Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidato penutupan Rapat Kerja Nasional I PDI Perjuangan di Jakarta, 12 Januari 2016. Dalam pidatonya Megawati sempat menyindir kadernya yang kedapatan mengantuk saat Rakernas berlangsung. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta - Acara penganugerahan gelar doktor kehormatan atau honoris causa untuk mantan Presiden Megawati Soekarnoputri di Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, pada Rabu, 25 Mei 2016, diwarnai berbagai kisah menarik soal kepemimpinan Mega sebagai presiden pada 2001-2004.
Selain menceritakan secara mendetail soal dia merayu Presiden Cina Jiang Zemin ketika menegosiasikan penjualan gas alam Tangguh, Megawati bercerita tentang usahanya mempertahankan kedaulatan Indonesia di perairan yang berbatasan dengan Singapura.
"Saya perintahkan untuk menimbun kembali Pulau Nipah yang hampir tenggelam karena pengerukan pasir oleh Singapura," kata Megawati merujuk pada kebijakannya pada 2004. "Kalau pulau ini hilang, garis batas Singapura bertambah," ucapnya menjelaskan alasan penyelamatan pulau kecil itu menjadi penting.
Untuk menunjukkan keseriusannya menjaga kedaulatan wilayah Indonesia, ujar Megawati, "Ketika kembali ke Tanah Air setelah berkunjung ke Singapura, saya minta dijemput KRI untuk menunjukkan Nipah bagian dari kedaulatan kita."
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengaku terkesan dengan kepemimpinan Megawati. Kalla sempat menjadi Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat pada masa Mega menjadi presiden.
"Naluri politik beliau berjalan di atas logika dan naluri yang benar," tutur Kalla ketika memberi sambutan pada acara itu. "Bangsa ini patut berterima kasih kepada Ibu."
Banyuwangi Terima Penghargaan Tertinggi dari Jokowi
3 hari lalu
Banyuwangi Terima Penghargaan Tertinggi dari Jokowi
Atas pencapaian hasil Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EPPD) 2022, dan mendapatkan nilai terbaik nasional dengan status kinerja tertinggi.