PAN Kirim Dua Nama untuk Pilkada Yogya

Reporter

Minggu, 22 Mei 2016 14:00 WIB

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (kedua kiri), berbincang dengan Ketua Majelis Penasehat Partai Soetrisno Bachir (kiri) dalam Rapimnas II 2016 yang juga dihadiri Ketua Dewan Kehormatan Amien Rais (kedua kanan) dan Sekjen Eddy Suparno (kanan) di Jakarta, 27 Maret 2016. ANTARA/Rosa Panggabean

TEMPO.CO, Yogyakarta - Partai Amanat Nasional (PAN) DIY, akhirnya mengunci bursa kandidat calon Wali Kota Yogyakarta hanya pada dua nama yang diajukan kepada pengurus pusat. Keputusan itu diambil melalui Rapat Kerja Daerah Dewan Perwakilan Wilayah PAN DIY, Minggu, 22 Mei 2015.

Dua nama kandidat itu adalah Wakil Ketua DPRD DIY, yang juga kader PAN, Arief Noor Hartanto alias Inung, serta Ketua Dewan Pimpinan Daerah PAN Kota Yogyakarta, Heru Purwadi. "Hanya dua nama itu yang kami ajukan ke pusat. Siapa yang akan disetujui, sepenuhnya pertimbangan dan kewenangan pusat," ujar Sekretaris DPD PAN Kota Yogyakarta, Rifki Listyanto, kepada Tempo, di sela Rakerda PAN.

Keputusan itu diajukan setelah ada dinamika baik di dalam maupun luar partai. Di antaranya soal elektabilitas masing-masing, kuatnya dukungan internal atau eksternal, serta arah peta koalisi. "Kami terus terang belum tahu mana yang lebih jadi pertimbangan pusat nanti. Keduanya sama kuat dan potensial," ujar Rifki, yang juga Ketua Fraksi PAN DPRD Kota Yogyakarta.

Dukungan dari luar, misalnya, kalangan keluarga Keraton Yogyakarta disebut Rifki bisa menjadi “kartu” penting. "Bagaimanapun, kiblat Yogya tak bisa dilepaskan dari keraton. Dukungan itu bisa berdampak signifikan," ujarnya.

Kerabat keraton yang sudah bersikap itu di antaranya adik tiri Sultan Hamengku Buwono X, Gusti Bendara Pangeran Hario Prabukusumo, yang lugas mendukung Inung. "Karakter Mas Inung seperti saya. Benar katakan benar, tidak katakan tidak," kata Prabu sebelumnya kepada Tempo.

Namun sebagian kader PAN di akar rumput juga menginginkan Heru Purwadi, yang maju dalam pilkada. Alasannya, pengalamannya mengurus internal organisasi diakui sangat matang. Rifki menambahkan, keputusan Inung atau Heru juga sangat ditentukan oleh rembukan tingkat elite PAN dengan partai lain. Ini menyangkut koalisi ke depan karena PAN tak mungkin mengusung kadernya sendiri. "Dinamika arah koalisi itu juga penentu," ujarnya.

Rifki mengatakan, PAN Kota Yogya mau-tak mau harus bisa legawa jika hanya dapat jatah kursi sebagai calon wakil-wali kota. Hal ini merujuk pada ketika PDI Perjuangan sudah menawarkan posisi itu, untuk mendampingi Imam Priyono, calon wali kota. "Kami tahu dirilah (untuk dapat kursi wakil wali kota) karena tak bisa mengusung sendiri," ujarnya.

Saat dimintai konfirmasi terkait dengan dukungan keraton yang kencang kepadanya, Inung hanya tertawa dan belum berkomentar. "Saya masih mengikuti forum (Rakerda PAN), nanti saya kabarkan kembali," ujarnya.

