Petani Batang Ekspor Ubi dan Terung

Reporter

Minggu, 22 Mei 2016 12:23 WIB

Panitia lomba meneteskan kecap pada terong untuk lomba mengambil koin di kampung nelayan Tambaklorok, Semarang, 9 Agustus 2015. Tempo/Budi Purwanto

TEMPO.CO, Batang - Petani Kabupaten Batang, Jawa Tengah, beberapa kali mengekspor ubi jalar dan terung ke Korea. Kini, produksi terung dan ubi akan dikembangkan lebih luas di sejumlah lahan di enam kecamatan wilayah Batang selatan dan pesisir pantai. “Jenis terung Jepang yang kami ekspor, sedangkan ubi jalar varietas ase putih ke Korea,” kata Henry Sasongko, Ketua Badan Usaha Muhammadiyah Cabang Bandar yang selama ini mengelola ekspor produk pertanian di Batang, Minggu, 22 Mei 2016.

Ubi varietas ase putih dikirim delapan kali, masing-masing 32 ton. “Sedangkan terung lima hari sekali, rata-rata 6 kuintal,” ujar Henry.

Menurut Henry, kebutuhan produk pertanian petani Batang banyak dibutuhkan Korea. Sedangkan lahan produksi petani yang dibina belum luas. Untuk memenuhi kebutuhan pasar asing itu, dia dan petani melakukan pembenihan dan perluasan lahan.

Pengekspor saat ini berada di enam kecamatan. Mereka memproduksi secara bergantian dengan sistem jaringan untuk mengumpulkan produk yang dijual secara bersamaan. Sistem itu dinilai lebih menguntungkan. “Harga jual rata-rata setahun lebih mahal. Meski kadang tinggi, harga pasar lokal sering anjlok,” tutur Henry.

Misalnya, harga ekspor ubi jalar Rp 2.700 per kilogram dan terung Rp 2.500 per kilogram, atau lebih mahal dari harga rata-rata pasar lokal Rp 1.500. Harga jual itu lebih menguntungkan karena biaya produksinya rata-rata kurang dari Rp 1.500 per kilogram, tanpa harus membutuhkan bibit yang sudah disiapkan perusahaan pengekspor.

Dengan harga itu, petani Batang berencana meluaskan lahan hingga 50 hektare per bulan dari semula penanaman yang telah diekspor 10 hektare per bulan. “Petani yang bergabung sekarang sudah 90 orang lebih. Awalnya hanya 60 orang,” ucapnya.

Ketua Koperasi Pasar Lelang Agro Jawa Tengah Soendoro menyatakan dukungannya. Namun dia mengingatkan persaingan pasar ekspor di antara negara Asia Tenggara perlu diantisipasi. “Petani asing didukung pemerintah negara pesaing. Sedangkan petani lokal terabaikan sistem,” katanya.

Menurut Soendoro, biaya produksi petani Jawa Tengah kalah dengan negara asing. Dia mencontohkan, bunga bank pinjaman untuk petani asing hanya 0,86 persen. Mereka juga didukung infrastruktur seperti jalan, telepon, dan listrik yang tersedia baik. “Mereka juga dijamin kepastian hukum. Bagi petani pemula baru dibina bebas pajak tiga tahun,” ujarnya. Berbeda dengan petani lokal yang justru dikejar pajak dan terjerat bunga pinjaman bank dan sistem ijon.

EDI FAISOL


Berita terkait

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

10 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

11 hari lalu

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

Delegasi Indonesia dan Tunisia membahas perjanjian perdagangan bilateral di Tangerang. Indonesia banyak mengekspor sawit dan mengimpor kurma.

Baca Selengkapnya

Ekspor Impor Oktober Melemah, Konflik Geopolitik dan Perlambatan Ekonomi Jadi Penyebab

16 November 2023

Ekspor Impor Oktober Melemah, Konflik Geopolitik dan Perlambatan Ekonomi Jadi Penyebab

Fajar Hirawan mengatakan kinerja perdagangan ekspor dan impor yang menurun atau terkontraksi pada Oktober 2023 terjadi akibat fenomena global.

Baca Selengkapnya

Terkini: Konser Coldplay di Jakarta Beberapa Jam Lagi, Hungaria Investasi Rp 4,7 Triliun untuk Proyek Tol Nirsentuh di Indonesia

15 November 2023

Terkini: Konser Coldplay di Jakarta Beberapa Jam Lagi, Hungaria Investasi Rp 4,7 Triliun untuk Proyek Tol Nirsentuh di Indonesia

Coldplay akan menyelenggarakan konser perdananya pada hari ini. Kehebohan warganet menjelang hari H terlihat di media massa sejak beberapa hari lalu.

Baca Selengkapnya

Bea Cukai Bantu Produk Kopi dan Perikanan UMKM Masuki Pasar Internasional

15 November 2023

Bea Cukai Bantu Produk Kopi dan Perikanan UMKM Masuki Pasar Internasional

Dua unit vertikal Bea Cukai, yakni Bea Cukai Jayapura dan Bea Cukai Labuan Bajo bantu pelaku UMKM realisasikan ekspor produk unggulannya.

Baca Selengkapnya

Jokowi Bentuk Satgas Peningkatan Ekspor Nasional, Berikut Isi Tim Pengarahnya

26 September 2023

Jokowi Bentuk Satgas Peningkatan Ekspor Nasional, Berikut Isi Tim Pengarahnya

Jokowi melalui Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2023 membentuk Satuan Tugas Peningkatan Ekspor Nasional.

Baca Selengkapnya

Nilai Ekspor Indonesia 2022 Tumbuh 29,4 Persen, Komoditas Apa yang Berkontribusi?

11 Januari 2023

Nilai Ekspor Indonesia 2022 Tumbuh 29,4 Persen, Komoditas Apa yang Berkontribusi?

Nilai ekspor Indonesia pada 2022 tumbuh 29,4 persen dengan nilai US$ 268 miliar atau sekitar Rp 4.144 triliun. Beberapa komoditas seperti besi baja, bahan bakar fosil, dan minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) berkontribusi dalam peningkatan tersebut.

Baca Selengkapnya

Kinerja Ekspor Mulai Tunjukkan Pelemahan, Sri Mulyani: Kita Harus Waspadai

20 Desember 2022

Kinerja Ekspor Mulai Tunjukkan Pelemahan, Sri Mulyani: Kita Harus Waspadai

Sri Mulyani mengatakan sepanjang Januari sampai November pertumbuhan ekspor Indonesia ada di 28,2 persen.

Baca Selengkapnya

Ekspor RI per September Turun 10,99 Persen, BPS Jelaskan Rinciannya

17 Oktober 2022

Ekspor RI per September Turun 10,99 Persen, BPS Jelaskan Rinciannya

BPS mencatat ekspor Indonesia pada September 2022 sebesar US$ 24,8 miliar.

Baca Selengkapnya

Bulan Mei Ekspor Pertanian Tumbuh 20,32 Persen

15 Juni 2022

Bulan Mei Ekspor Pertanian Tumbuh 20,32 Persen

Secara akumulatif Januari hingga Mei 2022, ekspor pertanian juga mengalami peningkatan.

Baca Selengkapnya