56 Ribu Hektare Sawit di Sumatera Selatan Kritis

Reporter

Selasa, 24 Mei 2016 22:00 WIB

Perkebunan kelapa sawit dan permukiman terlihat dari udara di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo, Riau, 29 April 2015. Hasil penelitian terbaru Walhi menunjukkan lahan gambut seluas 914.067 hektare hilang dalam tiga tahun selama kebijakan moratorium kehutanan di Indonesia. ANTARA/FB Anggoro

TEMPO.CO, Palembang - Sebanyak 56 ribu hektare kebun sawit di Sumatera Selatan telah memasuki masa kritis. Hingga lima tahun ke depan, lahan yang terdapat di empat kabupaten belum diremajakan. Jika dibiarkan, jumlah produksi sawit dan turunannya akan terganggu secara nasional.

Anung Riyanto, Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Dinas Perkebunan Sumatera Selatan, mengatakan peremajaan harus dilakukan, meski membutuhkan biaya yang sangat mahal. ”Dananya bisa berasal dari hibah, pinjaman, dan swadaya petani,” kata Anung, Selasa, 24 Mei 2016.

Menurut dia, kebutuhan peremajaan sawit di setiap kabupaten berbeda-beda. Hal itu tergantung dengan tahun tanam dan juga pola perawatan dan penanaman. Dalam catatannya, Kabupaten Musi Banyu Asin atau Muba diharuskan meremajakan 26 ribu hektare, Ogan Komering Ilir atau OKI (12 ribu hektare), Ogan Komering Ulu atau OKU (6.000 hektare), dan Muara Enim (12 ribu hektare).

Di Kabupaten Muba, dia melanjutkan, diperoleh dana hibah dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) sebesar Rp 115.8 miliar. Sedangkan kekurangan dana peremajaanya, kata Anung, disokong oleh BNI, Bank SumselBabel, serta dana koperasi. Dari peluncuran dan hibah itu, baru empat koperasi unit desa (KUD) di Sungai Lilin yang menyiapkan lahan seluas 4.610 hektare. ”Setiap hektare butuh 25 juta untuk peremajaan,” ujarnya.

Adapun Kepala BPDPKS Bayu Krisna Murti mengatakan pihaknya pada tahun ini menyiapkan dana hingga Rp 13 triliun. Dana tersebut untuk membantu membenahi persawitan secara nasional.

Program dari dana tersebut, antara lain pendanaan pembiayaan inovatif bagi petani kecil untuk peremajaan kelapa sawit seluas 4.610 hektare dan pengembangan model pengelolaan lanskap di Kecamatan Lalan, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Keduanya merupakan salah satu contoh kegiatan tersebut.

Dia menjelaskan, dana hibah diperuntukkan untuk 2.016 keluarga koperasi unit desa. Masing-masing koperasi, yakni KUD Mukti Jaya dengan luasan 2.502 hektare dengan 1.143 keluarga, KPKS Suka Makmur 822 hektare dengan 326 keluarga, KUD Sumber Jaya Lestari 806 hektare dengan 317 keluarga; dan KPKS Tri Bakti Sentosa 480 hektare dengan 230 keluarga. ”Istimewanya petani punya dana sendiri,” ujarnya.

PARLIZA HENDRAWAN

Berita terkait

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

3 hari lalu

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.

Baca Selengkapnya

Pj Bupati Apriyadi Tuntaskan Pengalihan Listrik MEP ke PLN

30 hari lalu

Pj Bupati Apriyadi Tuntaskan Pengalihan Listrik MEP ke PLN

Perjuangan berat pengalihan listrik PT MEP ke PLN di Muba oleh Penjabat Bupati Apriyadi Mahmud bersama jajaran akhirnya berbuah manis.

Baca Selengkapnya

Kurangi Kemiskinan dengan Program Bantu Umak

40 hari lalu

Kurangi Kemiskinan dengan Program Bantu Umak

Angka kemiskinan turun menjadi 0,9 persen dari 4,7 persen. Masyarakat miskin mendapat bantuan Rp650 ribu periode Januari-Februari.

Baca Selengkapnya

Izin Kebun Sengon Ditanami Kelapa Sawit, Bos PT Green Forestry Indonesia Ditangkap di Bandara Depati Amir

40 hari lalu

Izin Kebun Sengon Ditanami Kelapa Sawit, Bos PT Green Forestry Indonesia Ditangkap di Bandara Depati Amir

Kejaksaan menangkap Bos PT Green Forestry Indonesia yang masuk dalam DPO. Salah gunakan izin kebun sengon untuk kelapa sawit.

Baca Selengkapnya

PT Timah Bantah Mitranya Garap Lahan Perusahaan Sawit Malaysia

42 hari lalu

PT Timah Bantah Mitranya Garap Lahan Perusahaan Sawit Malaysia

CV El Hana Mulia dalam melaksanakan aktivitasnya tetap berada di kawasan wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah.

Baca Selengkapnya

Pj Bupati Apriyadi Bikin Gebrakan, Seluruh Desa di Muba akan Dialiri Listrik

48 hari lalu

Pj Bupati Apriyadi Bikin Gebrakan, Seluruh Desa di Muba akan Dialiri Listrik

Ditargetkan 100 persen Desa di Muba bisa mendapatkan aliran listrik dari PLN di tahun 2024

Baca Selengkapnya

4 Perbedaan Minyak Makan Merah dengan Minyak Goreng Biasa

49 hari lalu

4 Perbedaan Minyak Makan Merah dengan Minyak Goreng Biasa

Apa saja perbedaan dari minyak makan merah dengan minyak goreng biasa?

Baca Selengkapnya

Berharap pada Minyak Makan Merah

49 hari lalu

Berharap pada Minyak Makan Merah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan pabrik minyak makan merah. Dianggap bisa menjadi alternatif minyak goreng konvensional, harga lebih murah.

Baca Selengkapnya

Kandungan dan Manfaat Minyak Makan Merah yang Dibanggakan Jokowi

51 hari lalu

Kandungan dan Manfaat Minyak Makan Merah yang Dibanggakan Jokowi

Presiden Jokowi menyebut minyak makan merah lebih murah dari minyak goreng. Apa kandungan dan manfaat minyak makan merah?

Baca Selengkapnya

Soal Minyak Makan Merah, Ini Kata Jokowi sampai Teten

51 hari lalu

Soal Minyak Makan Merah, Ini Kata Jokowi sampai Teten

Presiden Jokowi mengatakan, minyak makan merah akan menjadi tren dalam urusan goreng-menggoreng, Kementerian Koperasi bangun banyak pabriknya.

Baca Selengkapnya