Ketua umum terpilih Setya Novanto memeluk calon ketua umum Ade Komarudin dirinya mengundurkan diri dari putaran kedua pemungutan suara dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar di Nusa Dua, Bali, 17 Mei 2016. Setya Novanto terpilih menjadi Ketua Umum Partai Golkar dengan 277 suara sedangkan pesaing terberatnya Ade Komarudin mendapatkan 173 suara. Johannes P. Christo
TEMPO.CO, Jakarta - Anggota formatur Partai Golongan Karya, Roem Kono, mengatakan Ade Komarudin tidak masuk susunan kepengurusan Golkar periode 2016-2019. Tapi Ade kemungkinan duduk di jajaran Dewan Pembina Gokar.
Menurut Roem, Ade yang menjabat Ketua Dewan Perwakilan Rakyat harus ditempatkan pada posisi yang terhormat. Ade mendapat tempat yang sama dengan Aburizal Bakrie. "Bukan lagi pekerja, tapi pembuat keputusan, duduk bersama ARB," ucapnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 26 Mei 2016.
Roem berujar, tidak ada lagi perpecahan dalam tubuh Golkar. Loyalis Akom—panggilan Ade—selama Musyawarah Nasional Luar Biasa Golkar di Bali juga akan diberi posisi dalam struktur organisasi Golkar. "Semua masuk. Ada yang di Badan Kehormatan, Dewan Pembina, Dewan Pakar, dan lainnya," ujarnya.
Roem membantah bahwa kepengurusan kali ini tidak mengakomodasi kubu-kubu yang selama ini saling berseberangan terkait dengan terpilihnya Setya Novanto sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar. "Semua unsur masuk, tidak ada lagi (kubu) Akom atau Novanto," tuturnya.
Sebelumnya, beredar dokumen yang berisi susunan kepengurusan Golkar periode 2016-2019. Namun Roem mengatakan itu belum final dan masih dapat berubah.
Dalam dokumen tersebut tidak tertulis nama Ade Komarudin dan beberapa bekas calon ketua umum yang maju dalam Munaslub Golkar. Dokumen itu hanya mencantumkan nama Airlangga Hartarto sebagai Ketua Koordinator Bidang Perekonomian dan Indra Bambang Utoyo sebagai Ketua Bidang PP Wilayah Sumatera II.