Sedangkan Heru Purwadi, kepada Tempo, sebelumnya mengatakan dalam pilkada Kota Yogya 2017 nanti atmosfernya jelas akan berbeda dengan 2011, di mana PAN harus kalah ketika mengusung pasangan Hanafi Rais-Triharjun Ismadi. "Saat itu kan ada isu keistimewaan yang tak bisa kami bendung," ujarnya.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Fadli Zon: Calon Kepala Daerah dari TNI/Polri Belum Tentu Tegas

6 Januari 2018

Fadli Zon: Calon Kepala Daerah dari TNI/Polri Belum Tentu Tegas

Soal perwira TNI/Polri yang terjun ke dunia politik lewat Pilkada menurut Fadli Zon tak menentukan ia akan tegas dalam memimpin.

Baca Selengkapnya

Jenderal Ikut Pilkada, Ahli Pertahanan: Aturannya Berantakan

6 Januari 2018

Jenderal Ikut Pilkada, Ahli Pertahanan: Aturannya Berantakan

Jika merujuk pada UU Pilkada, anggota TNI, personel Polri, dan pejabat negara lain tidak perlu mundur dari jabatannya saat akan mencalonkan diri.

Baca Selengkapnya

Pengamat: Jenderal Ikut Pilkada karena Kaderisasi Partai Gagal

6 Januari 2018

Pengamat: Jenderal Ikut Pilkada karena Kaderisasi Partai Gagal

Keputusan mengusung calon bukan kader partai dalam pilkada akan menimbulkan konsekuensi. Di antaranya sulit dikontrol dan diawasi partai.

Baca Selengkapnya

Golkar Resmi Usung Bima Arya dan Direktur KPK di Pilkada Bogor 2018

6 Januari 2018

Golkar Resmi Usung Bima Arya dan Direktur KPK di Pilkada Bogor 2018

Wali Kota Bogor Bima Arya mengaku memilih Dedie dengan menilai sisi personal wakil yang digandengnya dalam pilkada Kota Bogor.

Baca Selengkapnya

Empat Pasangan Calon Gubernur-Wakil Gubernur NTB Siap Bertarung

5 Januari 2018

Empat Pasangan Calon Gubernur-Wakil Gubernur NTB Siap Bertarung

Satu wajah baru dan tiga pejabat lama akan bertarung memperebutkan kursi Gubernur NTB pada Pilkada serentak Juni 2018 mendatang.

Baca Selengkapnya

Pilkada, BI Kaltim Prediksi Peredaran Uang Palsu Meningkat

4 Januari 2018

Pilkada, BI Kaltim Prediksi Peredaran Uang Palsu Meningkat

BI Kaltim memprediksi peredaran uang palsu meningkat bersamaan dengan Pikada.

Baca Selengkapnya

Gerindra Punya Syarat Sebelum Calonkan Moreno di Pilkada Jatim

27 Desember 2017

Gerindra Punya Syarat Sebelum Calonkan Moreno di Pilkada Jatim

Banyak pihak meragukan kemampuan politik kader Gerindra yang juga atlet balap Moreno. Namun, Gerindra tidak ragu sedikit pun.

Baca Selengkapnya

Kaleidoskop 2017: Setelah Pilkada Rasa Sara dan Politik Identitas

26 Desember 2017

Kaleidoskop 2017: Setelah Pilkada Rasa Sara dan Politik Identitas

Politik identitas masih membayangi Pilkada 2018, terpilihnya Anies-Sandi mencerminkan adanya polarisasi di masyarakat.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2018 Diprediksi Meningkatkan Daya Beli Masyarakat

17 Desember 2017

Pilkada 2018 Diprediksi Meningkatkan Daya Beli Masyarakat

Kebijakan moneter yang telah dimulai sejak tahun ini dan kebijakan pemerintah untuk 2018 akan mampu menopang penguatan daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya

Ketua PSSI Nyalon di Pilkada Sumatera Utara, Ini Kata Kemenpora

22 November 2017

Ketua PSSI Nyalon di Pilkada Sumatera Utara, Ini Kata Kemenpora

Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi akan maju dalam pemilihan Gubernur Sumatera Utara periode 2018-2023.

Baca Selengkapnya