TEMPO.CO, Bima - Sejumlah petani bawang merah di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, meminta perhatian pemerintah menyusul penurunan harga jual bawang. “Saat ini hanya Rp 15 ribu per kilogram,” kata petani bawang merah di Desa Sangiang, Kecamatan Sape, Kabupaten Bima, Anwar Ishaka, kepada Tempo, Selasa, 31 Mei 2016.
Menurut Anwar, sebelumnya harga bawang merah pada tingkat petani mencapai Rp 25 ribu per kilogram. Bahkan pernah naik hingga Rp 30 ribu. “Dua minggu lalu harga bawang masih Rp 25 ribu. Sekarang turun menjadi Rp 15 ribu per kilogram,” ujarnya.
Saat harga bawang Rp 25 ribu per kilogram, Anwar mengaku mendapatkan keuntungan puluhan juta rupiah. Namun, sejak harga bawang merosot menjadi Rp 15 ribu, dia mengalami kerugian cukup besar. Modal yang dikeluarkan untuk pembelian bibit, biaya tanam, perawatan, hingga pemetikan tidak sebanding dengan harga jual.
Petani lain di Dusun Karya, Desa Nisa, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima, Arifudin, meminta pemerintah mengambil langkah untuk memproteksi harga jual di tingkat petani. Pemerintah dinilai tidak memberikan perlindungan. “Kami sudah telanjur menanam bawang merah, maka pemerintah harus bisa menjamin kestabilan harganya,” tuturnya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bima M. Tayeb mengakui penurunan harga bawang terjadi sejak sebulan lalu. Dia tak merinci penyebab anjloknya harga dan antisipasinya. “Masih kami bahas dengan instansi lain."