Pemerintah Diminta Waspadai Lonjakan Jumlah Lansia Indonesia  

Reporter

Editor

Mustafa moses

Senin, 23 Mei 2016 15:00 WIB

Ilustrasi warga lanjut usia (Lansia) dan kesehatan jasmani. ANTARA/Aditya Pradana Putra

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah diminta bersiap-siap terhadap lonjakan warga lanjut usia (lansia) beberapa tahun mendatang. Dari data yang dikumpulkan Bank Dunia dalam beberapa dekade terakhir, kawasan negara-negara di Asia Timur dan Pasifik (ATP) telah mengalami transisi demografi—perubahan pertambahan penduduk yang dulu terus naik menjadi stabil—yang drastis.

"Hal ini didorong oleh beberapa hal, dari penurunan angka kesuburan yang drastis, disertai pesatnya angka harapan hidup, telah menyebabkan percepatan dan skala penuaan populasi yang belum pernah terjadi sebelumnya," ujar Phillip O'Keefe, ekonom Bank Dunia, dalam diskusi yang bertajuk Panjang Umur dan Sejahtera di kantor Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Senin, 23 Mei 2016.

Di ATP, termasuk Indonesia, Bank Dunia memprediksi adanya peningkatan sebesar 7-14 persen pada jumlah penduduk di atas 65 tahun ke atas dalam waktu dua hingga tiga dekade ke depan. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan negara-negara yang tergabung dengan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), seperti Inggris, Amerika, dan Prancis.

Sedangkan untuk pertumbuhan lima tahunan penduduk usia 65 tahun ke atas, Asia Timur mencapai rata-rata pertumbuhan mencapai 22 persen. Angka ini merupakan kedua terbesar setelah negara-negara dari Middle East and North Africa (MENA).

"Pada 2060, persentase rata-rata penduduk 65 tahun ke atas di Asia Timur akan mendekati OECD. Dengan negara-negara ATP dan Cina yang mempunyai tingkat pendapatan yang tinggi," kata O'Keefe.

Karena itu, ia menyebutkan pemerintah Indonesia perlu lebih memperhatikan pertumbuhan masyarakatnya, terutama lansia. Karena jika tidak ditangani secara benar, hal ini justru akan menambah beban kemiskinan.

"Kebanyakan yang dilakukan negara-negara lain adalah memperluas sistem pensiun mereka. Jadi, ada dukungan dana untuk para lansia. Juga mengembangkan sistem kesejahteraan bagi lansia, sehingga anak-anak mereka yang ada di usia produktif bisa bekerja dengan bebas," kata dia.

EGI ADYATAMA

Berita terkait

Gibran Bakal Evaluasi KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

12 hari lalu

Gibran Bakal Evaluasi KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Rakabuming Raka menyebut akan mengevaluasi program Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) agar lebih tepat sasaran.

Baca Selengkapnya

BPJS Kesehatan Jadi Syarat Buat SKCK Mulai 1 Maret 2024, Begini Prosedurnya

29 Februari 2024

BPJS Kesehatan Jadi Syarat Buat SKCK Mulai 1 Maret 2024, Begini Prosedurnya

Untuk membuat SKCK, masyarakat kini wajib menjadi peserta program JKN BPJS Kesehatan per 1 Maret 2024. Bagaimana prosedurnya?

Baca Selengkapnya

Quick Count yang Ditunggu Usai Pencoblosan Pemilu 2024, Begini Aturannya

4 Februari 2024

Quick Count yang Ditunggu Usai Pencoblosan Pemilu 2024, Begini Aturannya

Menjelang Pemilu 2024, akan mulai bermunculan lembaga quick count atau hitung cepat perolehan suara paslon. Berikut penjelasan dan mekanismenya

Baca Selengkapnya

Jokowi Giat Bagi-bagi Bansos ke Beberapa Daerah Jelang Pemilu 2024, Begini Kata CSIS

24 Januari 2024

Jokowi Giat Bagi-bagi Bansos ke Beberapa Daerah Jelang Pemilu 2024, Begini Kata CSIS

Jokowi giat bagi-bagi bansos menjelang Pemilu 2024. Ke daerah mana saja dibagikan? Begini kata CSIS, ada kaitannya dengan Pemilu 2024?

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Ada 267 Juta Peserta BPJS Kesehatan: Kalau Sakit Ringan ke Puskesmas Saja

24 Januari 2024

Jokowi Sebut Ada 267 Juta Peserta BPJS Kesehatan: Kalau Sakit Ringan ke Puskesmas Saja

Presiden Jokowi menyebutkan sebanyak 267 juta masyarakat Indonesia memiliki kartu BPJS Kesehatan yang juga melayani pasien dengan penyakit berat.

Baca Selengkapnya

Jokowi Klaim di Indonesia Warga Berobat Tak Dipungut Biaya

23 Januari 2024

Jokowi Klaim di Indonesia Warga Berobat Tak Dipungut Biaya

Presiden Jokowi mengharapkan BPJS kesehatan dan Kartu Indonesia Sehat dapat bermanfaat bagi warga Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ramai-ramai Respons Soal Gibran Sebut Keberhasilan Food Estate Singkong di Kabupaten Gunung Mas

23 Januari 2024

Ramai-ramai Respons Soal Gibran Sebut Keberhasilan Food Estate Singkong di Kabupaten Gunung Mas

Sejumlah pihak menanggapi pernyataan Calon wakil presiden nomor urut dua Gibran Rakabuming Raka yang mengatakan program food estate singkong tak semuanya gagal.

Baca Selengkapnya

Walhi-Greenpeace-CSIS Respons Klaim Gibran soal Food Estate Gunung Mas Berhasil

23 Januari 2024

Walhi-Greenpeace-CSIS Respons Klaim Gibran soal Food Estate Gunung Mas Berhasil

Klaim Gibran soal keberhasilan food estate Gunung Mas menuai respons dari Walhi, Greenpeace, dan CSIS. Begini kata mereka.

Baca Selengkapnya

CSIS Tanggapi Klaim Gibran tentang Keberhasilan Food Estate: Itu Sawah Palsu

22 Januari 2024

CSIS Tanggapi Klaim Gibran tentang Keberhasilan Food Estate: Itu Sawah Palsu

CSIS menilai klaim keberhasilan food estate yang disampaikan Gibran tidak sesuai fakta. Sebab sebagian besar proyek tersebut gagal karena dipaksakan.

Baca Selengkapnya

Gibran Tanya Cara Cegah Greenflation, Peneliti CSIS Beberkan Jurusnya

22 Januari 2024

Gibran Tanya Cara Cegah Greenflation, Peneliti CSIS Beberkan Jurusnya

Peneliti Center for Strategic and International Studies (CSIS) Dandy Rafritandi mengatakan ada sejumlah cara mencegah greenflation.

Baca Selengkapnya