Nazir.

Kehadiran perwakilan Unversitas Hikaido dan Kyoto, menurut Nazir, akan membantu pembangunan penelitian di Meranti dan Bengkalis, sebagai daerah yang cukup mengalami kerusakan gambut cukup parah akibat kebakaran hutan dan lahan.

Nazir lebih lanjut menjelaskan, saat ini Riau menjadi fokus pemulihan gambut di Indonesia. Dari 2 juta hektare target restorasi tahun 2016 ini, seluas 900 ribu hektare dilakukan di Bengkalis dan Meranti. "Mereka bukan hanya fokus untuk penelitian pembahasan kering hutan gambut, tetapi juga upaya menumbuhkan kembali kehidupan ekosistem yang ada," jelasnya.

Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman berharap rencana aksi restorasi gambut ini dapat memulihkan kerusakan lingkungan dan meningkatkan sosial ekonomi masyarakat. Kedepan, kata dia, pemulihan lahan gambut ini akan dibarengi penanaman sagu sehingga produksi komoditas ini dapat meningkat.

Tahun sebelumnya, Riau yang dikenal sebagai penghasil sagu terbesar di Indonesia, mampu memproduksi 246 ribu ton sagu per tahun. "Diharapkan setelah restorasi ini produksi sagu Riau terus meningkat," ujarnya.

RIYAN NOFITRA

Berita terkait

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

7 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

BRIN Kembangkan Metode Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

28 hari lalu

BRIN Kembangkan Metode Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

Peneliti BRIN tengah mengembangkan metode baru daur ulang baterai litium. Diharapkan bisa mengurangi limbah baterai.

Baca Selengkapnya

Mengenal Antropomorfisme, Sifat Manusia yang Memberikan Empati ke Sekitarnya

43 hari lalu

Mengenal Antropomorfisme, Sifat Manusia yang Memberikan Empati ke Sekitarnya

Antropomorfisme memiliki arti pengenalan ciri-ciri manusia hingga empati kepada binatang, tumbuh-tumbuhan, atau benda mati.

Baca Selengkapnya

Alasan Masyarakat Adat Suku Awyu Mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

48 hari lalu

Alasan Masyarakat Adat Suku Awyu Mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Masyarakat adat suku Awyu mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung dalam sengketa izin lingkungan perusahaan sawit PT ASL di Boven Digoel, Papua Selatan.

Baca Selengkapnya

4 Bulan DPO, Mantan Pejabat Pemkab Bangka Tersangka Kasus Perambahan Hutan Ditangkap KLHK

58 hari lalu

4 Bulan DPO, Mantan Pejabat Pemkab Bangka Tersangka Kasus Perambahan Hutan Ditangkap KLHK

Tersangka Barlian merupakan aktor intelektual kasus perusakan dan perambahan hutan di kawasan hutan produksi Sungai Sembulan Bangka.

Baca Selengkapnya

Menteri Lingkungan Hidup Bertemu Dubes Norwegia Bahas Capaian Pengurangan Emisi

13 Februari 2024

Menteri Lingkungan Hidup Bertemu Dubes Norwegia Bahas Capaian Pengurangan Emisi

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya bertemu Duta Besar Norwegia Rut Kruger Giverin membahas capaian emisi.

Baca Selengkapnya

Pertemuan Anies Baswedan - Emil Salim, Mengenang Saat SMA Wawancara Menteri Lingkungan Hidup Itu

31 Januari 2024

Pertemuan Anies Baswedan - Emil Salim, Mengenang Saat SMA Wawancara Menteri Lingkungan Hidup Itu

Saat SMA, Anies Baswedan mewawancarai Emil Salim. Kini, mereka bertemu kembali untuk berdiskusi. Sehari sebelumnya, Ganjar bertemu Emil pula.

Baca Selengkapnya

Anies dan Ganjar Kompak Temui Emil Salim, Ada Apa?

29 Januari 2024

Anies dan Ganjar Kompak Temui Emil Salim, Ada Apa?

Capres Anies dan Capres Ganjar menemui mantan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Emil Salim jelang pencoblosan Pilpres. Ada apa?

Baca Selengkapnya

Temui Emil Salim, Ganjar Diskusi soal Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim

28 Januari 2024

Temui Emil Salim, Ganjar Diskusi soal Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim

Selain persoalan lingkungan, Ganjar mengatakan dirinya juga membahas pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan

Baca Selengkapnya

Tim Kampanye Anies Baswedan Serukan Revisi UU Cipta Kerja

25 Januari 2024

Tim Kampanye Anies Baswedan Serukan Revisi UU Cipta Kerja

Tim kampanye tiga pasangan capres-cawapres bicara tentang perlindungan lingkungan hidup. Timnas Anies Baswedan menilai UU Cipta Kerja harus direvisi.

Baca Selengkapnya